• DailySocial TV
  • Selasa Startup
  • Privacy & Policy
  • Term of Services

Logo Biznet

Copyright©2020. PT Digital Startup Nusantara

Artificial Intelligence

Funding News

Founders Tips

New Economy

Tips & Trick

ENTERTAINMENT

  • Terms of Services
  • Evermos IPO
  • Q1 2024 Funding
  • Telkomsel Ventures

Problem Solving: Pengertian, Proses, dan Metodenya

Problem solving adalah proses penyelesaian suatu masalah.

Tiffany Revita - 24 February 2023

Copy link Link copied!

Problem Solving pada Rubik / unsplash

Problem solving merupakan salah satu skill penting yang diperlukan dalam dunia kerja. Pasalnya, problem solving berkaitan erat dengan kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah dan menemukan solusi terbaik sebagai bentuk penyelesaiannya.

Namun, problem solving tidak hanya berguna untuk diterapkan dalam hal pekerjaan saja, tetapi juga dapat digunakan untuk memecahkan suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari. Lantas, bagaimana prosesnya dan seperti apa metode yang digunakannya?

Simak penjelasan selengkapnya dalam artikel ini!

Apa Itu Problem Solving ?

Pada dasarnya, problem solving adalah sebuah cara untuk menemukan solusi dari sebuah masalah. Menurut Oemar Hamalik, problem solving merupakan suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah.

Kemampuan ini berkaitan dengan berbagai hal, seperti kemampuan mendengar, menganalisa, meneliti, kreativitas, komunikasi, kerja tim, hingga pengambilan keputusan. Tujuannya, agar sebuah masalah dapat dipecahkan secara efektif berdasarkan data serta informasi yang akurat.

Proses Problem Solving

Dalam prosesnya, ada empat tahapan dasar problem solving , yakni:

1. Mengidentifikasi Masalah

Langkah pertama dalam proses problem solving adalah mendefinisikan sebuah masalah berdasarkan gejala yang ada. Pasalnya, sebuah masalah biasanya dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Faktor-faktor tersebut harus diuraikan terlebih dahulu dengan cara identifikasi agar penyelesainnya dapat dilakukan dengan baik.

2. Menemukan Solusi Terbaik

Problem solving bertujuan untuk menemukan solusi terbaik atas sebuah masalah. Untuk mendapatkan hal tersebut, diperlukan pemahaman yang mendalam mengenai masalah tersebut agar dapat terselesaikan secara efektif.

3. Melakukan Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap paling akhir dalam proses problem solving . Dalam tahap ini, solusi yang sudah diputuskan sebelumnya dapat diterapkan. Namun, hal tersebut tidak hanya sampai di situ saja, karena solusi tersebut juga harus ditindaklanjuti agar dapat menyelesaikan masalah secara menyeluruh.

Metode Problem Solving

1. brainstorming.

Brainstorming merupakan metode problem solving yang paling banyak digunakan oleh orang-orang. Pasalnya, metode ini efektif untuk digunakan sebagai pemecahan masalah melalui solusi kreatif.

Prosesnya adalah setiap orang harus menyampaikan ide-ide maupun pendapat yang kemudian dapat diolah menjadi satu solusi utama.

2. 6 Thinking Hats

Dalam metode ini, setiap orang akan mencoba memberikan penyelesaian terhadap suatu masalah dari beragam perspektif. Caranya adalah dengan mengelompokkan ide-ide yang ada ke dalam daftar pro-cons. Dengan begitu, kamu bisa melihat ide mana yang memiliki kelebihan yang paling banyak.

3. The 5 Whys

Metode ini dilakukan dengan cara meng-highlight masalah yang ingin dipecahkan. Kemudian, cari tahu jawaban mengenai “mengapa” masalah tersebut bisa terjadi sebanyak lima kali hingga kamu mendapatkan jawaban yang objektif tentang pertanyaanmu.

4. Lightning Decision Jam

Metode ini memungkinkanmu untuk menulis berbagai hal, mulai dari tantangan, kekhawatiran, hingga kesalahan dalam sebuah catatan kecil. Dengan hal tersebut, kamu bisa memilih masalah mana yang ingin diselesaikan terlebih dahulu dengan melihatnya dari sudut pandang baru. Dengan begitu, penyelesaian masalah dapat dilakukan secara tertatur.

5. Failure Mode and Effect Analysis

Terakhir, metode ini digunakan untuk menganalisis setiap elemen dari strategi bisnis serta kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi. Dengan begitu, kamu bisa menemukan solusi dari masalahmu serta langkah preventif untuk mencegahnya secara lebih mudah.

Nah, itulah penjelasan mengenai problem solving . Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa problem solving merupakan kemampuan pemecahan masalah yang dilakukan dengan proses yang cukup panjang.

RELATED COVERAGE

Menerka Prospek Startup AI di Indonesia

Menyimak Data Fintech Lending 2023, Sinyal Positif Pertumbuhan Industri

Tags: Problem Solving proses problem solving metode problem solving

RECOMMENDED COVERAGE

28 November 2023

24 November 2023

1 June 2023

Review Order

Payment Details

Subscribe Monthly

Total Payment

By clicking the payment method button, you are read and agree to the terms and conditions of Dailysocial.id

 alt=

Check the box to Create your Account

Login to your account

Forgot Password?

To reset your password, please input email of your DailySocial.id account.

Reset Password

Reset link sent!

Thanks! You’ve been emailed a password reset link.

Create your account

Create Account

Check your email to verify!

If you didn’t receive an email in your inbox, check your spam folder.

We've emailed you a temporary password.

Stay connected with us and get full features in our platform. Community and Information can be fully open.

No, thank you.

Problem Solving: Arti, Manfaat, Proses, dan Contohnya di Dunia Kerja

Setiap orang pastinya tidak ingin mengalami masalah, termasuk di dunia kerja. Namun, masalah terkadang diperlukan untuk pengembangan diri. Karena itu, kamu harus tahu seluk-beluk bagaimana cara menyelesaikan masalah dengan tepat atau disebut dengan problem solving.

Bisa dibilang,  problem solving skill  adalah salah satu kemampuan   terpenting yang wajib dimiliki oleh setiap karyawan, apapun posisi dan bidang mereka. Temuan dari  National Association of College and Employers (NACE)  pun memperkuat kebutuhan tersebut. Sebab, lebih dari 60% perusahaan mengutamakan kandidat yang memiliki kemampuan  creative problem solving . 

Lantas, apa itu  problem solving dan apa saja manfaat spesifik yang bisa kamu dapatkan dengan menguasainya? Yuk ,  kita pelajari di sini, lengkap dengan cara meningkatkan kemampuan tersebut!

Apa Itu Problem Solving?

Tujuan dan manfaat problem solving, proses problem solving, metode-metode problem solving, tips mengasah kemampuan problem solving, contoh problem solving di dunia kerja.

  • Pertanyaan Seputar Problem Solving ⁠

Pada dasarnya,  problem solving  artinya kemampuan untuk mencari solusi terbaik dari sebuah hambatan atau masalah yang sedang dihadapi.  Problem solving  adalah proses yang memerlukan sejumlah  soft   skill . 

Sesuai dengan pengertian  problem solving , kemampuan tersebut mencakup bagaimana kamu bisa mengidentifikasi permasalahan, menganalisis informasi yang terkait, berpikir kreatif, dan pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan berbagai faktor.  ⁠

Mengingat tujuan  problem solving  adalah untuk mengatasi hambatan dalam hidup, termasuk dunia kerja, menguasai kemampuan ini tentunya akan sangat menguntungkan kamu. 

Manfaat  problem solving  yang pertama adalah kamu bisa mengasah kreativitas serta kepercayaan dirimu. Saat kamu berhasil menyelesaikan masalah yang membuatmu gelisah, kamu akan berpikir bahwa kamu punya kemampuan yang memadai untuk mengatasi rintangan berat lainnya.

Selain itu, ketika kamu harus mengatasi sebuah hambatan, tentunya kamu akan dituntut untuk memutar otak. Inilah yang membuatmu bisa berpikir secara out of the box dan menemukan solusi unik.

Tapi, manfaat dari  creative problem solving tidak hanya akan terasa untuk dirimu sendiri, lho! Justru, karena kamu harus mengambil keputusan yang mempertimbangkan kesejahteraan pihak terkait lainnya, kamu bisa mengasah kemampuan komunikasi dan empati. 

Dengan kemampuan  problem solving , kamu pun juga dapat menjaga hubungan harmonis dengan orang lain. Pada akhirnya, kamu akan merasa lebih puas saat bekerja dan bisa menekan risiko  burnout . Apalagi, mengingat  burnout  bisa menyebabkan banyak masalah kesehatan menurut  WebMD . ⁠

Lalu, bagaimana  problem solving  digunakan untuk membantu memecahkan masalah? Berikut langkah-langkah problem solving yang bisa kamu ikuti:

Memetakan masalah 

Logikanya, kamu tidak bisa memecahkan masalah kalau kamu sendiri tidak tahu apa yang menghambatmu. Maka dari itu, identifikasi masalah menjadi bagian paling penting sekaligus mendasar dalam langkah-langkah  problem solving . 

Di sini, kamu perlu mengetahui apa saja yang ingin kamu atasi secara detail. Misalnya, mungkin kamu ingin bisa datang ke kantor lebih pagi agar tidak terlambat. 

Mengidentifikasi akar penyebab masalah 

Kalau kamu sudah memahami masalah apa saja yang ingin diselesaikan, sekarang kamu perlu mengetahui penyebabnya. Tapi, terkadang sebuah masalah bisa saja terjadi karena lebih dari satu faktor.

Nah, supaya lebih efektif, kamu perlu mengetahui akar terdalam yang memengaruhi semua faktor tersebut.

Misalnya,contoh  problem solving  dalam kehidupan sehari-hari, kamu mengetahui bahwa penyebab utama kamu sering terlambat ke kantor adalah karena terlambat bangun dan terjebak kemacetan di jalan.    

Menetapkan urutan prioritas permasalahan 

Setelah mengetahui apa saja penyebab utama dari masalah yang kamu hadapi, sekarang saatnya kamu membuat daftar prioritas. Daftar prioritas mencakup apa saja aspek yang harus kamu utamakan terlebih dahulu, dan mana yang bisa kamu kesampingkan untuk nanti. 

Masih menggunakan contoh  problem solving  dalam kehidupan sehari-hari agar tiba di kantor tepat waktu, kamu bisa berfokus pada faktor internal dulu.  

Misalnya, karena kamu tidak bisa mengendalikan arus lalu lintas, setidaknya kamu bisa bangun dan berangkat lebih pagi dari biasanya. Nah, agar kamu tidak mengantuk saat bangun lebih pagi, kamu juga harus beristirahat lebih awal. 

Menyusun alternatif solusi 

Terkadang, bisa saja solusi yang kamu pikirkan di awal tidak dapat diterapkan secara efektif karena keadaan tertentu. Jadi, jangan lupa membuat rencana B atau alternatif dari proses pemecahan masalah tersebut. 

Dalam konteks praktik  problem solving  agar tidak terlambat ke kantor, kamu dapat mencari solusi lain seandainya kamu tetap kesulitan bangun jauh lebih pagi dari biasanya. Contohnya, berunding dengan atasan untuk membuat jadwal  kerja  remote   pada hari-hari tertentu atau beralih ke moda transportasi lain. 

Menjalankan solusi dan melakukan evaluasi 

Jika kamu sudah menemukan masalah yang ingin diatasi, penyebabnya, dan berbagai cara untuk mengatasinya, sekarang saatnya untuk menerapkan solusi tersebut. 

Supaya kamu tidak mudah kewalahan, cobalah menerapkan satu solusi pada suatu waktu terlebih dulu, alih-alih semuanya secara bersamaan. Dengan pendekatan problem solving secara bertahap, kamu akan lebih mudah mencari solusi terbaik yang paling efektif dan apa saja yang harus ditingkatkan dari sana. 

Kemudian, terapkan hasil pembelajaran yang kamu dapatkan dari proses evaluasi tersebut dalam keseharianmu agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. ⁠

Ilustrasi metode problem solving.

Dalam dunia profesional, ada banyak teknik problem solving yang bisa kamu gunakan untuk meningkatkan kualitas produk, mencapai target KPI, atau bahkan  meningkatkan hubungan dengan rekan kerja.

Berikut 8 model  problem solving  yang sering dijumpai, yaitu: 

World Cafe 

Cara kerja dari teknik  problem solving  ini sebenarnya tidak berbeda jauh dengan  focus group discussion . Sebab, kamu hanya perlu mengumpulkan setidaknya 12 orang untuk dibagi menjadi 4-5 kelompok kecil per meja. 

Setelah memilih pemimpin diskusi untuk setiap meja, semua orang akan mengetahui pertanyaan apa saja yang perlu dijawab dalam sesi diskusi. 

Kemudian, setiap kelompok akan punya waktu 20 menit untuk berdiskusi sebelum harus pindah ke meja lainnya dan memberi tahu apa yang sudah mereka dapat kepada pemimpin diskusi dari kelompok baru. 

Karena model  problem solving  World Cafe sangat menuntut partisipasi aktif dari setiap anggotanya, metode ini juga bisa menjadi ajang yang baik untuk memperdalam hubungan antar pegawai.

Problem Definition Process 

Selain World Cafe, kamu juga bisa menggunakan Problem Definition Process yang cukup sederhana. Sesuai namanya, metode  problem solving  ini melibatkan kemampuan mengidentifikasi masalah dan menjabarkan proses yang diperlukan untuk mengatasinya. 

Namun, ada satu tambahan yang membuat teknik Problem Definition Process cukup unik. Jadi, setelah memetakan kebutuhan yang ingin dipenuhi, kamu juga perlu menjustifikasi alasan dari keperluan tersebut 

Setelah memetakan urgensi dari masalah yang ditentukan, barulah kamu bisa memahami penyebabnya secara menyeluruh, membuat kalimat singkat dan sederhana yang merangkum esensi masalah tersebut, serta langkah-langkah mengatasinya. 

Six Thinking Hats 

Ingin pendekatan  problem solving  yang lebih menyeluruh dan bisa dilakukan sendirian maupun secara berkelompok? Kamu dapat mencoba teknik Six Thinking Hats yang diciptakan oleh Edward de Bono, seorang dokter, psikolog, dan filsuf dari Malta. 

Sejalan dengan arti namanya, metode  problem solving  ini mengharuskan kamu dan anggotamu menjalani enam peran yang diwakilkan oleh berbagai warna “topi”, yaitu:

  • Topi biru/kondektur: menetapkan agenda dan merangkum diskusi agar tidak melenceng; 
  • Topi hijau/kreatif: mengeksplorasi berbagai ide dari setiap sudut pandang;
  • Topi merah/emosi: mengungkapkan perasaan terdalam tanpa perlu justifikasi logika;
  • Topi kuning/optimis: melihat sisi terang dari masalah yang dibahas dan solusinya;
  • Topi hitam/hakim: mengkritisi setiap solusi untuk meminimalkan risiko. 
  • Topi putih/fakta: mempertimbangkan informasi apa saja yang sudah dimiliki dan apa lagi yang perlu kamu kumpulkan.

Discovery & Action Dialogue (DAD) 

Sama seperti World Cafe, metode DAD sangat menekankan partisipasi aktif anggota kelompok. Sebab, kamu harus menanyakan ketujuh pertanyaan berikut ke setiap partisipan:

  • Bagaimana kamu bisa mengetahui ada masalah A?
  • Bagaimana kamu bisa berkontribusi untuk memecahkan masalah A?
  • Apa yang menghambatmu memecahkan masalah tersebut?
  • Apa kamu kenal seseorang yang bisa memecahkannya dengan konsisten?
  • Apa kamu punya ide?
  • Apa yang harus kamu lakukan untuk mengatasinya? Ada sukarelawan?
  • Ada lagi yang perlu dipertimbangkan? 

Kemudian, di akhir sesi diskusi bersama, orang yang bertindak sebagai notulen akan merangkum wawasan penting dan langkah-langkah konkret yang perlu diambil.

The 5 Whys 

Kalau kamu ingin proses pemecahan masalah yang lebih menitikberatkan pada proses identifikasi akar masalah, The 5 Whys merupakan pilihan yang tepat.  

Alasannya, dengan metode ini, kamu harus membuat lima pertanyaan yang dimulai dengan kata “mengapa” dan berkaitan dengan masalah yang dihadapi. 

Lalu, di setiap poin, kamu akan menggali jawaban dari pertanyaan-pertanyaan sebelumnya. Dengan begitu, kamu bisa menemukan penyebab paling utama dari masalah yang sedang kamu hadapi.

Design Sprint 2.0 

Butuh pendekatan proses penyelesaian masalah yang lebih teknis untuk membuat produk? Design Sprint 2.0 dapat membantumu menemukan solusi nyata dari hambatan yang sedang kamu hadapi. 

Prinsip  problem solving  ini sebenarnya hampir sama dengan Agile yang sering digunakan di perusahaan  startup . Pada dasarnya, kamu akan membuat beberapa kelompok kecil. 

Kemudian, kelompok-kelompok kecil ini akan memetakan masalah yang dihadapi konsumen dan membuat sketsa kerangka dari solusi mereka. Kemudian, dari sketsa tersebut lahirlah prototipe produk fisik. 

Namun, proses Design Sprint 2.0 tidak berhenti sampai di sana saja. Setelah membuat prototipe produk, setiap kelompok masih harus melakukan uji coba mendalam dan meningkatkan kualitas prototipe tersebut dari hasil evaluasi. 

Open Space Technology 

Apakah kamu punya tim berisikan orang-orang yang ahli dan berinisiatif untuk belajar secara mandiri? Kamu bisa melibatkan mereka dengan metode  creative problem solving  seperti Open Space Technology. 

Berbeda dengan metode-metode sebelumnya yang memerlukan arahan spesifik, Open Space Technology justru lebih menekankan kebebasan dan fleksibilitas.  

Sebab, setelah kamu memperkenalkan topik yang ingin dibahas, kamu cukup membiarkan semua orang berdiskusi secara leluasa. Lalu, kamu bisa mendengarkan solusi yang mereka presentasikan sebagai proses penyelesaian masalah.

Lightning Decision Jam

Ilustrasi metode problem solving lightning decision jam.

Bagi kamu yang punya banyak masalah, tapi bingung harus memulai dari mana, ada satu metode untuk membantumu menentukan prioritas, yaitu Lightning Decision Jam. 

Pada metode  problem solving  ini, kamu akan diminta menuliskan semua kekhawatiran, tantangan, dan kesalahan yang pernah dibuat berkaitan topik tertentu di dalam sebuah buku catatan kecil.  

Lalu, kamu dan anggota tim dapat memilih masalah mana yang sekiranya perlu diselesaikan terlebih dahulu. Jika sudah, barulah kamu bisa merancang solusi untuk mengatasinya bersama-sama ataupun sendirian. ⁠

Mengingat  problem solving skill  adalah kemampuan yang sangat diperlukan untuk kehidupan sehari-hari maupun profesional, mungkin kamu sedang mencari cara untuk meningkatkannya. 

Jangan berkecil hati, kamu bisa mencoba tiga tips berikut untuk mengasah kemampuanmu:

Tingkatkan keterampilan teknis 

Pertama dan yang paling penting, kamu perlu mengasah  kemampuan analitik dan deduksi logis untuk bisa menerapkan  problem solving  dengan baik. 

Kalau kamu merasa kedua hal tersebut adalah kelemahan terbesar dalam dirimu, tenang dulu. Kamu bisa mengasahnya dengan rajin membaca buku, memecahkan studi kasus, atau bahkan mengikuti pelatihan  problem solving . 

Temukan peluang-peluang baru 

Salah satu kunci kesuksesan pemecahan masalah adalah kejelian melihat peluang tersembunyi di sekitar. Maka dari itu, kamu harus selalu mencari berbagai kesempatan untuk menjalankan solusimu.

Nah, agar kamu dapat menemukannya dengan lebih mudah, kamu perlu memiliki pikiran yang terbuka dan bisa melihat sebuah isu dari berbagai sudut pandang.  Dengan demikian, kamu akan lebih bersedia  mendobrak zona nyaman  serta mencoba hal-hal baru yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. 

Berfokus pada orang lain 

Sering kali, pengambilan keputusan kita akan berdampak pada nasib orang lain. Oleh sebab itu, saat melakukan  problem solving , pastikan kamu juga mempertimbangkan perasaan, pemikiran, dan situasi mereka. 

Dengan lebih memahami lawan bicara, kamu tidak hanya akan melatih empati untuk menjalin hubungan baik, tapi juga mendapatkan wawasan baru yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah. ⁠

Saat berinteraksi dengan banyak orang di sebuah organisasi, kamu akan berhadapan dengan berbagai tantangan. Supaya kamu lebih siap menghadapinya, berikut berbagai contoh kasus problem solving  dalam organisasi secara nyata: 

Contoh 1: Deadline mepet dan beban kerja banyak 

Salah satu contoh  problem solving yang akan sering kamu jumpai di dunia profesional adalah tugas yang menumpuk dengan tenggat waktu berdekatan. Jika kamu berada dalam situasi ini, jangan panik dulu. 

Pertama, tarik napas agar kamu bisa berpikir dengan jernih. Setelah itu, kamu bisa menggunakan pendekatan pemecahan masalah untuk menentukan daftar prioritas tugas, mulai dari yang paling  urgent  hingga yang bisa dikerjakan nanti. 

Kalau kamu sudah membuat prioritas, sekarang tentukan mana yang sekiranya harus kamu kerjakan sendiri dan mana yang bisa kamu delegasikan kepada rekan kerja. Tapi, pastikan kemampuanmu dan orang yang kamu mintai bantuan sesuai dengan persyaratan teknisnya. 

Contoh 2: Konflik internal dalam tim 

Apa yang harus kamu lakukan ketika hubungan antara anggota tim jauh dari kata harmonis hingga mereka enggan bekerja sama? Langkah pertama untuk  problem solving  dalam organisasi seperti ini adalah dengan mengetahui penyebab dari konflik tersebut. 

Misalnya, mungkin ada perbedaan dalam gaya kerja atau kepribadian orang tertentu yang menyebabkan perselisihan. Tapi, terlepas dari penyebabnya, kamu harus tetap tenang dan mendengarkan sudut pandang dari setiap orang. Hargai pendapat mereka, tunjukkan empati, dan berikan solusi yang menguntungkan kedua belah pihak.

Contoh 3: Rasio turnover tinggi dalam tim

Ilustrasi contoh problem solving untuk menyelesaikan masalah rasio turnover tinggi dalam tim.

 Biaya yang diperlukan untuk mencari karyawan pengganti dan melatih mereka dari awal bisa sangat mahal. Bahkan, menurut estimasi  SHRM , nominal tertingginya bisa mencapai 250.000 dolar AS.

Maka dari itu, kamu perlu segera bertindak saat ada banyak pegawai yang  mengundurkan diri dari tempat kerja  secara bersamaan hingga rasio  turnover  tim kamu meningkat drastis. 

Pertama, ketahui apa saja yang mendorong keputusan tersebut. Terutama, dari segi apakah ada kaitannya dengan kebijakan perusahaan seperti beban kerja, jadwal kerja, dan gaji. 

Kalau kamu sudah memetakan penyebabnya, barulah kamu bisa menyampaikannya kepada petinggi terkait untuk mendiskusikan solusinya bersama-sama agar menguntungkan pegawai. ⁠

Sekarang, kamu sudah memahami esensi dari pengertian  problem solving  dan manfaatnya secara menyeluruh. Intinya, ingatlah bahwa memiliki kemampuan ini akan menguntungkanmu dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari maupun profesional untuk menunjang kesejahteraanmu. 

Untuk mengasah kemampuan tersebut, teruslah berlatih dan belajarlah dari berbagai contoh kasus  problem solving  di kehidupan nyata. Salah satu sumber pembelajaran yang bisa kamu gunakan adalah rubrik  Tips Karier di situs Jobstreet by SEEK. 

Lalu, agar kemampuanmu terus berkembang, jangan lupa terapkan secara nyata di dunia kerja.

Kalau kamu sedang mencari perusahaan yang tepat untuk mengembangkan kariermu, Jobstreet by SEEK menawarkan akses ribuan lowongan pekerjaan yang dapat kamu temukan di website dan aplikasi  smartphone   Android  serta  iOS .  

Setelah mengirimkan lamaran, kamu juga bisa berlatih dengan  alat praktik wawancara supaya lebih siap.  Yuk,  kembangkan dirimu dengan Jobstreet! ⁠

Pertanyaan Seputar Problem Solving

  • Apa yang dimaksud dengan problem solving? ⁠ Problem solving  artinya tindakan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan profesional. ⁠
  • Apa langkah-langkah dalam problem solving? Langkah-langkah problem solving melibatkan identifikasi masalah, penyelidikan akar masalah, pembuatan daftar prioritas pemecahan masalah, analisis informasi, pembuatan solusi, memilih solusi, penerapan solusi, dan evaluasi. ⁠
  • Apa tujuan dari problem solving? ⁠ Tujuan problem solving adalah untuk mengatasi hambatan yang membuatmu kesulitan memenuhi kebutuhan penting atau meraih pencapaian tertentu. ⁠
  • Bagaimana cara meningkatkan kemampuan problem solving? ⁠ Untuk meningkatkan skill problem solving, kamu bisa rutin membaca buku, mempelajari studi kasus, dan mengikuti pelatihan khusus. ⁠
  • Strategi apa yang harus dilakukan dalam problem solving? ⁠ Terlepas dari metode yang digunakan, kamu harus bisa menganalisis informasi, melakukan riset, dan mempertimbangkan pendapat orang lain supaya keputusanmu bersifat objektif serta menguntungkan semua pihak. ⁠
  • Mengapa strategi problem solving di dunia kerja diperlukan? ⁠ Selain meningkatkan peluang mendapatkan pekerjaan, mengetahui strategi problem  ⁠solving yang tepat akan membantumu mencapai target dan menjaga ⁠hubungan baik  ⁠dengan orang lain. ⁠
  • Apa langkah terakhir dalam problem solving? ⁠ Langkah terakhir dalam problem solving adalah menerapkan solusi yang sudah dirancang dan mengevaluasi efektivitasnya.

Telusuri istilah pencarian teratas

Populer di jobstreet, jelajahi topik terkait, berlangganan panduan karir.

Open Menu

Problem Solving: Tahapan, Strategi dan Cara Meningkatkannya

Hallo sahabat tambahpinter! Bagaimana nih keadaannya? Semoga sehat-sehat ya! Karena kita semua masih melakukan sebagian aktivitas dirumah, tentunya tidak heran jika kita mungkin merasa bosan.

Agar readers tambahpinter tidak bosan dirumah, kali ini kita akan membahas mengenai problem solving yang sudah tidak asing lagi di telinga. Karena hidup tidaklah mungkin terhindar dari masalah, untuk itu sangat penting membaca artikel ini ya, readers! Yuk, dibaca!

  • 1 Pengertian Problem Solving
  • 2.1 1. Menemukan dan Membingkai Masalah
  • 2.2 2. Mengembangkan Teknik Pemecahan Masalah
  • 2.3 3. Evaluasi Solusi
  • 2.4 4. Memikirkan dan Mendifinisikan Kembali Masalah dan Solusinya
  • 3.1 Kemampuan Mengingat Masalah
  • 3.2 Kemampuan Memaknai Masalah
  • 3.3 Kemampuan Individu Memahami Informasi Relevan
  • 3.4 Kemampuan Recall Memori Jangka Panjang
  • 3.5 Kemampuan Metakognitif
  • 4.1 Analisis Masalah
  • 4.2 Working Backward (Bekerja Mundur)
  • 4.3 Pemikiran Analogis
  • 5 Metode Problem Solving
  • 6.1 Ketetapan Fungsional
  • 6.2 Representasi Masalah
  • 7 Cara Meningkatkan Kemampuan Problem Solving
  • 8 Pemahaman Akhir

Pengertian Problem Solving

Pengertian problem solving

Menurut Santrock (2018) problem solving adalah menemukan cara yang tepat untuk mencapai tujuan.

Selanjutnya, Robertson (2005) menjelaskan bahwa problem solving adalah menemukan cara untuk menuju suatu tujuan, terkadang tujuan tersebut mudah dilihat atau terkadang tujuan tersebut hanya dikenali saat sudah melihatnya.

Lebih lengkap, Marzano, dkk (1988) mengatakan bahwa problem solving adalah salah satu bagian dari proses berpikir yang berupa kemampuan untuk memecahkan permasalahan.

Berdasarkan ketiga pengertian diatas, maka problem solving adalah menemukan cara yang tepat untuk mencapai suatu tujuan – dimana dalam prosesnya melibatkan kemampuan berpikir.

Baca juga: Tujuan Pendidikan

Tahapan dan Teknik Problem Solving

Bransford dan Stein (1993) menjelaskan bahwa terdapat empat langkah yang akan dilalui individu dalam melakukan   dengan efektif, yaitu :

1. Menemukan dan Membingkai Masalah

Sebelum individu dapat memecahkan masalah, individu harus menyadari bahwa masalah tersebut memang ada. Di masa lalu, sebagian besar latihan problem solving di sekolah melibatkan masalah-masalah yang terdefinisi dengan baik – melibatkan operasi spesifik dan sistematis, sehingga menghasilkan solusi yang terdefinisi dengan baik.

Saat ini, pendidik semakin menyadari bahwa kebutuhan untuk mengajari siswa keterampilan dalam mengidentifikasikan masalah di dunia nyata adalah penting dibandingkan dengan menawarkan masalah yang jelas terdapat solusinya.

Contohnya, seorang siswa memiliki tujuan luas untuk membuat proyek pameran sains. Cabang ilmu sains apa yang paling tepat bagi siswa tersebut untuk dipresentasikan (biologi, fisika, ilmu komputer, psikologi)? Setelah membuat keputusan tersebut, siswa harus lebih mempersempit masalahnya lagi. Misalnya, domain apa saja dalam bidang psikologi yang akan dilakukan eksplorasi (persepsi, memori, pemikiran, atau kepribadian)?

Misalnya, siswa tersebut memiliki domain memori. Maka siswa akan mengajukan pertanyaan : seberapa handal ingatan seseorang mengenai peristiwa traumatis yang mereka alami? Dengan demikian, akan dibutuhkan eksplorasi dan penyempurnaan yang cukup bagi siswa untuk mempersempit masalah agar dapat menghasilkan solusi yang spesifik.

2. Mengembangkan Teknik Pemecahan Masalah

Setelah individu atau siswa menemukan masalah dan mendefinisikannya dengan jelas, maka diperlukan pengembangan tekniknya. Terdapat tiga teknik yang efektif, yaitu : algoritme, heuristik, dan analisis tujuan akhir.

Algoritme adalah teknik yang menjamin adanya solusi untuk suatu masalah. Sementara itu, heuristik adalah aturan praktis yang dapat menyarankan solusi untuk masalah, tetapi tidak dapat memastikan bahwa solusi tersebut pasti berhasil. Terakhir, analisis tujuan akhir adalah teknik heuristik di mana seseorang mengidentifikasikan tujuan akhir dari suatu masalah, menilai situasi yang terjadi, dan mengevaluasi cara apa yang perlu dilakukan untuk mengurangi perbedaan antara kedua kondisi tersebut.

3. Evaluasi Solusi

Tahapan evaluasi problem solving merupakan tahapan ketika kita berpikir bahwa kita telah memecahkan masalah, namun belum mengetahui apakah solusi tersebut efektif hingga melakukan evaluasi.

Misalnya, apa yang akan menjadi kriteria siswa untuk proyek sains secara efektif? Apakah hanya sebatas menyelesaikan proyek sains tersebut? Apakah menerima umpan balik positif mengenai proyek sains? Memenangkan penghargaan? Atau apakah untuk mendapatkan kepuasan diri karena telah menetapkan tujuan, merencanakan tujuan, dan mencapai tujuan tersebut?

4. Memikirkan dan Mendifinisikan Kembali Masalah dan Solusinya

Langkah terakhir yang paling penting dalam tahapan problem solving adalah memikirkan dan mendefinisikan kembali masalah dan solusinya dari waktu ke waktu. Individu yang pandai memecahkan masalah termotivasi untuk meningkatkan kinerja masa lalu mereka dan memberikan kontribusi orisinal.

Dengan demikian, siswa yang menyelesaikan proyek pameran sains dapat melihat kembali proyek tersebut dan memikirkan cara-cara untuk meningkatkan proyek tersebut. Selain itu, siswa juga dapat menggunakan umpan balik dari juri atau orang lain yang menghadiri pameran untuk menyempurnakan proyek untuk presentasi kembali di masa mendatang.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Problem Solving

Faktor Problem Solving

Kemampuan seseorang dalam menyelesaikan masalah umumnya dipengaruhi oleh 5 faktor, yaitu (Ormrod, 2003) :

Kemampuan Mengingat Masalah

Kemampuan mengingat   sangatlah dibutuhkan untuk menghubungkan berbagai macam informasi dalam melakukan problem solving.

Kemampuan Memaknai Masalah

Pemahaman masalah akan lebih mudah jika individu mampu memaknai masalah dengan tepat, sehingga akan membuat pemecahan masalahnya mencari lebih efektif.

Kemampuan Individu Memahami Informasi Relevan

Dalam problem solving, jika individu mampu untuk memahami berbagai macam informasi yang relevan terkait dengan masalah tersebut maka itu berarti kemungkinan individu juga semakin besar untuk menemukan cara alternatif.

Kemampuan Recall Memori Jangka Panjang

Problem solving sangat erat kaitannya dengan pengetahuan yang dimiliki oleh individu. Untuk itu jika dalam prosesnya , individu mampu menggunakan memori jangka panjang maka akan sangat membantu efektivitas penyelesaian masalah.

Kemampuan Metakognitif

Kemampuan metakognitif adalah kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu serta upaya individu dalam memaksimalkan kemampuan tersebut. Individu yang dapat memaksimalkan kemampuan kognitif, maka cenderung memiliki kemampuan   yang lebih baik.

Baca juga: Bagaimana Cara Berpikir Kritis

Strategi Problem Solving

Terdapat strategi umum yang berfungsi untuk membuat proses   menjadi lebih efektif, yaitu (Thagard, 2005) :

Analisis Masalah

Dalam strategi analisis masalah, individu akan diarahkan untuk mengidentifikasi bagian-bagian masalah dan mengerjakan bagian-bagian dari masalah tersebut secara terpisah atau satu-persatu.

Dalam hal ini, strategi analisis masalah akan sangat berguna jika masalah tersebut tidak terstruktur. Misalnya, untuk mengatasi masalah mengenai “Penyusunan Rencana Untuk Meningkatkan Transportasi Sepeda di Kota”. Mengatasinya akan lebih mudah jika dipisahkan bagian-bagian sub-masalahnya.

Individu bisa memulainya dari memasang jalur sepeda di jalan yang ramai, kemudian dilanjutkan dengan mendidik pengendara sepeda dan pengendara sepeda motor untuk berkendara dengan aman, memperbaiki lubang di jalan yang digunakan oleh pengendara sepeda, hingga melakukan revisi peraturan lalu lintas yang mengganggu bersepeda.

Setiap sub-masalah yang sudah dipisahkan terlebih dahulu akan jauh lebih mudah untuk diatasi dibandingkan dengan menghadapi masalahnya sekaligus. Solusi dari setiap sub-masalah akan memberikan solusi secara keseluruhan, meskipun tentu saja tidak setara dengan solusi secara keseluruhan.

Working Backward (Bekerja Mundur)

Working backward merupakan strategi problem solving yang dimulai dari solusi ke masalah yang ingin dipecahkan pada awalnya. Adanya strategi ini akan sangat membantu jika masalahnya terstruktur dengan baik, tetapi juga memiliki elemen yang mengganggu atau menyesatkan saat dipecahkan dengan cara yang normal.

Misalnya, pada hari ke-100 suatu danau tertutup dengan bunga teratai. Jika ada pertanyaan : pada hari keberapa danau tersebut tertutup hanya setengah bagian dari danau? Untuk menyelesaikan masalah tersebut, individu harus bekerja mundur agar mendapatkan informasi tambahan, misalnya ukuran setiap bunga teratai yang ada di danau.

Pemikiran Analogis

Menurut Bassok (2003) pemikiran analogis adalah strategi problem solving yang menggunakan pengetahuan atau pengalaman dengan fitur atau struktur serupa untuk membantu problem solving terhadap masalah yang sedang dihadapi. Misalnya, dalam “Penyusunan Rencana Untuk Meningkatkan Transportasi Sepeda di Kota” dapat mengambil analogi mobil dengan sepeda dalam memikirkan solusinya, karena memperbaiki kondisi kedua transportasi tersebut memerlukan tindakan yang sama.

Selain itu, pemikiran analogis ini dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang lebih sederhana dan lebih mendasar. Misalnya, seorang siswa kelas satu dapat menguraikan sebagian kata-kata tercetak yang tidak dikenal dengan menggunakan analogi kata-kata yang sudah dipelajarinya.

Kasus lainnya adalah : jika anak belum dapat membaca kata-kata dilayar, misalnya dia dapat mencatat bahwa bagian dari kata ini terlihat mirip dengan kata-kata yang mungkin sudah dia ketahui, sehingga dari pengamatan tersebut anak mendapatkan petunjuk mengenai cara untuk membaca kata tersebut. Dalam proses ini, guru dapat membantu dengan menyarankan analogi yang masuk akal dan bermanfaat sebagai pertimbangan bagi siswa.

Metode Problem Solving

Metode Problem Solving

Menurut Robertson (2005) terdapat tiga metode investigasi dalam problem solving (pemecahan masalah), yaitu :

  • Eksperimen “laboratorium” : adanya variabel yang dikontrol dan berada dibawah kendali peneliti, dan dalam metode ini masalah bersifat harus
  • Analisis protokol secara verbal : dalam metode ini, protokol dianalisis dengan cara berbicara secara lantang sambil memecahkan masalah dan juga akibat yang ditimbulkan oleh masalah tersebut.
  • Model kecerdasan buatan  : metode pemecahan masalah yang dimasukkan ke dalam komputer. Dalam metode ini, terdapat program yang diuji untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan aspek pemikiran manusia.

Hambatan Dalam Problem Solving

German dan Barret (2005) menjelaskan bahwa dalam problem solving terdapat dua hambatan umum, yaitu :

Ketetapan Fungsional

Ketetapan fungsional terkadang juga disebut sebagai rangkaian respons, yaitu kecenderungan seseorang untuk membingkai atau memikirkan setiap masalah dalam satu rangkaian dengan cara yang sama seperti masalah sebelumnya, bahkan ketika masalah selanjutnya tidaklah sesuai dengan masalah yang sebelumnya.

Sebagai contoh, seorang siswa yang mengerjakan t he nine-dot matrix hanya menganggap matriks tersebut sebagai titik penghubung, tetap tidak memperluas garis diluar titik matriks. Seringnya, individu maupun para siswa mencoba satu demi satu solusi, tetapi solusi tersebut dibatasi oleh respons yang ditetapkan untuk ditidak memperluas garis apapun diluar matriks.

Representasi Masalah

Beranjak dari ketetapan fungsional atau biasa disebut dengan rangkaian respons adalah kendala dalam melakukan representasi masalah (cara seseorang memahami dan mengatur informasi yang diberikan dalam suatu masalah). Jika informasi disalahpahami atau digunakan secara tidak tepat, maka kesalahan untuk melakukan problem solving mungkin terjadi.

Misalnya, t he nine-dot matrix yang ditafsirkan sebagai instruksi untuk menggambar empat garis sebagai arti “menggambar empat garis seluruhnya di dalam matriks”, ini berarti masalah tersebut tidak dapat diselesaikan.

Pada contoh lainnya, yaitu contoh bunga teratai yang memenuhi danau. Jumlah bunga teratai di danau berlipat ganda setiap harinya. Setiap teratai mencakup tepat satu kaki persegi. Jika dibutuhkan 100 hari bagi bunga teratai untuk menutupi danau, maka pada hari keberapa bunga teratai menutupi setengah danau?

Jika menurut kamu ukuran bunga teratai mempengaruhi dalam solusi untuk masalah ini, maka kamu belum menggambarkan masalah dengan benar. Informasi mengenai bunga teratai tidaklah relevan dengan solusinya dan hanya berfungsi untuk mengalihkan perhatian dari informasi yang benar-benar penting, yaitu fakta bahwa bunga teratai melipatgandakan cakupannya setiap hari.

Untuk itu, jawaban yang benar adalah : kebetulan danau tersebut setengah tertutup dalam hari ke-99. Bisakah kamu menjelaskan alasannya mengapa?

Cara Meningkatkan Kemampuan Problem Solving

Cara Meningkatkan Skill Problem Solving

Dalam meningkatkan kemampuan problem solving , terdapat dua kategori : kategori umum dan juga kategori khusus.

Pada kategori umum, Evans (1992) menjabarkan bahwa terdapat 5 cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan problem solving individu, yaitu :

  • Individu disarankan menjadi lebih peka untuk mengenali atau menemukan masalah yang ada.
  • Individu mampu mendefinisikan masalah dengan tepat.
  • Individu mampu untuk menggunakan informasi yang terkait dengan masalah.
  • Individu dapat mengenali maupun mempertanyakan asumsi mengenai masalah dengan tujuan memahami masalah dengan tepat, baik secara implisit atau eksplisit.
  • Individu dapat mempertimbangkan adanya alternatif problem solving untuk mendapatkan solusi yang terbaik dari masalah tersebut dengan melakukan perbandingan solusi.
  • Individu dapat menekankan pentingnya implementasi dalam upaya problem solving untuk memastikan bahwa langkah-langkah yang diambil untuk problem solving sudah efektif serta efisien.

Pada kategori khusus, tokoh Eggen dan Kauchak (1997) menjelaskan bahwa terdapat 5 cara yang dapat dilakukan oleh siswa untuk meningkatkan kemampuan problem solving , yaitu :

  • Melakukan interaksi sosial lebih banyak, misalnya melakukan diskusi untuk membahas berbagai masalah – dimana diskusi ini dilakukan diantara siswa.
  • Menyampaikan masalah dengan cara yang bermakna dengan tujuan untuk menemukan cara problem solving yang lebih tepat.
  • Adanya kesempatan bagi siswa untuk menemukan masalah, dengan cara memahami kondisi lingkungan sekitar, sehingga dapat mengetahui penyebab munculnya masalah.
  • Memberikan bantuan untuk siswa yang belum mahir dalam melakukan problem solving , seperti memberikan petunjuk atau contoh bagi siswa tersebut.
  • Mengajarkan strategi   seperti : identifikasi, representasi, strategi, implementasi stragi, dan evaluasi.

Baca juga: Mengenal Pemberdayaan Masyarakat

Pemahaman Akhir

Problem solving adalah kemampuan untuk menemukan cara yang tepat untuk mencapai suatu tujuan. Proses problem solving melibatkan empat langkah utama, yaitu menemukan dan membingkai masalah, mengembangkan teknik pemecahan masalah, evaluasi solusi, dan memikirkan serta mendefinisikan kembali masalah dan solusinya dari waktu ke waktu.

Ada lima faktor yang memengaruhi kemampuan seseorang dalam problem solving, yaitu kemampuan mengingat masalah, kemampuan memaknai masalah, kemampuan memahami informasi relevan, kemampuan recall memori jangka panjang, dan kemampuan metakognitif.

Terdapat beberapa strategi problem solving yang efektif, seperti analisis masalah, working backward (bekerja mundur), dan pemikiran analogis. Selain itu, ada tiga metode investigasi dalam problem solving, yaitu eksperimen “laboratorium,” analisis protokol secara verbal, dan model kecerdasan buatan.

Hambatan dalam problem solving mencakup ketetapan fungsional dan representasi masalah, yang dapat menghalangi individu dalam menemukan solusi yang efektif.

Untuk meningkatkan kemampuan problem solving, individu perlu peka terhadap masalah, mampu mendefinisikan masalah dengan tepat, menggunakan informasi terkait, mempertanyakan asumsi, dan mempertimbangkan alternatif solusi. Interaksi sosial, penyampaian masalah yang bermakna, kesempatan untuk menemukan masalah, bantuan bagi siswa yang belum mahir, dan pengajaran strategi problem solving juga dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan mereka.

Dengan menguasai kemampuan problem solving, individu dapat menghadapi masalah dengan lebih percaya diri dan menemukan solusi yang lebih efektif dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Akhirnya, kita sampai juga diakhir artikel. Dari sekian banyak pembahasan diatas, kira-kira readers paling sering menggunakan teknik problem solving yang mana? Kemudian, menurut readers faktor mana yang paling mempengaruhi kemampuan problem solving seseorang? Dan apakah readers paling tidak melakukan satu cara untuk mengembangkan kemampuan problem solving pada masa pandemi ini?

Bassok, J. (2003). Analogical transfer in problem solving. In Davidson, J. & Sternberg, R. (Eds.). The psychology of problem solving. New York: Cambridge University Press.

Eggen, P & Kauchak, D. 1997. Educational Psychology. Windows on Classroom. Third Edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Evans, R, J. 1992. Creativity in MS/OR: Improving Problem Solving Through Creative Thinking. Interfaces, 22 (2), 87-91.

German, T. & Barrett, H. (2005). Functional fixedness in a technologically sparse culture. Psychological Science, 16 (1), 1–5.

Jonassen, D. H., & Serrano, J. H. (2002). Case-Based Reasoning and Instructional Design: Using Stories to Support Problem Solving. ETR&D Journal, 50(2), 65-77.

Marzano, R.J., et all. (1988). Dimension of Thinking: A Framework for Curriculum and Instruction . Viginia: Association for Supervision and Curriculum Development.

Ormrod, J.E. 2003. Educational Psychology. Developing Learners. 4ed Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Robertson, S. I. (2005). Problem solving. UK : Psychology Press.

Santrock, J. W. (2018). Educational psychology: theory and application to fitness and performance, 6th ed. New York : McGraw-Hill Education.

Thagard, R. (2005). Mind: Introduction to Cognitive Science, 2nd edition. Cambridge, MA : MIT Press.

Artikel Terbaru

Kue Ongol Ongol, Lezatnya Gigitan Tradisi Dalam Setiap Jajanan

Kue Ongol Ongol, Lezatnya Gigitan Tradisi Dalam Setiap Jajanan

Perbedaan Administrasi Bisnis dan Manajemen: Apa yang Benar-benar Membedakannya?

Perbedaan Administrasi Bisnis dan Manajemen: Apa yang Benar-benar Membedakannya?

Gerak Spesifik Permainan Bola Kasti: Menggoyang Leluasa dengan Pukulan Menggelegar!

Gerak Spesifik Permainan Bola Kasti: Menggoyang Leluasa dengan Pukulan Menggelegar!

Avatar photo

Memiliki prinsip bahwa setiap orang mempunyai alasannya masing-masing untuk menghasilkan sebuah keputusan atau berperilaku. Hobi menulis yang ditekuninya dari sejak kecil ternyata membuat Priskila semakin komunikatif dalam menulis beragam topik dan berlanjut hingga sekarang. Disamping itu, Priskila juga menjadikan profesi Human Resource sebagai pekerjaan yang ditekuninya hingga saat ini. View all posts by Priskila

Tulis Komentar Anda Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Ikhtisar produk
  • Semua fitur
  • Integrasi aplikasi

KAPABILITAS

  • project icon Manajemen proyek
  • Tampilan proyek
  • Bidang kustom
  • Pembaruan status
  • goal icon Gol dan pelaporan
  • Dasbor pelaporan
  • workflow icon Alur kerja dan automasi
  • portfolio icon Manajemen sumber daya
  • Beban kerja
  • Pelacakan waktu
  • my-task icon Admin dan keamanan
  • Konsol admin
  • asana-intelligence icon Asana AI

SEMUA PAKET

  • list icon Personal
  • premium icon Starter
  • briefcase icon Advanced
  • Manajemen gol
  • Perencanaan organisasi
  • Manajemen kampanye
  • Produksi kreatif
  • Kalender konten
  • Perencanaan strategis pemasaran
  • Perencanaan sumber daya
  • Penerimaan proyek
  • Peluncuran produk
  • Onboarding pegawai
  • Lihat semua penggunaan arrow-right icon
  • Rencana proyek
  • Gol & tujuan tim
  • Kelangsungan tim
  • Agenda rapat
  • Lihat semua templat arrow-right icon
  • Sumber daya manajemen kerja Temukan praktik terbaik, tonton webinar, dapatkan wawasan
  • Yang baru Pelajari tentang fitur terbaru dan terbaik dari Asana
  • Stori pelanggan Lihat cara organisasi terbaik dunia mendorong inovasi kerja dengan Asana
  • Pusat Bantuan Dapatkan berbagai kiat, trik, dan saran untuk memanfaatkan Asana secara maksimal
  • Asana Academy Daftarkan diri Anda untuk kursus dan webinar interaktif guna mempelajari Asana
  • Developer Pelajari selengkapnya tentang membuat aplikasi di platform Asana
  • Program komunitas Berinteraksi dan belajar dari pelanggan Asana di seluruh dunia
  • Acara Cari tahu tentang acara mendatang di sekitar Anda
  • Mitra Pelajari selengkapnya tentang program mitra kami
  • Dukungan Butuh bantuan? Hubungi tim dukungan Asana
  • Asana untuk badan nirlaba Dapatkan informasi selengkapnya tentang program diskon badan nirlaba kami, lalu daftar.

Bacaan Unggulan

tahapan terakhir dalam proses problem solving & decision making adalah

  • Kepemimpinan |
  • 7 langkah penting dalam proses pengambi ...

7 langkah penting dalam proses pengambilan keputusan

Headshot kontributor Sarah Laoyan

Proses pengambilan keputusan adalah metode mengumpulkan informasi, menilai alternatif, dan menentukan pilihan akhir dengan tujuan mengambil keputusan terbaik. Dalam artikel ini, kami menguraikan proses langkah demi langkah tentang cara mengambil keputusan yang baik serta menjelaskan beragam metodologi pengambilan keputusan.

Kita mengambil keputusan setiap hari. Berangkat kerja naik bus atau memesan taksi? Es krim cokelat atau vanila? Susu murni atau dua persen?

Ada proses dalam membuat keputusan-keputusan kecil itu, dan meskipun ini pilihan sederhana dan mudah, bagaimana akhirnya kita mengambil keputusan yang lebih menantang? 

Di tempat kerja, keputusan tidak semudah seperti memilih jenis susu yang diinginkan untuk latte Anda di pagi hari. Itulah mengapa memahami proses pengambilan keputusan sangatlah penting. 

Apa itu proses pengambilan keputusan?

Proses pengambilan keputusan adalah metode mengumpulkan informasi, menilai alternatif, dan akhirnya, menentukan pilihan akhir. 

7 langkah proses pengambilan keputusan

Langkah 1: identifikasi keputusan yang perlu diambil.

Saat mengidentifikasi keputusan, ajukan beberapa pertanyaan kepada diri Anda: 

Apa masalah yang perlu dipecahkan?

Apa gol yang ingin dicapai dengan menerapkan keputusan ini?

Bagaimana Anda akan mengukur kesuksesan?

Semua pertanyaan ini adalah teknik penetapan gol umum yang akhirnya akan membantu Anda menemukan solusi tepat. Saat sudah ditentukan dengan jelas, Anda akan memiliki lebih banyak informasi untuk menghasilkan keputusan terbaik guna memecahkan masalah.

Langkah 2: Kumpulkan informasi relevan

Mengumpulkan informasi terkait keputusan yang sedang diambil adalah langkah penting untuk mengambil keputusan matang. Apa tim Anda memiliki data historis yang berkaitan dengan masalah ini? Adakah yang pernah mencoba memecahkan masalah ini sebelumnya?

Mencari informasi di luar tim atau perusahaan Anda juga penting. Pengambilan keputusan efektif memerlukan informasi dari banyak sumber berbeda. Temukan sumber daya eksternal, baik dengan melakukan riset pasar, bekerja sama dengan konsultan, atau berbincang dengan kolega di perusahaan lain yang memiliki pengalaman relevan. Mengumpulkan informasi membantu tim menemukan solusi berbeda untuk masalah Anda.

Langkah 3: Cari solusi alternatif

Langkah ini mewajibkan Anda untuk mencari banyak solusi berbeda untuk masalah yang dihadapi. Menemukan lebih dari satu alternatif sangat penting dalam pengambilan keputusan bisnis karena pemangku kepentingan berbeda mungkin memiliki kebutuhan berbeda, tergantung peran mereka. Contohnya, jika perusahaan mencari alat manajemen kerja, tim desain mungkin memiliki kebutuhan yang berbeda dengan tim pengembangan. Memilih hanya satu solusi di awal mungkin bukan tindakan tepat. 

Langkah 4: Pertimbangkan bukti

Inilah saat Anda mengambil semua solusi berbeda yang ditemukan dan menganalisis caranya menangani masalah awal Anda. Tim mulai mengidentifikasi pro dan kontra setiap opsi dan mengeliminasi alternatif dari pilihan-pilihan itu.

Ada beberapa cara umum di mana tim dapat menganalisis dan mempertimbangkan bukti opsi:

Daftar pro dan kontra

Analisis SWOT

Matriks keputusan

Langkah 5: Pilih dari sejumlah alternatif

Langkah selanjutnya adalah mengambil keputusan akhir. Pertimbangkan semua informasi yang telah dikumpulkan dan pengaruh keputusan ini terhadap setiap pemangku kepentingan. 

Terkadang, keputusan yang tepat bukan salah satu dari alternatif, tapi gabungan beberapa alternatif. Pengambilan keputusan efektif melibatkan pemecahan masalah dan berpikir kreatif. Jadi, jangan batasi diri Anda dan tim pada opsi yang jelas.

Salah satu nilai utama di Asana adalah menolak pertukaran palsu. Hanya memilih satu keputusan bisa berarti kehilangan manfaat pada yang lainnya. Jika bisa, coba dan temukan opsi yang lebih baik dari alternatif yang ada.

Langkah 6: Ambil tindakan

Setelah pengambil keputusan akhir memberikan izin, inilah saatnya menerapkan solusi. Gunakan waktu untuk membuat rencana implementasi sehingga tim satu pemikiran untuk langkah selanjutnya. Kemudian, ini saatnya menerapkan rencana Anda dan memantau progres untuk menentukan apakah ini keputusan yang baik. 

Langkah 7: Tinjau keputusan Anda dan pengaruhnya (baik dan buruk)

Setelah mengambil keputusan, Anda dapat memantau metrik kesuksesan yang diuraikan di langkah 1. Ini cara menentukan apakah solusi ini memenuhi kriteria kesuksesan tim.

Berikut beberapa pertanyaan untuk dipertimbangkan saat meninjau keputusan Anda:

Apa keputusan memecahkan masalah yang diidentifikasi tim di langkah 1? 

Apa keputusan ini memengaruhi tim secara positif atau negatif?

Pemangku kepentingan mana yang menikmati manfaat dari keputusan ini? Pemangku kepentingan mana yang terdampak secara negatif?

Jika solusi ini bukan alternatif terbaik, tim Anda dapat memanfaatkan penggunaan bentuk manajemen proyek berulang. Hal ini memungkinkan tim cepat beradaptasi dengan perubahan, serta mengambil keputusan terbaik dengan sumber daya yang dimiliki. 

Jenis model pengambilan keputusan

Meskipun kebanyakan model pengambilan keputusan meliputi tujuh langkah yang sama, berikut beberapa metodologi berbeda untuk membantu Anda mengambil keputusan yang baik.

Model pengambilan keputusan rasional

Ini adalah jenis model pengambilan keputusan paling umum yang akan Anda lihat. Jenis ini bersifat logis dan berurutan. Tujuh langkah yang ditulis di atas adalah contoh model pengambilan keputusan rasional. 

Saat keputusan berdampak besar pada tim dan Anda perlu memaksimalkan hasil, ini adalah jenis proses pengambilan keputusan yang harus digunakan. Jenis ini mengharuskan Anda mempertimbangkan berbagai perspektif tanpa banyak bias agar Anda dapat mengambil keputusan terbaik. 

Model pengambilan keputusan intuitif

Jenis model pengambilan keputusan ini ditentukan oleh informasi atau data, bukan intuisi. Bentuk pengambilan keputusan ini memerlukan pengalaman terdahulu dan pengenalan pola untuk membentuk insting yang kuat.

Jenis pengambilan keputusan ini sering diambil oleh mereka yang memiliki banyak pengalaman mengenai masalah serupa. Mereka telah terbukti berhasil dengan solusi yang ingin diterapkan. 

Model pengambilan keputusan kreatif

Model pengambilan keputusan kreatif mencakup pengumpulan informasi dan wawasan tentang masalah serta menghasilkan ide potensial untuk solusi, serupa dengan model pengambilan keputusan rasional. 

Perbedaannya, alih-alih mencari pro dan kontra setiap alternatif, pengambil keputusan memasuki periode di mana mereka mencoba tidak secara aktif memikirkan tentang solusi sama sekali. Tujuannya, agar pikiran bawah sadar mengambil alih dan menuntun mereka ke keputusan yang tepat, seperti model pengambilan keputusan intuitif. 

Situasi ini sangat cocok digunakan dalam proses berulang agar tim dapat menguji solusi dan beradaptasi saat keadaan berubah.

Lacak keputusan utama dengan alat manajemen kerja

Saat tidak didokumentasikan dengan benar, melacak keputusan utama mungkin menantang. Pelajari selengkapnya mengenai cara alat manajemen kerja seperti Asana membantu tim melacak keputusan utama, berkolaborasi dengan rekan tim, dan tetap mengendalikan progres, semuanya di satu tempat.

Sumber daya terkait

tahapan terakhir dalam proses problem solving & decision making adalah

Kepemimpinan situasional: 4 gaya dan karakteristik

tahapan terakhir dalam proses problem solving & decision making adalah

19 bias implisit yang harus diatasi dan membantu mendukung inklusivitas

tahapan terakhir dalam proses problem solving & decision making adalah

11 gaya kepemimpinan umum (beserta cara menemukan gaya Anda sendiri)

tahapan terakhir dalam proses problem solving & decision making adalah

Data-driven decision making: A step-by-step guide

MAS Software

Apa Itu Problem Solving? Manfaat, Tahapan, dan Cara Meningkatkannya

apa itu Problem Solving

Ketika kamu ingin melamar pekerjaan atau bahkan sudah bekerja di sebuah perusahaan, mungkin kamu akan ditanyakan soal problem solving. Apa itu problem solving ? 

Pasalnya, di dalam sebuah organisasi seperti di perusahaan, bahkan kehidupan individual, problem solving sangat bermanfaat, terlebih untuk sebuah penyelesaian masalah. Jadi sebenarnya apa itu problem solving ?

Apa itu Problem Solving?

Manfaat memiliki kemampuan problem solving, mendefinisikan suatu masalah, mengembangkan solusi alternatif , menentukan solusi terbaik , menerapkan solusi dan mengevaluasi, berani mengubah pola pikir yang umum, melakukan identifikasi masalah yang sedang dihadapi, gunakan metode mind mapping, selalu terbuka dan mencari ide-ide yang kreatif (brainstorming), cobalah untuk mengembangkan kemampuan komunikasi.

Problem solving sendiri merupakan sebuah aktivitas mulai dari mendefinisikan suatu masalah, menentukan penyebab masalah, menentukan prioritas, menyeleksi berbagai pilihan solusi, serta mengimplementasikan solusi tersebut. Intinya sebuah proses kegiatan penyelesaian masalah.  

Karena berproses, jadi problem solving ini memiliki langkah-langkah yang lebih rinci untuk setiap prosesnya. Bahkan, dalam melakukan problem solving, seseorang harus bisa membedakan yang mana gejala dan mana masalah yang sebenarnya. 

Karena, jika sudah menetapkan sebuah masalah, kamu bisa mengumpulkan fakta-faktanya, baru kamu juga akan bisa menemukan akar masalah yang sebenarnya.

Memang cukup sulit, apalagi bagi kamu yang sering pergi dari masalah. Tapi mulai sekarang, cobalah untuk bisa menyelesaikan masalah yang sedang kamu alami. 

Agar lebih mudah dan detail dalam mengetahui masalah itu seperti apa, coba cek deretan pertanyaan untuk diri kamu sendiri berikut ini:

  • Masalah yang sedang dialami benar-benar ada atau hanya dugaan semata?
  • Apakah masalah tersebut bisa berpeluang memberikan keuntungan?
  • Apakah masalah ini penting bagimu dan benar-benar perlu diselesaikan?
  • Apakah masalah tersebut bisa kamu selesaikan sendiri, atau butuh orang lain untuk menyelesaikannya?

Setelah melihat pertanyaan tersebut dan kamu sudah memiliki jawabannya, tanyakan juga pada dirimu, adakah tujuan yang ingin Anda capai, dari permasalahan masalah tersebut? Misalnya, agar kamu tidak dicap buruk oleh bos, hingga agar kamu tidak dipecat dari kerjaan dan lainnya. 

Nah, jika dilihat dari sudut pandang pemilik bisnis, maka tujuan utama kamu dari penyelesaian masalah ini, tentunya harus mendapatkan lebih banyak keuntungan demi bisa mengembangkan bisnis.

Dengan penyelesaian masalah ini atau problem solving , maka kamu tidak akan terombang-ambing dalam masalah yang tak kunjung selesai, bahkan bisa membuat kamu melenceng dari tujuan.

Seperti yang diketahui, bahwa kehidupan ini masalah akan terus ada, sekaya apapun kamu hingga sebahagia apapun kamu. Nah, jika sudah tau apa itu problem solving, maka kamu juga harus tahu manfaat problem solving itu sendiri dan menerapkan di kehidupan sehari-hari. 

Pasalnya, manfaat dari memiliki kemampuan problem solving , sangat penting untuk dimiliki, entah sebagai apapun kamu. Mulai dari sebagai orang tua, guru, pebisnis, pelajar, mahasiswa, karyawan, apalagi sebagai pimpinan di dalam suatu perusahaan. 

Tidak hanya itu, kemampuan ini memang harus dilatih, karena kemampuan pemecahan masalah ini sangat erat hubungannya dengan berbagai keahlian, seperti kemampuan komunikasi, mendengar, meneliti, kreativitas, menganalisa, kerja tim, serta pengambilan keputusan.

Baca Juga : 6 Jenis Struktur Organisasi Perusahaan yang Harus Anda Ketahui

Tahapan dalam Proses Problem Solving  

Tahapan pertama dalam memecahkan suatu masalah adalah dengan mendefinisikannya terlebih dahulu. 

Bagaimana caranya? Yakni dengan menganalisa masalah apa yang sedang terjadi, karena dalam masalah ada banyak hal yang bisa melatarbelakangi, serta yang mempengaruhi sebuah masalah.

Berikutnya adalah mengembangkan solusi alternatif, dengan cara mengetahui sumber masalahnya. Setelah itu, maka kamu bisa lanjut ke tahapan yang selanjutnya, yakni mengembangkan dan memikirkan alternatif solusi yang ada. 

Tidak hanya butuh action, pemikiran kreatif juga diperlukan dalam mengembangkan solusi. Kamu harus memiliki banyak pemikiran dan sudut pandang yang baik dari segala sisi. 

Jika sudah memiliki beberapa pengembangan solusi, selanjutnya bandingkan berbagai alternatif.

Kamu pasti senang, jika kamu sudah mengetahui apa masalah dan akar masalah yang sedang kamu alami, namun akan lebih senang lagi jika kamu juga bisa menemukan solusi terbaiknya. 

Karena, tujuan utama dari problem solving adalah menemukan solusi terbaik, dari permasalahan. Maka dari itu, jika kamu sudah memikirkan alternatif dan membandingkannya, selanjutnya tentukan solusi mana yang menurutmu paling tepat, untuk bisa selesaikan masalah tersebut. 

Pastikan juga, bahwa solusi tersebut atau yang kamu pilih, tidak berpotensi menyebabkan masalah lainnya.

Selanjutnya, adalah tahapan yang terakhir dari proses problem solving , yakni menyusun strategi, mendiskusikannya dengan anggota tim lainnya, serta menerapkan solusi yang telah dipilih bersama.

Tidak hanya fokus dalam pengambilan solusi yang kamu pilih, kamu juga harus tetap mencari hasilnya dan keuntungannya buat kamu bahkan tim. Jangan lupa juga untuk menerima masukan dari berbagai pihak. Setelah itu, kamu dan tim bisa mengevaluasi hasil, dari penyelesaian tersebut.

Cara Meningkatkan Kemampuan Problem Solving

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, bahwa kemampuan problem solving ini, perlu dilatih agar terbiasa ketika kamu menemukan masalah dan bukan menghindar. 

Bahkan, kemampuan problem solving juga bisa ditingkatkan agar kamu bisa lebih siap dan bisa memecahkan masalah dengan cepat dan profesional. 

Maka dari itu, kamu perlu belajar dan latihan untuk meningkatkan kemampuan problem solving, dengan melakukan hal-hal berikut ini, untuk meningkatkan kemampuan problem solving. 

Pertama, dalam menyelesaikan masalah kamu tidak boleh diam saja, karena kamu harus mulai berani untuk mengubah pola pikir umum, yang itu-itu saja. Kamu harus bisa berpikir ari berbagai sudut pandang dan baiknya selalu berpikir positif. 

Seperti, jika kamu bertemu masalah kecil tapi disepelekan. Nah, mulai sekarang kamu harus coba ubah pemikiran tersebut, karena bagaimana jika kamu dihadapkan dengan masalah besar? Di sini kamu dituntut untuk menjadi berani menghadapi berbagai masalah apapun itu dan jadikan sebagai tantangan.

Seperti yang sudah dibahas di atas, bahwa proses problem solving memiliki beberapa tahap. Nah, di salah satu tahapnya juga perlu dilakukan latihan, seperti melakukan identifikasi masalah. 

Dari sering melakukan identifikasi masalah, maka kamu bisa melihat sumber permasalahan lebih mudah. Kamu juga harus sering-sering bertanya kepada diri sendiri untuk menemukan akar masalahnya. 

Akan tetapi, dalam mengidentifikasi masalah sebaiknya kamu tidak menebak-nebak sumbernya. Kamu harus bisa berpikir secara logis, terutama soal sumber masalah dan pencarian solusinya. 

Jika kamu masih kesulitan dalam melakukan problem solving, maka kamu bisa gunakan metode mind mapping, karena metode ini memiliki berbagai macam kelebihan.

Contohnya seperti dapat meningkatkan kemampuan berpikir yang lebih kreatif bahkan metode ini juga bisa membantu merangsang kinerja otak. 

Tidak sebatas mengembangkan, dengan metode ini juga kamu dapat membantu menemukan ide-ide baru. Kamu juga akan lebih fokus ke pikiran yang logis, dalam menerapkan proses problem solving. 

Isi kepalamu, jika dipaksa untuk menyelesaikan masalah pasti akan bercabang. Maka dari itu, pikiran kamu harus selalu terbuka terlebih dalam mencari ide-ide kreatif. 

Kamu bisa mencari ide-ide kreatif, salah satunya dengan cara melakukan brainstorming atau diskusi bersama teman. Semakin banyak kepala, kamu brainstorming akan lebih banyak berjalan. Terlebih, jika kamu telah menemukan ide dari hal-hal yang telah disampaikan oleh anggota tim. 

Maka dari itu, ketika sedang brainstorming, kamu harus mengeluarkan pendapat apapun, agar ucapanmu bisa dijadikan ide bagi kamu sendiri dan tim lain. 

Ucapkan apa saja yang ada di kepalamu, maka ide yang terlintas di kepala bisa didengarkan oleh orang lain. Dengan begitu, kamu akan dimudahkan ketika sedang mengatasi suatu masalah. Karena semakin banyak ide, maka akan ada banyak jalan sebagai solusi permasalahan.

Komunikasi dalam sebuah organisasi sangat penting, bahkan dalam pikiran di dalam diri sendiri. Sehingga, jika kamu sudah memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan mumpuni, maka proses mengidentifikasi masalah, juga akan berjalan dengan lebih mudah. 

Dengan komunikasi yang baik dan lancar, maka kamu bisa menjabarkan semua ide-ide yang ada di kepalamu, yang berguna untuk mengatasi masalah.

Tanpa komunikasi yang baik, belum tentu kamu bisa mengungkapkan masalah di diri sendiri, apalagi masalah yang melibatkan banyak pihak. 

Maka dari itu, jangan meremehkan kemampuan komunikasi, karena hal tersebut memang sangat dibutuhkan, terlebih dalam dunia kerja. 

Jadi apa itu problem solving? Apakah kamu perlu untuk memiliki kemampuan ini? Tentu saja. Terlebih kamu sedang berada di dalam sebuah organisasi seperti di perusahaan, bisnis, bahkan di rumah sekalipun. 

Terlebih jika dalam sebuah bisnis, karena taruhannya adalah keuntungan dan kerugian. Di mana kamu benar-benar harus memikirkan penyelesaian masalah, jika tidak ingin rugi atau bangkrut. 

Misalnya saja, jika kamu punya masalah di pendataan keuangan, barang, stok bahan, dan lainnya, yang setiap periode hasilnya selalu berantakan. 

Belum lagi, pendataan secara manual membuatmu menghabiskan waktu lebih banyak, dan repot, karena cara tersebut sangat konvensional. 

Nah, solusi dari masalah tersebut adalah, kamu bisa gunakan program software akuntansi yang lebih modern, untuk menyelesaikan masalah pendataan yang berantakan dan lama. 

Kamu bisa gunakan software akuntansi modern seperti MASERP , karena software tersebut bisa membantu kamu dalam mendata pemasukan serta pengeluaran keuangan, stok barang, bahan baku, bahkan hingga gaji karyawan. 

Dengan MASERP, kamu tidak perlu repot mendata secara manual lagi, karena MASERP akan bekerja secara otomatis, dan pastinya akan membantu pekerjaan kamu lebih praktis, mudah, dan cepat. 

Baca Juga : Petty Cash Adalah Kas Kecil yang Berguna Bagi Perusahaan

New call-to-action

Decision Making

Management & leadership.

tahapan terakhir dalam proses problem solving & decision making adalah

Mau Belajar

Belajar di RevoU! Dapatkan skill digital paling in-demand langsung dari praktisi terbaik di bidangnya. Kelas online 100% LIVE, 1:1 career coaching, dan akses ke Community Hub dengan 6000+ member selamanya untuk support perkembangan karir kamu!

Table Of Contents

Apa itu decision making.

Pengambilan keputusan atau decision making adalah proses yang melibatkan pemilihan antara berbagai alternatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Pengambilan keputusan atau decision making adalah proses yang melibatkan pemilihan antara berbagai alternatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam konteks manajemen, decision making adalah tentang mengambil tindakan yang selaras dengan tujuan dan sasaran organisasi. Keputusan yang diambil dapat berkisar dari keputusan operasional sehari-hari sampai keputusan strategis yang memiliki dampak jangka panjang.

Efektivitas dalam pengambilan keputusan sangat penting karena bisa memengaruhi kinerja dan kesuksesan perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, kemampuan untuk membuat keputusan yang tepat menjadi skill kunci yang harus dimiliki oleh setiap manager .

Pentingnya Skill Decision Making

Indeed dan Risely menjelaskan beberapa alasan mengapa skill decision making untuk seorang manager :

  • Pengaruh terhadap kinerja organisasi: keputusan yang diambil oleh manager dapat memengaruhi seluruh aspek operasional organisasi, mulai dari alokasi sumber daya, pengembangan produk, hingga strategi marketing . Keputusan yang efektif akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi, sementara keputusan yang buruk dapat mengakibatkan kerugian dan inefisiensi.
  • Pengelolaan sumber daya: manager harus mampu mengalokasikan sumber daya dengan bijak, baik itu sumber daya manusia, keuangan, atau material. Decision making yang tepat dalam pengelolaan sumber daya ini penting untuk memastikan organisasi beroperasi secara efisien.
  • Penyelesaian masalah : manager sering dihadapkan pada tantangan dan masalah ataupun konflik yang harus diatasi. Skill decision making memungkinkan untuk menganalisis situasi, mengevaluasi berbagai solusi, dan memilih pendekatan terbaik untuk menyelesaikan masalah tersebut.
  • Pengambilan keputusan strategis : dalam membuat keputusan strategis, manager harus mempertimbangkan berbagai faktor eksternal dan internal, termasuk perubahan pasar, persaingan, dan tren industri. Keputusan strategis ini memiliki dampak jangka panjang dan sering kali menentukan kesuksesan atau kegagalan organisasi.
  • Pengaruh terhadap moral tim : cara manager membuat keputusan dan berkomunikasi tentang keputusan tersebut dapat memengaruhi moral sekaligus motivasi tim. Keputusan yang adil dan transparan cenderung meningkatkan kepercayaan dan komitmen tim.
  • Pengelolaan risiko : pengambilan keputusan yang baik melibatkan penilaian risiko dan potensi imbal hasil. Manager harus bisa menilai situasi yang berisiko, lalu membuat keputusan yang dapat meminimalkan risiko sambil memaksimalkan peluang.

Tahapan Decision Making 

Berikut tahapan dalam proses decision making yang efektif dirangkum dari berbagai sumber:

  • Mengidentifikasi keputusan yang harus dibuat : langkah pertama adalah mengenali masalah atau peluang untuk perubahan. Penting untuk memahami secara detail masalah yang dihadapi agar tahu persis apa yang harus diputuskan.
  • Mengumpulkan informasi yang relevan: setelah mengidentifikasi keputusan yang harus dibuat, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan informasi yang relevan. Proses ini bisa melibatkan pengumpulan fakta dan data, termasuk angka-angka untuk perbandingan statistik.
  • Membuat daftar opsi : langkah ini melibatkan pengembangan berbagai opsi yang mungkin menguntungkan. Penting untuk mempertimbangkan berbagai alternatif dan berkonsultasi dengan anggota tim untuk mendapatkan saran terkait keputusan.
  • Menimbang bukti : setelah memiliki daftar opsi, saatnya untuk menimbang pro dan kontra dari setiap alternatif. Pertimbangkan dampak keputusan terhadap anggota tim dan stakeholder .
  • Memilih solusi: ini adalah langkah di mana keputusan akhir dibuat. Setelah meninjau informasi dan alternatif serta menimbang bukti, buatlah keputusan yang terbaik.
  • Mengambil tindakan : langkah terakhir yaitu melaksanakan keputusan yang telah dibuat. Perencanaan strategis mungkin memakan waktu, tetapi hal ini penting untuk memastikan keberhasilan keputusan.
  • Merefleksikan keputusan : langkah terakhir berguna untuk menjadi decision maker yang lebih baik di masa mendatang. Lakukan evaluasi atas proses dan hasil keputusan untuk internalisasi pekerjaan.

Contoh Decision Making

Berikut beberapa contoh dari pengambilan keputusan dalam konteks manajerial:

Pengembangan produk baru

Seorang product manager harus memutuskan apakah akan melanjutkan pengembangan produk baru atau tidak. Keputusan ini melibatkan penilaian pasar, analisis SWOT ( Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats ), dan pertimbangan sumber daya yang tersedia.

Berdasarkan data penjualan yang menjanjikan dan feedback positif dari riset pasar, manager memutuskan untuk melanjutkan pengembangan produk baru tersebut.

Rekrutmen karyawan

Manager HR dihadapkan pada keputusan agar memilih kandidat yang tepat untuk posisi data analyst . Proses ini melibatkan peninjauan resume , interview , dan pengumpulan hasil psikotes.

Keputusan akhir dibuat berdasarkan kualifikasi kandidat, kesesuaian budaya perusahaan, dan kebutuhan tim.

Penetapan anggaran

Seorang manager keuangan harus membuat keputusan tentang bagaimana mengalokasikan anggaran secara efektif. Proses ini akan memutuskan antara berinvestasi dalam teknologi baru atau mengalokasikan lebih banyak dana untuk marketing .

Akhirnya, manager membuat keputusan didasarkan pada analisis biaya, manfaat, dan proyeksi ROI ( Return on Investment ) .

FAQ (Frequently Ask Question)

Apa saja jenis-jenis decision making .

Knowledge Hut menjelaskan ada beberapa jenis decision making yang umum ditemukan dalam manajemen:

  • Decision making rutin dan dasar : jenis ini melibatkan keputusan yang lebih sederhana dan sering kali berulang. Keputusan biasanya tidak memerlukan banyak pertimbangan dan dapat diambil berdasarkan prosedur atau kebijakan yang sudah ada.
  • Decision making pribadi dan organisasional : pengambilan keputusan pribadi berkaitan dengan pilihan individu, sementara keputusan organisasional memiliki dampak yang lebih luas dan memengaruhi seluruh entitas. Keputusan organisasional harus selaras dengan tujuan dan sasaran keseluruhan organisasi.
  • Decision making individu dan kelompok : pengambilan keputusan individu terjadi ketika seorang individu membuat keputusan sendiri. Sedangkan pengambilan keputusan kelompok melibatkan masukan dan konsensus dari beberapa orang. Keputusan kelompok sering dianggap lebih efektif karena memanfaatkan berbagai perspektif.
  • Decision making terprogram dan tidak terprogram : keputusan terprogram adalah keputusan rutin yang diambil berdasarkan prosedur atau aturan yang telah ditetapkan. Keputusan tidak terprogram adalah keputusan unik yang diambil untuk menghadapi situasi baru atau tak terduga.
  • Decision making kebijakan dan operasional : keputusan kebijakan dibuat pada tingkat strategis dan berfokus pada isu jangka panjang, seperti arah keseluruhan perusahaan. Keputusan operasional dibuat pada tingkat operasional dan berfokus pada isu jangka pendek, seperti produksi dan penugasan staf.
  • Decision making taktis dan strategis : keputusan taktis berkaitan dengan tujuan jangka pendek atau menengah dalam area tertentu, sementara keputusan strategis mencakup perencanaan jangka panjang dan membentuk arah keseluruhan organisasi.
  • Decision making terencana dan tidak terencana : keputusan terencana dibuat sebagai bagian dari proses atau strategi yang telah ditentukan. Di sisi lain, keputusan tidak terencana muncul secara tak terduga sebagai respons terhadap situasi yang tidak terprediksi.

Kata kunci lainnya

360 degree feedback.

360 degree feedback adalah sistem penilaian kinerja (performance review) di mana karyawan menerima evaluasi rahasia dan anonim dari berbagai pihak yang bekerja di sekitar mereka.

Action Priority Matrix

Action Priority Matrix adalah konsep yang digunakan untuk menentukan prioritas tugas dengan mempertimbangkan dampak dan usaha yang diperlukan.

Mulai karirmu dalam

tahapan terakhir dalam proses problem solving & decision making adalah

8 Langkah Problem Solving (1)

8 Langkah Problem Solving (1)

Berikut adalah 8 Langkah Problem Solving menurut Newman dalam bukunya Problem Solving for Result .

Langkah Problem Solving 1: Identify the problem Tahap ini adalah tahap yang paling penting dalam Langkah problem solving karena hasil akhir dari proses ditentukan pada tahap ini. tahap inilah yang menentukan apakah penyelesaian masalah akan di bawa ke utara atau ke selatan. Akan dibuat rumit atau sederhana. Dalam tahap mengidentifikasi masalah ini Newman menyampaikan bahwa penting untuk membuat rumusan masalah yang sederhana – Simple Problem Statements. Karena begitu masalah sudah dirumuskan, maka diperlukan keseriusan dan komitmen seluruh anggota tim untuk melaksanakannya sampai akhir proses.

Langkah Problem Solving 2: Gather data Langkah problem solving berikutnya adalah mengumpulkan data. Newman memberikan beberapa alternatif metode dalam pengumpulan data yaitu:

2.1. Problem-Mapping (PM) PM adalah metode pengumpulan data dengan cara membuat model dari permasalahan yang ada. Model yang dibuat sama dengan kalau kita membuat Mind Mapping. Topik utamanya digambar di tengah. Bedanya adalah cabang-cabang yang keluar dari cabang utama adalah trigger / pemicu / penyebabnya. Trigger ini bisa dipecah-pecah ke dalam branches yang lebih kecil dan sederhana.

2.2. Tally Sheets / tick-sheet Ini adalah metode sederhana yang sudah sering kita gunakan dalam penghitungan suara. Bentuknya berupa matriks dengan kolom paling kiri berisi kejadian yang diamati sedangkan baris paling atas berisi kapan kejadiannya. Kesalahan dalam pengisiannya aan menyebabkan semua kesimpulan yang ditarik akan salah.

2.3. Modelling Modelling adalah metode pengumpulan data dengan cara memodel kejadian atau mereka-ulang kejadian yang ingin diamati. Kalau Anda sering melihat siaran mengenai bagaimana cara polisi mengumpulkan / menguatkan bukti dengan cara mendatangkan saksi ke tempat kejadian (TKP),.. itulah contoh sederhana modelling.

2.4. Active Database Technique Adalah mengumpulkan real data secara aktif sepanjang waktu yang diperlukan. Data ini sebaiknya mudah di akses dan kapan pun kita membutuhkan informasi yang lebih dalam kita dapat melakukan braistorming. Untuk data-data yang bukan merupakan data utama, kita dapat meneruskannya ke bagian yang lebih kompeten.

2.5. Competitive Benchmarking Metode ini memanfaatkan orang / pihak lain yang telah / pernah menyelesaikan masalah yang sama sebelumnya. Yang diamati adalah teknik yang digunakan untuk kemudian disesuaikan dengan kebutuhan kita.

2.6. Pilot Pilot adalah menjalankan project dalam skala kecil untuk mengumpulkan data yang tidak didapat dari metode pengumpulan data yang sudah ada. Kunci kesuksesan metode ini adalah dengan mengumlkan data hasil pilot sebanyak mungkin dengan waktu, dana dan usaha yang seefisien mungkin.

2.7. Interviewing Metode ini efektif bila kita benar benar tahu apa yang kita ingin dapatkan dari jawaban para responden dan bukan merupakan jawaban yang bisa dijawab dengan “Ya” atau “Tidak”. Interview dapat dilakukan oleh dua orang interviewer yang mempunyai skill yang sama sehingga bisa saling melengkapi pertanyaan. Dapat pula satu orang bertanya sedangkan satu orang yang lain mengamati tanpa sepengetahuan responden.

2.8. Subject PM Metode ini lebih kompleks dari 2.1. Untuk menjalankannya minimal diperlukan 3 team A, B dan C. Setelah PM di gambar oleh tim A, maka tim B dan C mengajukan pertanyaan. Kemudian A melengkapi PM yang dibuat berdasarkan masukan dari B dan C. demikian sampai ditemukan PM yang mewakili semua tim.

Langkah Problem Solving 3: Analyze data Data yang ada kemudian di pilah-pilah sesuai dengan kebutuhan dan kecocokan. Pada tahap ini janganlah buru buru untuk membuat dugaan mengenai jawaban dari permasalahan yang ada. Tahan dahulu. Karena apa yang kita lihat itu adalah cermin dari apa yang ingin kita lihat. Ada beberapa metode yang ditawarkan untuk menganalisis data oleh Newman, yaitu:

3.1. Force Field Analysis (FFA) Force Field Analysis adalah metoda yang sangat ampuh untuk memperoleh gambaran lengkap yang menyeluruh berbagai kekuatan yang ada dalam isu utama suatu kebijakan juga untuk memperkirakan sumber dan tingkat kekuatan kekuatan tersebut. Detail FFA bisa dilihat disini

3.2. Fishbone Diagram Fishbone diagram atau Ishikawa diagram adalah diagram untuk menemukan penyebab dari kondisi yang terjadi. Bentuknya seperti tulang ikan.

3.3. Why/Why Diagram Prinsipnya lebih kurang sama dengan Ishikawa Diagram. Di bagian kepala ikan (pada Ishikawa Diagram) kita ganti dengan Problem Symptom yang ingin kita pecahkan. Kemudian kita mengajukan pertanyaan Why?. dari jawaban tadi akan muncul beberapa jawaban dan kita bertanya lagi Why kepada masing-masing. Hingga akhirnya akan ditemukan akan permasalahannya.

3.4. Influence diagram Sesuai dengan namanya, Influence Diagram mencoba melihat permasalahan dengan melihat flow proccess nya. Dengan mengtahui flow proccess tersebut akan didapat tahapan mana yang mempengaruhi masalah yang ada secara signifikan.

Langkah Problem Solving 4: Generate solutions 4.1 Traditional Brainstorming Saat ini, inilah langkah problem solving yang paling banyak digunakan karena kemudahan dan keefektifannya. Biasanya dilakukan dengan maksimal peserta 12 orang. Kemudian sebelum sesi dibuka dilakukan penyamaan persepsi mengenai permasalahan yang di hadapi. Hasil, ide, masukan, pendapat, ditulis di flipchart yang bisa dilihat semua orang. Metode ini cocok untuk open problem yang bisa memberikan jawaban lebih dari satu. Kekurangan: Ada kecenderungan Groupthink

4.2 Creative Silence Metode ini disebut juga Brainstorming II. Bedanya dengan metode brainstorming biasa adalah ada waktu creative silence (+/-2 menit) untuk menuliskan ide kepada semua peserta. Warna kertas dan bolpen disamakan demi kesetaraan derajat pendapat yang disampaikan. Kemudian dicari kombinasi dan improvement untuk ide yang dihasilkan. Bisa jadi ada tahap 2, 3 creative silence dst untuk menemukan jawaban yang sesuai.

4.3. 6 Thinking Hat Langkah problem solving ini diperkenalkan oleh De Bono dimana masing-masing orang berperan sesuai dengan ‘warna topi’ yang dikenakan. Putih: berbicara mengenai fakta dan data saja. Merah: berbicara mengenai perasaan yang dirasakan Hitam: berbicara mengenai kegagalan yang akan terjadi dengan apa pun metode yang diambil Kuning: berbicara mengenai sisi positif ide yang dihasilkan Hijau: berbicara mengenai think out the box Biru: berbicara mengenai pandangan dari helicopter view.

4.4. Nominal Group Technique (NGT) Metode ini mirip dengan Creative Silence, tetapi setelah masing masing melakukan presentasi tidak dilakukan diskusi kelompok. Kemudian, tiap orang -secara individu- melakukan pemeringkatan dari ide-ide yang ada. Ide dengan peringkat yang paling tinggi yang akan digunakan.

4.5. Delphi Metode ini dikembangkan oleh Rand Corporation dimana masing-masing individu yang terpisah – yang belum pernah bertemu dalam 1 meja diskusi – memberikan masukannya masing-masing. Hasilnya, secara terpusat dirangkum dan kemudian di broadcast kembali kepada masing-masing individu untuk diminta pendapatnya. Hasilnya kemudian di pool kembali hingga ditemukan jawaban yang memuaskan. Metode ini cocok untuk mereka yang terpisah jauh secara geografis.

4.6. Yes And.. Metode Yes And adalah salah satu metode yang baik untuk tidak memupuskan semangat / pendapat yang sebelumnya disampaikan. Ketika terjadi perbedaan pendapat biasanya orang cenderung untuk berkata “Yes, but..” sehingga kesannya pendapat yang di kemukakannya akan lebih baik dibanding yang pertama. Dengan Yes And, maka kesan yang ditangkap adalah kedua pendapat tersebut saling melengkapi.

4.7. Strange / Familiar: Methaphor & Analogy Langkah problem solving dengan metode ini merupakan metode berfikir kreatif dengan pendekatan yang unik. Jika suatu masalah terdengar aneh (strange) maka dibuat analogy atau metafora sehingga menjadi sesuatu yang mudah. Tetapi jika itu adalah masalah yang mudah (familiar) maka dilakukan analogy / metaphor yang aneh / sulit (strange)

4.8 How To Ini adalah cara lain untuk mengemukakan masalah dengan cara seperti kita bercerita kepada anak-anak. Biasanya dimulai dengan kalimat “I want to..” kemudian dimetaforakan kepada anak -anak dengan kalimat “It’s like trying to…” Jawaban yang di hasilkan dari pertanyaan tadi kemudian di kembalikan ke kasus awal. Contoh: Saya ingin mencari HP saya yang hilang di pasar ( I want to..) Itu sama saja dengan mencari sebuah jarum dalam tumpukan jerami (It’s like trying to..) Cara mencari jarum di tumpukan jerami: 1. di pilah-pilah menjadi tumpukan-tumpukan kecil 2. di ayak 3. di beri magnet, dll Ketiga cara ini kemudian di “kembalikan” lagi ke kondisi semula: HP hilang di pasar. Disinilah serunya, karena akan banyak ide kreatif yang timbul.

4.9 Visualization Visualisasi kini banyak digunakan tidak hanya sebagai langkah problem solving tetapi juga untuk mempelajari keahlian baru. Memberikan arah serta antisipasi permasalahan yang timbul. Langkah problem solving ini kini banyak digunakan pula dalam bidang personal development, leadership, ekonomi, dll.

Bersambung ke 8 Langkah Problem Solving (2)

sumber: Problem Solving for Result, Victor Newman, Gower Publishing, 1985. gambar: sixthriver.com

author-avatar

Posted by admin

  • 8 langkah problem solving
  • problem solving part 1
  • tahapan problem solving
  • Victor Newman Problem Solving

Like to share?

Leave a reply cancel reply.

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

  • Seputar Kerja

Apa Itu Problem Solving? Ini Pengertian, Tujuan, & 5 Metodenya

Maret 20, 2024

tahapan terakhir dalam proses problem solving & decision making adalah

Di masa ini, problem solving adalah salah satu skill yang wajib dimiliki karyawan, terutama pemimpin dan manajer. Ada banyak manfaat problem solving , mulai dari mempermudah pengambilan keputusan hingga meningkatkan efisiensi. Tapi apa itu problem solving sebenarnya? Apa saja skill problem solving yang perlu Anda kuasai?

Dalam bahasan kali ini, kita akan membahas dengan lengkap tentang problem solving , tujuan, manfaat, dan berbagai metodenya. Yuk, scroll ke bawah untuk tahu kelanjutannya!

Apa itu Problem Solving ?

Problem Solving adalah Hal Penting dalam Sebuah Tim

Memahami apa itu problem solving adalah hal fundamental yang harus dipahami siapapun, terutama yang baru masuk ke dunia kerja atau ingin naik jenjang karir. Tanpa pemahaman dan skill problem solving yang mumpuni, seseorang akan mengalami kesulitan saat bekerja, apalagi jika lingkungan kerjanya penuh tekanan.

Menurut buku The Executive Guide to Improvement and Change , pengertian problem solving adalah kemampuan mendefinisikan masalah, menentukan sumbernya, membuat skala prioritas, menyusun alternatif-alternatif solusi, dan mengimplementasikannya sesuai kebutuhan. Singkatnya, problem solving adalah kemampuan menemukan masalah dan memecahkannya dengan baik.

Agar proses pemecahan masalah terlaksana, ada beberapa karakteristik problem solving yang wajib dipenuhi, yaitu:

  • Interaksi antara pihak-pihak terlibat, misalnya antar karyawan dalam satu divisi, lintas jabatan, atau antara atasan dan bawahan.
  • Terdapat diskusi yang diselenggarakan dengan efektif, sistematis, dan menghasilkan progres, baik secara formal, semiformal, atau informal.
  • Informasi lengkap dan valid, penyampai dapat mempertanggungjawabkan kebenarannya.
  • Saling membimbing dan melatih dari pihak berpengalaman ke yang kurang berpengalaman.

Berdasarkan karakteristik di atas, kita dapat menemukan bahwa peran pemimpin sangat vital dalam proses pengambilan keputusan. Agar proses problem solving terselesaikan, pemimpin tidak boleh egois atau terlalu longgar pada rekan-rekan yang membantunya mengambil keputusan.

Tujuan Problem Solving

Tujuan problem solving adalah untuk menyelesaikan masalah secepatnya dengan hasil terbaik

Setelah mengetahui apa itu problem solving , kali ini kita akan membahas beberapa tujuan problem solving dalam perusahaan, di antaranya adalah:

  • Melatih kemampuan karyawan untuk menghadapi masalah
  • Melatih karyawan dalam menemukan langkah-langkah terbaik untuk mencari solusi dari masalah yang ada
  • Melatih karyawan bagaimana cara bertindak dan apa yang harus dilakukan dalam situasi baru
  • Melatih karyawan untuk lebih berani dalam mengambil keputusan terbaik
  • Melatih karyawan untuk meneliti suatu masalah dari berbagai sudut pandang dan kemungkinan yang ada

Sementara itu, melatih skill problem solving bagi diri sendiri juga sangat penting. Sebab pada faktanya, keahlian ini tidak hanya berguna di dunia kerja, tapi juga dalam aspek-aspek lain kehidupan.

Sebagai contoh, Anda adalah seorang karyawan berusia 24 tahun dengan tanggungan orang tua dan 3 adik. Selain itu, Anda juga punya keinginan punya rumah dan kendaraan di usia 30 tahun. Supaya tanggung jawab dan impian tercapai, Anda melakukan proses problem solving dan menemukan solusi bahwa Anda harus punya side hustle supaya bisa menabung sekaligus tetap membantu ekonomi keluarga.

BACA JUGA: Manfaat Menerapkan Teamwork Karyawan di Perusahaan Anda

  Tahapan Problem Solving

Tahapan Problem Solving dalam Sebuah Tim

Setelah memahami apa itu problem solving dan tujuannya, di bawah ini terdapat beberapa tahapan untuk menerapkan metode problem solving . Jika Anda merasa belum punya skill problem solving mumpuni, cara-cara di bawah ini dapat membantu Anda berlatih.

1. Mendefinisikan Masalah

Tahapan pertama problem solving adalah dengan mendefinisikan, mengurai, dan menyusun kembali satu per satu masalah pokok yang sedang terjadi. Meskipun masalah-masalah tersebut tampak banyak, usahakan untuk menemukan inti dari semua masalah tersebut.

Jika Anda sedang bekerja di perusahaan, pastikan untuk mengajak rekan kerja dan orang lain yang berhubungan dengan masalah tersebut. Dengan demikian, Anda dapat mendengar masalah dari berbagai perspektif dan menemukan titik masalah.

2. Menentukan Sumber/Dalang Penyebab Masalah

Setelah masalah utama ditemukan, tahapan selanjutnya problem solving adalah menyelidiki sumber masalah tersebut. Apakah masalah timbul karena sistem? Orang-orang terlibat? Atau komunikasi yang kurang efektif? Dengan menemukan jawaban dari pertanyaan semacam itu, Anda dan tim dapat melakukan brainstorming sumber masalah, sebelum mencari solusinya.

3. Menentukan Prioritas Masalah

Dalam satu kali brainstorming , Anda dan rekan-rekan barangkali akan menemukan lebih dari satu masalah untuk dipecahkan. Namun demikian, memaksakan diri menyelesaikan semua masalah dalam satu waktu sangat tidak efisien. Bukannya tuntas, bisa-bisa Anda dan tim justru tidak akan memecahkan satu pun masalah.

4. Mengembangkan Solusi Alternatif

Claire Cook – penulis terkenal asal Amerika Serikat – pernah berkata, “Jika plan A tidak berhasil, ingatlah masih ada 25 huruf untuk dijadikan rencana ( plan B, C, D, dan seterusnya”. Alternatif-alternatif rencana seperti ini juga perlu Anda siapkan jika sewaktu-waktu solusi utama tidak bekerja.

5. Mengimplementasikan Solusi dan Mengevaluasinya

Tahapan terakhir pada proses problem solving adalah mengimplementasikan solusi sesuai kesepakatan bersama. Setelah sudah menemukan solusi terbaik, maka Anda tinggal menyusun strategi penerapan, membagikannya kepada tim anggota, dan menindaklanjuti solusi yang sudah diputuskan.

Tidak berhenti sampai disitu, ada baiknya jika Anda bisa mengumpulkan masukan dari anggota tim atau pihak-pihak yang terlibat dan melakukan evaluasi dari penerapan solusi tersebut.

Pada setiap tahapan untuk menyelesaikan masalah, dibutuhkan beberapa skill problem solving yang mumpuni. Seperti kemampuan menganalisis, kemampuan berdiskusi, hingga penentuan prioritas.

BACA JUGA: Jenis Kepemimpinan Dalam Perusahaan. Anda Termasuk yang Mana?

Metode Problem Solving

Metode Problem Solving Terbaik untuk Perusahaan

Dalam proses problem solving , ada beberapa metode yang dapat Anda gunakan, di antaranya adalah:

1. Linear Thinking

Metode problem solving pertama yang dapat Anda terapkan adalah linear thinking . Penggunaan metode ini sangat sederhana, yaitu dengan menekankan pada pertanyaan “mengapa” agar bisa menemukan akar permasalahan. Setelah akarnya ditemukan, Anda bisa menggunakan data-data lama dan solusi yang ada untuk diterapkan.

Linear thinking adalah salah satu metode problem solving paling tradisional dan mudah dilaksanakan. Kelemahannya, linear thinking hanya cocok untuk menghadapi masalah yang pernah dihadapi sebelumnya, tapi tidak sesuai jika masalahnya sama sekali baru.

2. Design Thinking

Berbeda dengan linear thinking , dalam apa itu problem solving penggunaan design thinking lebih menekankan pendekatan dari sisi user . Untuk memulainya Anda bisa mencoba untuk berempati kepada user yang sedang menghadapi masalah.

Proses Metode Design Thinking menurut Stanford

Kemudian setelah Anda mengetahui apa masalah yang dihadapinya, Anda bisa menggunakan skill problem solving yang dimiliki untuk membuat beberapa gambaran atau prototype yang dapat diuji untuk menemukan solusi dari masalah tersebut.

3. Creative Problem Solving

Ketika kita membahas apa itu problem solving , maka Anda perlu menciptakan keseimbangan antara logika dan kreativitas. Anda bisa menggunakan kreativitas untuk mencari tahu apa penyebab masalah yang terjadi dan kemudian mengembangkan solusi yang inovatif.

Metode creative problem solving tidak hanya seputar brainstorming atau ide-ide gila yang out of the box . Tetapi Anda juga perlu fokus untuk mendapatkan ide sebanyak-banyaknya dari proses tersebut.

4. Solution-based Thinking

Metode problem solving keempat yang dapat Anda terapkan adalah solution-based thinking , yaitu metode pemecahan masalah dengan berfokus pada solusi-solusi yang dapat dipastikan keberhasilannya.

Jika dibandingkan, solution-based thinking tampak seperti pertengahan antara linear thinking dan creative problem solving . Dari segi kecepatan, metode solution-based sama terfokusnya seperti linear thinking . Akan tetapi, dari segi fleksibilitas ide, solution-based thinking menggunakan pendekatan brainstorming seperti creative problem solving .

Demikianlah penjelasan mengenai apa itu problem solving , tujuan, dan metode-metodenya. Skill problem solving adalah salah satu keahlian paling dicari di dunia kerja. Bagi perusahaan, karyawan dengan kemampuan memecahkan masalah adalah aset berharga, baik untuk masa sekarang atau masa depan.

Apakah perusahaan Anda sedang mencari karyawan berkualitas tersebut? Kesulitan menemukan platform penyedia SDM dengan skill problem solving tingkat tinggi? Pasang iklan lowongan kerja Anda di KitaLulus dan jemput anggota tim impian Anda sekarang juga!

Lihat ribuan lowongan kerja dan berkomunikas secara langsung dengan HRD atau pemilik usaha

Download Aplikasi KitaLulus sekarang!

‍#MulaiSekarang demi masa depan yang lebih baik!

pasang loker

7 Strategi Pemecahan Masalah Yang Efektif (Problem Solving) Untuk Individu dan Profesional

Kenya swawikanti.

August 1, 2023 • 7 minutes read

Bagaimana solusi terbaik problem solving yang efisien dan efektif? Berikut beberapa teknik dan strategi pemecahan masalah yang bisa kamu terapkan!

Sebagai individu, terutama di dunia profesional, kita dituntut untuk bisa mengatasi berbagai macam masalah yang muncul. Mulai dari masalah pribadi, masalah dalam pekerjaan sehari-hari, mengerjakan soal ujian, hingga masalah lain yang cakupan dan dampaknya lebih luas. Untuk bisa mencari solusi berbagai macam masalah, dibutuhkan skill problem solving atau pemecahan masalah yang baik.

Problem solving merupakan keterampilan esensial yang selalu dibutuhkan dalam kehidupan, baik secara personal maupun profesional. Kemampuan ini akan berperan penting saat kita menghadapi tantangan kompleks dalam pekerjaan, saat kita berusaha menyelesaikan masalah yang ada dalam kehidupan pribadi dan keluarga, atau saat kita bertemu dengan masalah-masalah lain secara tiba-tiba.  

Banyak orang menyadari bahwa kemampuan ini penting untuk dimiliki, namun belum banyak yang mengerti bagaimana teknik dan strategi yang bisa diterapkan untuk dapat memecahkan masalah dengan baik. Dalam artikel ini, akan dibahas lebih jauh mengenai strategi dan teknik jitu pemecahan masalah secara efektif, baik di bidang profesional maupun kehidupan personal. Langkah-langkah yang bisa dilakukan antara lain:

1. Identifikasi dan Definisikan Masalah yang Sedang Dihadapi

  Langkah pertama dari problem solving tentunya adalah dengan mengetahui secara pasti sebenarnya masalah apa yang sedang dihadapi. Kamu harus mengidentifikasi dan mendefinisikan secara detail issue tersebut dengan menjawab poin-poin berikut:

  • Apa masalah yang terjadi dan harus diselesaikan?
  • Apa penyebab dasar (root cause) dari masalah tersebut?
  • Apa dampak yang muncul akibat masalah tersebut?

  Setelah mendefinisikan masalah berdasarkan pertanyaan-pertanyaan tersebut, kamu akan dapat memahami lebih dalam mengenai masalah tersebut dan mengetahui letak akar permasalahannya.

2. Kumpulkan Informasi dan Lakukan Analisa

Setelah problem terdefinisi, kamu bisa mulai mengumpulkan berbagai informasi, data, maupun fakta yang relevan dengan masalah tersebut. Kamu bisa melakukannya melalui pengadaan riset, berkonsultasi dengan expert, atau mengumpulkan berbagai pengalaman terdahulu atas masalah yang serupa.

Baca juga: Pentingnya Memiliki Skill Problem Solving dan Cara Meningkatkannya

Tujuannya adalah untuk memahami konteks dari masalah, apa saja faktor penyebabnya, serta apa saja potensi solusi yang bisa dilakukan. Setelah informasi terkumpul, kamu bisa mulai menganalisa informasi tersebut secara kritis, untuk dapat menemukan pola, tren, atau hubungan yang dapat menjadi insight.

3. Buatlah Solusi Alternatif

Dari hasil analisa yang telah dilakukan, tentunya kamu sudah dapat menemukan 1-2 potensi solusi untuk menyelesaikan masalah. Namun, sebaiknya kamu tidak berhenti sampai di situ saja. Kamu bisa terus menganalisa dan berpikir out of the box, untuk dapat menemukan solusi alternatif lainnya yang mungkin terlewat.

Libatkan kreativitas dalam analisismu dan lakukan pendekatan konvensional maupun modern. Kamu juga bisa melibatkan kolaborasi dan diskusi bersama kolega atau rekan kerja. Tulis segala macam solusi yang ditemukan serta masukan dari berbagai perspektif. Hindari melakukan judging dan mengeliminasi solusi yang telah ditemukan. Meskipun solusi tersebut bukan solusi terbaik, tapi hindari untuk membuang solusi tersebut pada tahap ini karena nanti akan ada tahapan lain untuk melakukannya.

4. Lakukan Evaluasi dan Pilih Solusi Terbaik

Setelah membuat list yang berisi berbagai pilihan solusi, kamu bisa melakukan evaluasi terhadap masing-masing solusi tersebut. Evaluasi ini dilakukan berdasarkan feasibility, impact, serta alignment-nya terhadap goal kamu. Pertimbangkan juga potensi resiko yang dapat muncul serta keuntungan apa yang bisa diperoleh dari solusi tersebut.

Saat memilih solusi yang terbaik, sangat penting bagi kita untuk menyeimbangkan antara kemampuan analisis, intuisi, serta pengalaman yang sudah dilalui. Tiga faktor ini dapat membantu kita menyeleksi dan memilih pilihan solusi yang best of the best.

Baca juga: 10 Cara Pemimpin Menyelesaikan Konflik dalam Tim

5. Susun Action Plan

Setelah kamu memilih solusi terbaik, selanjutnya kamu bisa menyusun dan mengembangkan action plan atau rencana aksi untuk menerapkan solusi yang sudah dipilih tersebut. Buatlah action plan yang terperinci, dimulai dari membuat outline berisi langkah-langkah yang perlu dilakukan. Lakukan break down pada steps yang besar, untuk membuatnya menjadi smaller steps yang bisa dilakukan dan di-manage dengan lebih mudah. Jangan lupa juga untuk menentukan deadline pada setiap steps yang ada.

Jika action plan yang dibuat adalah action plan untuk konteks tim, maka tentukan juga person in charge (PIC) beserta tanggung jawab yang harus dilakukan untuk masing-masing steps. Setelah itu komunikasikan hal ini kepada seluruh anggota tim agar mereka dapat memahami dengan jelas tanggung jawab masing-masing anggota dan bisa saling membantu jika dibutuhkan. Setelah action plan selesai dibuat, komunikasikan juga kepada stakeholder yang terlibat.

6. Terapkan Pilihan Solusi beserta Action Plan yang Sudah Disusun

Setelah memilih solusi terbaik dan menyusun action plan, selanjutnya tinggal mengimplementasikan ke kehidupan nyata sesuai rencana. Pastikan setiap langkah terlaksana secara efektif dan efisien. Lakukan juga monitoring secara rutin untuk memastikan progress berjalan sesuai rencana dan timeline yang sudah ditentukan.

Meskipun sudah ada action plan, tapi sebaiknya kita tetap bersikap terbuka atas adanya penyesuaian selama pelaksanaan implementasi action plan. Hal ini dilakukan untuk berjaga-jaga jika ke depan terdapat perubahan atau tantangan di luar prediksi. Tetap fokus dan termotivasi agar solusi dan action plan bisa berjalan dengan baik.

7. Lakukan Evaluasi terhadap Hasil Implementasi Solusi

Setelah solusi dan action plan diimplementasikan, lakukan evaluasi terhadap hasil implementasi yang didapatkan. Cari tahu seberapa efektif solusi tersebut untuk menyelesaikan masalah yang ada. Selain itu, cari tahu juga apakah implementasi yang dilakukan telah benar-benar berhasil menyelesaikan masalah hingga ke akar atau tidak. Jika tidak, coba analisis hal-hal apa yang dapat dilakukan sebagai penyesuaian atau improvisasi agar penyelesaian masalah dapat lebih menyeluruh.

Di tahap evaluasi ini, kamu juga bisa membuat daftar lessons learned mulai dari proses identifikasi masalah hingga penerapan solusi. Lessons learned ini akan berguna sebagai dokumentasi dan bahan pembelajaran untuk perbaikan di masa mendatang.

Baca juga: 8 Top Skill yang Harus Kamu Miliki Sebagai Seorang Manajer

Question:  Apa saja strategi pemecahan masalah?

Strategi pemecahan masalah dapat dikategorikan menjadi dua kelompok terkait, yakni problem-focused-coping dan emotion-focused-coping. Problem-focused-coping bertujuan untuk menyelesaikan masalah dengan fokus pada permasalahannya. Sementara, emotion-focused-coping lebih berfokus pada penanganan perasaan saat menghadapi masalah.

Question:  7 langkah metode pemecahan masalah?

Langkah-langkah model pemecahan masalah terdiri dari: Mengidentifikasi masalah, Mengumpulkan informasi, Merumuskan alternatif solusi, Membuat keputusan, Melaksanakan keputusan, Mengevaluasi hasilnya, dan Mengadopsi langkah-langkah perbaikan. Dalam metode ini, tujuan utama adalah mengatasi masalah dengan cara yang logis dan terorganisir.

Question: Apa saja 4 tahapan dalam penyelesaian masalah?

Ada empat tahapan dalam penyelesaian masalah. Pertama, memahami masalah. Kedua, membuat rencana penyelesaian. Ketiga, melaksanakan rencana penyelesaian. Terakhir, mengevaluasi semua langkah yang telah dilakukan. Polya (1973: 5) menyatakan bahwa inilah tahap-tahap penting dalam pemecahan masalah.

Question:  Membuat langkah-langkah pemecahan masalah?

Beberapa langkah pemecahan masalah dari segi psikologi antara lain: mengidentifikasi masalah dengan jelas, mencari dan mengevaluasi alternatif solusi, memilih solusi terbaik, dan mengevaluasi hasilnya. Psikologi membantu mengenali faktor emosional dan kognitif yang mempengaruhi dan memberikan panduan dalam memecahkan masalah secara efektif.

Kesempatan Untuk Bertumbuh

Problem solving atau pemecahan masalah adalah proses iteratif di mana setiap experience dapat memberikan kesempatan untuk bertumbuh. Kamu dapat belajar dari pengalaman problem solving yang pernah kamu lakukan, baik yang sukses maupun yang gagal, serta menjadikannya sebagai acuan untuk improvement ke depan.

Tidak perlu takut jika kamu dihadapkan dengan berbagai masalah atau situasi yang menantang karena seiring berjalannya waktu, permasalahan tersebut pasti dapat diselesaikan dengan baik asal kamu berusaha. Kamu juga bisa meminta bantuan dan saran dari orang-orang yang lebih berpengalaman dari kamu.

Bagi seorang individu, menguasai teknik dan strategi pemecahan masalah tentunya menjadi hal yang sangat penting untuk dipelajari. Jika kamu ingin meningkatkan skill problem solving-mu, baik untuk urusan pribadi maupun profesional, kamu bisa bergabung dengan kelas pelatihan pemecahan masalah di Skill Academy!

https://www.indeed.com/career-advice/career-development/problem-solving-strategies

https://www.betterup.com/blog/problem-solving-strategies

https://psychcentral.com/health/problem-solving-strategies

https://www.ekrut.com/media/pemecahan-masalah

tahapan terakhir dalam proses problem solving & decision making adalah

Bagikan artikel ini:

Logo Whatsapp

Artikel Lainnya

tahapan terakhir dalam proses problem solving & decision making adalah

7 Cara Memanfaatkan Media Sosial untuk Meningkatkan Produktivitas, Biar Gak Scroll Terus!

tahapan terakhir dalam proses problem solving & decision making adalah

Ingin ke Luar Negeri? Simak Cara Membuat dan Memperpanjang Paspor

tahapan terakhir dalam proses problem solving & decision making adalah

Buka dari QuBisa App, banyak penawaran menarik!

tahapan terakhir dalam proses problem solving & decision making adalah

Daftar Dengan Email

Problem Solving dan Decision Making: Manfaat dan Cara Menerapkannya

Problem Solving dan Decision Making: Manfaat dan Cara Menerapkannya

Kemampuan memecahkan masalah ( problem solving ) dan membuat keputusan ( decision making) adalah keterampilan penting dalam kehidupan pribadi dan profesional. Keterampilan ini sangatlah vital untuk mengatasi tantangan, menemukan solusi, dan membuat pilihan yang tepat. Baik itu dalam menyelesaikan konflik, menangani isu-isu kompleks, atau membuat keputusan bisnis penting. Dalam artikel ini, kita akan membahas manfaat dari keterampilan ini serta memberikan tips praktis tentang bagaimana menerapkannya secara efektif. 

Manfaat Problem Solving & Decision Making

Manfaat dari memiliki keterampilan problem solving dan decision making sangatlah beragam. Berikut adalah beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari keterampilan tersebut:

1. Penyelesaian Masalah yang Efektif

Dengan keterampilan problem solving , individu dapat mengidentifikasi masalah dengan lebih baik dan menemukan solusi yang efektif.

2. Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik

Keterampilan decision making membantu individu untuk membuat keputusan yang lebih baik dan lebih terinformasi, sehingga mengurangi risiko dan meningkatkan hasil yang diinginkan.

3. Meningkatkan Efisiensi

Dengan kemampuan problem solving dan decision making yang baik, efisiensi operasional dapat ditingkatkan karena masalah dapat diatasi dengan cepat dan keputusan dapat diambil dengan lebih efisien.

4. Peningkatan Produktivitas

Keterampilan ini dapat membantu meningkatkan produktivitas karena masalah dapat diselesaikan dengan cepat dan keputusan dapat diambil tanpa terlalu banyak penundaan.

5. Inovasi dan Perbaikan Berkelanjutan

Problem solving dan decision making yang efektif mendorong inovasi dan perbaikan berkelanjutan dalam organisasi, karena masalah dapat diatasi dengan solusi yang inovatif dan keputusan yang tepat.

Untuk mencari informasi mengenai kursus dan bootcamp terbaik untuk perkembangan karier, bisa mendapatkan informasi lengkapnya dengan klik banner di bawah ini:

Cara Menerapkan Problem Solving & Decision Making

Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan dalam menerapkan problem solving dan decision making .

1. Identifikasi Masalah

Tahap pertama dalam menghadapi tantangan adalah dengan mengidentifikasi masalah secara jelas. Penting untuk dapat merumuskan masalah dengan tepat, menetapkan parameter yang terlibat, dan memahami dampaknya terhadap tujuan atau kinerja keseluruhan.

2. Kumpulkan Informasi

Untuk membuat keputusan yang informasional, langkah berikutnya adalah mengumpulkan data dan informasi relevan. Proses ini memungkinkan untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif dan mendukung analisis yang lebih akurat.

3. Analisis dengan Sistematis

Penting untuk menerapkan pendekatan sistematis dalam menganalisis masalah. Ini melibatkan pemahaman mendalam tentang hubungan antara berbagai elemen yang terlibat dalam situasi tersebut dan identifikasi penyebab akar yang mendasarinya.

4. Berkolaborasi

Keterlibatan tim dengan berbagai pandangan dapat memberikan keuntungan signifikan. Diskusi kelompok memungkinkan adanya perspektif yang beragam, membuka ruang untuk ide-ide kreatif, dan memanfaatkan kekuatan kolektif tim dalam menyelesaikan masalah.

5. Evaluasi Solusi atau Keputusan Alternatif

Setelah berkolaborasi, langkah selanjutnya adalah mempertimbangkan berbagai solusi atau opsi keputusan yang dihasilkan. Evaluasi risiko dan manfaat dari setiap opsi menjadi kunci untuk memilih alternatif yang paling sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

6. Ambil Keputusan

Keputusan yang diambil harus didasarkan pada analisis yang teliti. Pemilihan solusi terbaik harus mempertimbangkan segala aspek yang relevan, termasuk konsekuensi jangka panjang dan dampaknya terhadap tujuan keseluruhan.

7. Implementasikan dan Evaluasi

Setelah keputusan diambil, langkah selanjutnya adalah menerapkannya. Penting untuk melakukan pemantauan dan evaluasi secara teratur untuk memastikan keberhasilan implementasi, dan sekaligus mengidentifikasi peluang perbaikan atau penyesuaian yang mungkin diperlukan. Proses ini memberikan dasar untuk pembelajaran berkelanjutan dan peningkatan proses pengambilan keputusan di masa depan.

Kemampuan problem solving dan decision making adalah keterampilan yang dapat ditingkatkan melalui latihan dan pengalaman. Dengan mengenali manfaatnya dan menerapkan langkah-langkah praktis, Anda dapat memperkuat kemampuan ini dan membawa nilai tambah yang signifikan baik untuk diri sendiri maupun organisasi Anda.

Jika Anda ingin mendalami keterampilan problem solving dan decision making secara mendalam dan efektif, ikuti kursus online Career Acceleration Program (CAP) dari QuBisa bertajuk Menyelesaikan Masalah dan Menentukan Keputusan (Problem Solving and Decision Making) . 

Kursus ini dirancang khusus untuk membimbing Anda melalui studi kasus, dan latihan praktis yang akan meningkatkan kemampuan Anda dalam mengatasi masalah dan membuat keputusan yang bijak. Jangan lewatkan kesempatan ini untuk membawa karier dan kemampuan Anda ke tingkat berikutnya. Segera ikuti kursusnya di QuBisa . 

No Image

Artikel Untuk Kamu

Saran untuk kamu.

Qubisa Logo

Tentang Kami

Unduh aplikasi di.

google-play

QuBisa © 2024 . All rights reserved.

serupa.id

seni belajar untuk hidup

Problem Solving (Pemecahan Masalah) : Pengertian, Indikator, Faktor, dsb

tahapan terakhir dalam proses problem solving & decision making adalah

Daftar Isi ⇅ show

Salah satu keterampilan yang digaungkan untuk menghadapi era pendidikan abad 21 adalah problem solving atau pemecahan masalah. Pemecahan masalah merupakan salah satu skill set penting untuk menghadapi tuntutan hidup di zaman yang serba cepat ini. Mengapa? Karena kecepatan dan ketelitian merupakan hal yang amat berbenturan, dan ketika kita ingin mewujudkannya, maka akan timbul banyak permasalahan, yakni kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Dengan demikian keterampilan problem solving amatlah dibutuhkan di masa ini.

Namun demikian tidak usah menyalahkan kebutuhan abad 21, revolusi industri 4.0, atau pengaruh globalisasi juga pada dasarnya setiap orang akan menghadapi masalah. Kita semua akan selalu menemui masalah dalam kehidupan sehari-hari dan akan selalu berusaha untuk memecahkannya. Tentunya tingkat kesulitannya amatlah beragam, mulai dari yang sudah memiliki langkah untuk menyelesaikannya, hingga masalah baru yang lebih sulit untuk dipecahkan.

Oleh karena itu problem solving serta kemampuan memecahkan masalah merupakan konsep dan keterampilan penting yang harus dipahami dan dikuasai. Berikut adalah berbagai uraian mengenai problem solving atau pemecahan masalah mulai dari pengertian, indikator, hingga faktor-faktor yang memengaruhinya.

Pengertian Problem Solving

Menurut Uno (2014, hlm. 134) problem solving adalah kemampuan untuk menggunakan proses berpikir dalam memecahkan masalah dengan mengumpulkan fakta, menganalisis informasi, penyusunan alternatif solusi, serta memilih solusi masalah yang lebih efektif. Artinya problem solving merupakan pencarian solusi melalui proses berpikir yang sistematis.

Sementara itu menurut Lucenario dkk (dalam Khoiriyah & Husana, 2018, hlm. 151) problem solving adalah aktivitas yang membutuhkan seseorang antuk memilih jalan keluar yang dapat dilakukan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya yang berarti melakukan pergerakan antara keadaan sekarang dengan kondisi yang diharapkan. Hal ini berkaitan dengan definisi masalah yang berarti kenyataan yang tidak sesuai dengan kenyataan, dan problem solving berusaha untuk memperbaiki kenyataan tersebut menjadi sesuai dengan harapan.

Selanjutnya, menurut Solso (dalam Mawaddah, 2015) pemecahan masalah adalah suatu pemikiran yang terarah secara langsung untuk menentukan solusi atau jalan keluar untuk suatu masalah yang spesifik. Tentunya solusi spesifik berarti solusi yang sesuai dengan masalah yang terjadi. Selain itu, Gagne dalam (Made, 2016, hlm. 52) mengemukakan bahwa problem solving dapat dipandang sebagai suatu proses untuk menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi situasi yang baru. Kombinasi dari sejumlah aturan dapat dipahami sebagai algoritma atau langkah-langkah yang dapat menyelesaikan suatu permasalahan.

Berdasarkan pendapat-pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa problem solving adalah aktivitas proses berpikir untuk mencari solusi berupa suatu prosedur atau langkah yang spesifik dalam menyelesaikan suatu permasalahan secara sistematis berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.

Jenis Masalah

Terdapat beberapa jenis masalah, yaitu:

  • Masalah yang prosedur pemecahannya sudah ada dan telah diketahui siswa;
  • Masalah yang prosedur pemecahannya belum diketahui oleh siswa;
  • Masalah yang sama sekali belum diketahui prosedur pemecahannya dan atau belum diketahui data yang diperlukan untuk mencari solusinya.

Tentunya dalam pendidikan abad 21, kemampuan pemecahan masalah yang diharapkan dapat dikuasai adalah penyelesaian masalah terhadap masalah yang belum diketahui prosedur pemecahannya dan atau belum diketahui data yang diperlukan untuk mencari solusinya.

Indikator Problem Solving

Bagaimana caranya kita mengetahui bahwa seseorang atau dalam bidang pendidikan spesifiknya peserta didik telah mampu menggunakan kemampuan problem solvingnya? Terdapat indikator yang dapat mencirikan bahwa seseorang tengah mempraktikan kemampuan pemecahan masalah. Menurut Johnson & Johnson (Tawil & Liliasari, 2013, hlm. 93) indikator-indikator penyelesaian masalah adalah sebagai berikut.

  • “Mampu mendefinisikan masalah, yaitu merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang mengandung isu konflik, sehingga peserta didik mengerti masalah apa yang akan dikaji. Dalam hal ini, peserta didik harus mampu mendefinisikan beberapa masalah mengenai isu-isu hangat yang terjadi di lingkungannya;
  • “Mampu mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah, serta menganalisis berbagai faktor, baik faktor yang bisa menghambat maupun faktor yang dapat mendukung dalam penyelesaian masalah”. Jika hal yang pertama dilakukan adalah mengindentifikasi masalah, maka selanjutnya peserta didik harus dapat menyelidiki ataupun menemukan sebab atau alasan terjadi suatu permasalahan tersebut sehingga bisa mencari solusi;
  • “Mampu merumuskan alternatif strategi, yaitu menguji setiap tindakan yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas”. Mengatasi suatu permasalahan tentunya bisa melakukan berbagai hal sesuai tingkat permasalahan yang ada. Strategi yang dilakukan pun bisa berbedabeda sehingga perlu adanya alternatif strategi yang lain jika salah satu strategi tidak dapat berhasil mengatasi suatu permasalahan tersebut;
  • “Mampu menentukan dan menerapkan strategi pilihan, yaitu pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dapat dilakukan”. Pengambilan keputusan sangat diperlukan dalam memecahkan suatu masalah karena menentukan strategi yang paling baik dari beberapa alternatif strategi yang ada;
  • “Mampu melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil”. Evaluasi dilakukan agar dapat memperbaiki hal-hal yang salah dari kegiatan proses maupun hasil yang dilakukan ketika memecahkan suatu masalah. Sehingga akan menjadi cerminan untuk selanjutnya agar melakukan strategi yang lebih baik lagi.

Tabel Indikator Problem Solving

Jika disusun dalam tabel indikator seperti layaknya indikator-indikator lainnya dalam bidang pendidikan, maka indikator penyelesaian masalah dapat dijabarkan sebagai berikut.

No.Indikator Kemampuan Pemecahan MasalahKeterangan
1Mendefinisikan masalahMerumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang mengandung isu konflik, sehingga peserta didik mengerti masalah apa yang akan dikaji
2Merumuskan alternatif strategiMenguji setiap tindakan yang telah dirumuskan
3Menentukan dan menerapkan strategi pilihanPengambilan keputusan tentang strategi mana yang dapat dilakukan
4Melakukan evaluasiEvaluasi dilakukan agar dapat memperbaiki halhal yang salah dari kegiatan proses maupun hasil yang dilakukan ketika memecahkan suatu masalah

Sumber: Tawil & Liliasari, (2013, hlm. 93)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Problem Solving

Menurut Kartika,(2017, hlm. 327) faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah adalah sebagai berikut.

  • Pengalaman Pengalaman terhadap tugas-tugas menyelesaikan soal wacana atau soal aplikasi. Pengalaman awal seperti ketakutan terhadap biolohi dapat menghambat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.
  • Motivasi Dorongan yang kuat dari dalam diri seperti menumbuhkan keyakinan bahwa dirinya bisa, maupun dorongan dari luar diri (eksternal) seperti diberikan soal-soal yang menarik, menantang dapat mempengaruhi hasil pemecahan masalah.
  • Kemampuan memahami masalah Kemampuan siswa terhadap konsep-konsep soal, tugas, atau permasalahan nyata yang berbeda-beda tingkatnya dapat memicu perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.
  • Keterampilan Keterampilan adalah kemampuan untuk menggunakan akal, pikiran, ide dan kreativitas dalam mengerjakan, mengubah ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut. keterampilan tersebut pada dasarnya akan lebih baik bila terus diasah dan dilatih untuk menaikkan kemampuan sehingga akan menjadi ahli atau menguasai dari salah satu bidang keterampilan yang ada.
  • Kemandirian Kemandirian adalah kemampuan seseorang untuk melakukan suatu hal apapun sendiri, tidak bergantung pada orang lain. Sikap mandiri dapat membuat seseorang mampu menghadapi masalah yang ada. Sebaliknya, seseorang yang tidak memiliki sikap mandiri, dia tidak mampu menghadapi jika ada masalah.
  • Kepercayaan diri Kepercayaan diri akan memperkuat motivasi mencapai keberhasilan, karena semakin tinggi kepercayaan terhadap kemampuan diri sendiri, semakin kuat pula semangat untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Langkah-langkah Problem Solving

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam melakukan penyelesaian masalah adalah sebagai berikut.

  • Memahami Masalah Langkah ini sangat menekankan kesuksesan memperoleh solusi masalah. Langkah ini melibatkan pendalaman situasi masalah, melakukan pemilahan fakta – fakta menentukan hubungan di antara fakta-fakta dan membuat formulasi pertanyaan masalah. Setiap masalah yang ditulis, bahkan yang paling mudah sekalipun harus dibaca berulang kali dan informasi yang terdapat dalam masalah dipelajari dengan seksama. Biasanya siswa harus menyatakan kembali masalah dalam bahasanya sendiri.
  • Membuat Rencana Pemecahan Masalahi Langkah ini perlu dilakukan dengan percaya diri ketika masalah sudah dapat dipahami. Rencana solusi dibangun dengan mempertimbangkan struktur masalah dan pertanyaan yang harus dijawab. Jika masalah tersebut adalah masalah rutin dengan tugas menulis kalimat matematika terbuka, maka perlu dilakukan penerjemah masalah menjadi bahasa matematika. Jika masalah yang dihadapi adalah masalah nonrutin, maka suatu rencana perlu dibuat, bahkan kadang strategi baru perlu digambarkan.
  • Melaksanakan Rencana Pemecahan Masalahi Untuk mencari solusi yang tepat, rencana yang sudah dibuat dalam langkah harus dilaksanakan dengan hati-hati. Untuk melalui, estimasi solusi yang dibuat sangat perlu. Diagram, tabel, atau urutan dibangun secara seksama sehingga si pemecah masalah tidak akan bingung. Tabel digunakan jika perlu. Jika solusi memerlukan komputasi, kebanyakan individu akan menggunakan kalkulator untuk menghitung daripada menghitung dengan kertas dan pensil dan mengurangi kekhawatiran yang sering terjadi dalam pemecahan masalah. Jika muncul ketidakkonsistenan ketika melaksanakan rencana, proses harus ditelaah ulang untuk mencari sumber kesulitan masalah.
  • Melihat (mengecek) Kembali Selama langkah ini berlangsung, solusi masalah harus dipertimbangkan. Perhitungan harus dicek kembali. Melakukan pengecekan dapat melibatkan pemecahan yang menentukan akurasi dari komputasi dengan menghitung ulang. Jika membuat estimasi, maka bandingkan dengan solusi. Solusi harus tetap cocok terhadap akar masalah meskipun kelihatan tidak beralasan. Bagian penting dari langkah ini adalah ekstensi. Ini melibatkan pencarian alternatif pemecahan masalah.
  • Handayani, Kartika. (2017). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah soal cerita matematika. SEMNASTIKA 2017, 06 May 2017, Medan.
  • Khoiriyah, A. J., & Husamah, H. (2018). Problem-based learning: creative thinking skills, problem-solving skills, and learning outcome of seventh grade students. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia, 4(2), 151–160. https://doi.org/10.22219/jpbi.v4i2.5804
  • Made, W. (2016). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. PT Bumi Aksara.
  • Mawaddah, Siti. (2015). Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran genaratif (generative learning ) di smp. Jurnal Pendidikan Matematika, 3 (2)
  • Tawil, M. & Liliasari. (2013). Berpikir Kompleks. Makassar: Badan Penerbit Universitas Makassar.
  • Uno, Hamzah. 2014. Model pembelajaran menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif dan efektif. cetakan ke-10. Jakarta: Bumi Aksara.

Artikel Terkait

Leave a comment.

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.

Beritahu saya akan tindak lanjut komentar melalui surel.

Beritahu saya akan tulisan baru melalui surel.

  • Proses Rekrutmen
  • CV & Portofolio
  • Tips Interview
  • Skill & Upskilling
  • Tools & Penunjang Kerja
  • Tips Tempat Kerja
  • Ketenagakerjaan
  • Tren & Info Industri
  • Mengatur Keuangan
  • Karyawan Baru
  • Eksplorasi Karier
  • Profil Profesi
  • Perkembangan Karier
  • Artikel Expert
  • Campaign Berlangsung
  • Kabar Produk
  • Kabar Glints
  • Glints ExpertClass
  • Lowongan Kerja
  • Dunia Kerja
  • Skills Profesional
  • Tips Karier

Problem Solving: Arti, Proses, Contoh, Manfaat, dan Tips Tingkatkannya

tahapan terakhir dalam proses problem solving & decision making adalah

Isi Artikel

Banyak orang yang mengira bahwa problem solving atau pemecahan masalah adalah suatu  skill  yang dapat diasah lewat praktik.

Padahal, hal ini kurang tepat, lho. Meski merupakan bagian dari soft skill , kamu bisa belajar penyelesaian persoalan layaknya hard skill .

Kira-kira, mengapa bisa begitu? Ketahui jawabannya dengan menyimak penjelasan Glints di bawah ini.

Apa Itu Skill Problem Solving?

Seperti namanya, problem solving adalah sebuah kemampuan untuk mencari solusi atas segala halangan dari tujuanmu. 

Semakin baik kamu menguasai skill ini, semakin cepat dan efektif pula persoalanmu selesai. Hal ini juga berlaku sebaliknya.

Metode Problem Solving

Mengutip dari Session Lab dan Chanty , berikut adalah beberapa metode yang bisa digunakan untuk pemecahan masalah.

1.  Brainstorming

Salah satu metode yang ampuh untuk memecahkan masalah adalah  brainstorming .

Ketika melakukan  brainstorming , kamu dan rekan kerja mencari solusi kreatif untuk suatu masalah.

Sehingga, metode ini mendorong setiap orang yang terlibat untuk menyampaikan idenya.

Setelah terkumpul, ide-ide tersebut bisa digabungkan atau diolah untuk menjadi satu solusi utama.

2. 6  thinking hats

Six thinking hats  adalah metode  problem solving  selanjutnya.

Dalam metode ini, kamu dan rekan kerja silih berganti mencoba menghadapi suatu masalah dari beragam perspektif.

Adapun perspektif yang digunakan seperti;

  • fakta dan data
  • solusi kreatif
  • hal positif dari suatu solusi
  • hal negatif dari suatu solusi

Fakta-fakta tersebut jadi pendorong dan pendukungmu dalam mencari solusi.

3.  The 5 whys

Metode  problem solving  lain yang bisa kamu gunakan bersama rekan kerja adalah  the 5 whys .

Dalam metode ini, kamu cukup meng- highlight  masalah yang akan dipecahkan.

Lalu, tanyakan pada dirimu dan tim “mengapa” masalah tersebut bisa terjadi. Setelah itu, terus tanyakan “mengapa” atau “ why ” sebanyak 5 kali.

Namun, pastikan untuk menjawab seluruh pertanyaan dengan objektif. Hal ini dapat membantumu capai akar dari permasalahan yang sedang dihadapi.

4.  Lightning decision jam

Dalam metode ini, kamu dan rekan kerja masing-masing menulis tantangan, kekhawatiran, atau kesalahan dalam sebuah catatan kecil.

Kemudian, tim memilih masalah mana yang diselesaikan dan dituntun untuk melihat masalah tersebut dari sudut pandang baru.

Hal ini memungkinkan kamu dan tim untuk membuat solusi dari masalah yang dipilih.

Metode ini pun memastikan bahwa proses penyelesaian masalah dilakukan secara terfokus dan teratur.

5.  Failure mode and effect analysis

Metode  problem solving  lain yang bisa kamu gunakan adalah  failure mode and effect  analysis .

Dalam metode ini, kamu dan tim mencoba menganalisis setiap elemen dari strategi bisnis dan memikirkan hal-hal terburuk yang mungkin terjadi.

Hal-hal terburuk seperti kenapa strategimu gagal dan kapan terjadinya menjadi pokok bahasan dari pemecahan masalah dalam metode ini.

Dengan melihat kemungkinan terburuk dan seberapa mungkin hal itu terjadi, kamu dan tim bisa mencari solusi dari permasalahan tersebut serta mencegahnya.

Contoh Problem Solving

Berikut adalah beberapa contoh kasus yang sering terjadi di dunia kerja di mana kemampuan  problem solving  sangat dibutuhkan.

1. Menyelesaikan komplain pelanggan

Di kasus ini, jelas sebagai seorang profesional, kamu harus memikirkan bagaimana langkah-langkah menyelesaikan masalahnya.

Meski bisa merujuk ke SOP, tidak jarang komplain konsumen bersifat unik yang juga membutuhkan langkah penyesuaian yang  personalized.

2. Mencari jalan keluar ketika ada alat yang rusak

Contoh yang satu ini mungkin terkesan sepele, tetapi dengan  problem solving skill  yang kurang mumpuni, seseorang bisa saja membuatnya menjadi masalah besar.

Ketika mesin fotokopi di kantor rusak, misalnya, kamu dapat langsung menghubungi tim terkait yang bertugas mengelola peralatan kantor, seperti tim operasional atau  general affair.

Yang pasti, jangan menyembunyikan kejadian tersebut karena justru bisa menghambat pekerjaan orang lain ke depannya.

3. Melakukan kesalahan saat bekerja

Contoh  problem solving  selanjutnya adalah ketika berusaha memperbaiki kesalahan saat mengerjakan tugas.

Langkah penyelesaiannya tentu sangat berbeda-beda, tergantung kesalahan yang dibuat.

Misalnya, kamu salah  upload  konten di media sosial.

Dalam hal ini, tentu langkah pertama adalah langsung menghapus konten tersebut secepatnya, lalu upload  ulang konten yang benar. Kamu juga bisa  post  permintaan maaf atau klarifikasi tambahan.

Jangan lupa untuk menginformasikannya pada tim supaya bisa mengantisipasi dampak ke depannya.

4. Menghadapi rekan kerja yang sulit diajak kerja sama

Tak jarang, permasalahan di tempat kerja muncul akibat interaksi yang kurang baik dengan rekan satu tim.

Situasi seperti ini juga sangat memerlukan kemampuan pemecahan masalah yang mumpuni.

Kamu bisa coba beberapa cara, mulai dari berusaha bangun komunikasi langsung dengannya atau konsultasi ke atasan.

5. Menyesuaikan  deadline  ketika ada tugas mendadak

Situasi seperti ini terkadang tidak bisa dihindari di dunia kerja.

Kamu harus bisa mengatur tugas dan waktumu dengan baik sehingga semua tugas tetap bisa diselesaikan sesuai standar dan  timeline.

Untuk menyelesaikan masalah ini, coba delegasi atau tunda beberapa tugasmu sesuai skala prioritas. Diskusikan ini ke atasan supaya tidak ada miskomunikasi.

Proses Problem Solving

Apakah kamu masih bingung dengan pengertian dari penyelesaian masalah? Tak heran, skill yang satu ini memang abstrak.

Meski begitu, kamu tak perlu khawatir. Glints sudah merangkum langkah-langkah memecahkan masalah dari The Balance Careers . 

Dengan penjelasan ini, kamu tentu bisa lebih menggambarkan semuanya. Ada juga tambahan contoh pemecahan masalah berikut ini agar kamu makin paham.

Misalnya, kamu adalah seorang koki di toko kue. Biasanya, kamu menjual 100 buah roti dan 100 buah bolu kukus dalam sehari.

Sayangnya, hari ini, produksi roti terhambat. Ini tentu bisa merugikan toko roti.

Untuk contoh pemecahan masalah ini, langkah-langkahnya adalah:

1. Analisis situasi

Solusi yang tepat tentu menyasar akar masalah. Oleh karena itu, kamu wajib tahu akar masalah ini dulu.

Dalam tahap ini, kamu membutuhkan skill – skill seperti:

  • pengumpulan data
  • analisis data
  • analisis historis

Oleh karena itu, dalam konteks ini, kamu wajib mencari penyebab masalah di toko kue. Misalnya, ternyata, mesin penggiling adonanmu rusak.

2. Buat daftar solusi

Tahap problem solving selanjutnya adalah mencari jalan keluar. 

Tentu saja, tiap masalah punya jalan keluar yang beraneka ragam. Oleh karena itu, daftar dulu berbagai kemungkinan solusi yang ada, ya! 

Untuk melakukan tahap ini, kamu butuh kemampuan:

  • berpikir kreatif
  • perencanaan proyek
  • desain proyek

Untuk masalah di toko kue, alternatif solusinya adalah:

  • membeli mesin penggiling baru
  • mencoba memperbaiki mesin penggiling
  • tidak produksi roti sama sekali, buat bolu kukus saja
  • tidak produksi bolu kukus, tenaga dan waktu dipakai untuk membuat roti
  • membuat roti tanpa mesin penggiling
  • dan lain-lain

Apa pun yang kamu pikirkan, kumpulkan saja dulu menjadi satu.

3. Pilih solusi terbaik

Sudah menuliskan berbagai alternatif solusi? Sekarang, saatnya memilih yang terbaik di antara pilihan itu.

Ingat, tiap pilihan punya konsekuensinya masing-masing. Terlebih lagi, kadang kala, kamu tak jadi satu-satunya orang yang membuat keputusan. 

Oleh karena itu, dalam tahap problem solving ini, kamu butuh skill :

  • penentuan prioritas

Kita kembali lagi ke contoh pemecahan masalah toko kue. Misalnya, pada hari itu, ada pesanan 50 roti yang harus selesai hari ini.

Akhirnya, kamu memutuskan untuk mengurangi produksi bolu kukus. Ada tenaga ekstra untuk membuat roti pesanan tanpa mesin penggiling.

Ingat, tiap masalah punya konteks yang berbeda-beda. Oleh karena itu, solusi terbaiknya juga berbeda-beda.

Untuk memahami hal ini, Glints akan memberikan contoh tambahan. Misalnya, ternyata, roti yang kemarin masih bersisa. Roti-roti itu juga sangat layak jual.

Kalau begitu, kamu tak perlu membuatnya lagi. Hari ini, fokuskan saja tenaga untuk mengukus bolu-bolu.

Itulah mengapa, penting bagimu memahami konteks persoalan.

4. Rancang rencana

Sudah punya solusi, waktunya eksekusi. Dalam pelaksanaan ini, kamu membutuhkan kemampuan:

  • manajemen proyek
  • manajemen waktu

Nah, saat mengurangi produksi bolu kukus, siapa saja yang dipindah ke produksi roti? Berapa waktu yang dibutuhkan? 

Karena tidak ada mesin, bekerja di dapur tentu menjadi lebih lelah. Kamu juga harus memikirkan waktu istirahat pegawai.

Rencanakan semua ini matang-matang, ya! Dengan panduan yang jelas, solusi yang kamu buat tentu bisa terlaksana dengan baik.

5. Evaluasi

Saat sudah selesai, coba lakukan evaluasi dari solusimu. Apakah jalan keluar itu sudah benar-benar bekerja?

Dalam proses ini, skill yang kamu butuhkan antara lain:

Mengapa Skill Problem Solving Penting?

Kamu sudah memahami pengertian dari skill pemecahan masalah. Nah, sekarang, kenapa kamu harus menguasainya?

Dirangkum dari Cleverism & Institute of Chartered Accountants in England and Wales , ini dia informasinya.

1. Bukti mampu terapkan ilmu

Proses belajar tentu mengasah kemampuan analisis. Secara otomatis, kamu bisa lebih memahami masalah dan mencari solusinya.

Sayangnya, seperti yang sudah Glints singgung, tiap konteks masalah punya solusi yang berbeda-beda.

Nah, realitanya, persoalan punya aneka ragam konteks. Secara otomatis, pemilihan solusinya juga berbeda.

Lalu, apa tanda bahwa kamu mampu memahami konteks dan memilih solusi yang tepat? Skill pemecahan masalah adalah jawabannya.

Belajar merupakan tanda bahwa kamu menguasai teori. Praktiknya bisa dibuktikan lewat skill menyelesaikan masalah.

2. Menarik rekruter

Pemecahan masalah merupakan skill yang terdiri dari berbagai macam sub- skill . Ragam sub- skill ini sudah Glints jelaskan tadi.

Analisis, kreativitas, manajemen proyek, bahkan kolaborasi, termasuk di dalamnya.

Dengan alasan ini, rekruter menyukai orang yang mampu menyelesaikan persoalan. Ia jadi penanda bahwa kamu juga punya segudang skill lainnya.

3. Penting untuk promosi

Salah satu ciri pemimpin baik adalah mampu menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, kalau ingin promosi jabatan, kamu wajib memilikinya.

Tips Meningkatkan Skill Problem Solving

tips meningkatkan skill problem solving

© Freepik.com

Nah, sekarang, bagaimana cara meningkatkan kemampuan ini ? Dirangkum dari Indeed , ini dia tipsnya:

1. Asah skill teknis

Ternyata, kemampuan teknikal atau hard skill bisa membuatmu mahir memecahkan masalah, lho. 

Padahal, problem solving sendiri adalah contoh soft skill . Ternyata, ia tetap tak bisa lepas dari hard skill . Glints sudah menyebutkan hal ini di atas.

Ini bisa terjadi karena, dengan kemampuan teknikal, kamu jadi punya teori. Solusi dari masalah pun bisa lebih mudah dirumuskan.

2. Cari kesempatan baru

Jangan lupa, asah terus kemampuanmu dengan praktik di berbagai tempat. Kamu bisa melakukannya dengan mencari:

  • proyek baru
  • tim yang berbeda dengan sekarang
  • komunitas atau organisasi di luar tempat kerja

3. Perhatikan orang lain

Selain menempa diri, kamu juga bisa mengamati proses pemecahan masalah orang lain, lho.

Coba perhatikan bagaimana atasan atau kolegamu menghadapi persoalan. Siapa tahu, kamu bisa meniru dan memodifikasi pola pemecahan masalah mereka.

Demikian penjelasan Glints soal kemampuan problem solving . Terus asah skill ini agar kariermu makin berkembang, ya!

Kalau kamu mau belajar lebih banyak tentang kemampuan penting di dunia kerja, yuk, baca artikel lainnya dari Glints!

Ada kumpulan artikel yang secara khusus mengulas topik tentang  hard skill  beserta  soft skill  di dunia kerja.

Baik yang berkaitan dengan pekerjaan tertentu maupun  skill yang secara umum dicari banyak perusahaan.

Tertarik? Ayo klik  link  ini sekarang juga untuk baca artikel lainnya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Artikel Terkait

Unduh App Glints

tahapan terakhir dalam proses problem solving & decision making adalah

Dapetin update secara langsung

Jangan sampai terlewat update loker baru.

Jangan sampai terlewat chat baru dari HRD.

Pindai kode QR atau unduh Aplikasi Glints dari

tahapan terakhir dalam proses problem solving & decision making adalah

Terima kasih sudah berlangganan! Nantikan info konten terbaru Glints di emailmu.

Maaf, permintaanmu tidak bisa diproses. silakan coba lagi., kategori topik.

  • Pencarian Kerja
  • Kehidupan Profesional
  • Perencanaan Karier
  • Konten Eksklusif

Media Sosial

Cari kerja berdasarkan.

  • Nama Perusahaan
  • Paling Banyak Dicari

TAMBAH ILMU & SKILL

  • Kelas Copywriting
  • Kelas Public Speaking
  • Kelas Influencer
  • Kelas Marketing

article banner image

Problem Solving: Langkah Cepat atasi Semua Kesulitan dalam Bisnis

‘Penyelesaian Masalah atau  Problem Solving ’ merupakan hal penting yang berkaitan dengan kehidupan setiap individu sehari-hari. Idealnya, setiap orang maupun setiap organisasi di berbagai bidang harus memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan mencari solusi serta keputusan yang tepat untuk menghadapi masalah tersebut.

Definisi Penyelesaian Masalah (Problem Solving)

Menurut Marzano, dkk (1988)  problem solving adalah salah satu bagian dari proses berpikir yang berupa kemampuan untuk memecahkan persoalan. Girl, dkk (2002) menyatakan bahwa  problem solving adalah proses yang melibatkan penerapan pengetahuan dan ketrampilan-ketrampilan untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut Maria Tri Handayani (2021)  problem solving adalah salah satu  soft skill penting, berupa pengambilan keputusan saat dihadapkan pada berbagai situasi dan masalah yang sulit dan tidak terduga di tempat kerja. 

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, maka istilah  problem solving secara umum dapat diartikan sebagai proses untuk menyelesaikan masalah yang ada. Sebagai terjemahan dari istilah  problem solving , istilah penyelesaian masalah dalam bahasa Indonesia bermakna ganda yaitu proses menyelesaikan / memecahkan masalah itu sendiri dan hasil dari upaya memecahkan masalah yang dalam bahasa Inggris disebut dengan  solution atau solusi (Satya Widya, Vol.28, 2012).

Tujuan dilakukannya Penyelesaian Masalah (Problem Solving)

Pelaksanaan  problem solving  dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan, sebagai berikut:

  • Meningkatkan awareness terhadap masalah. 
  • Melatih kemampuan individu/organisasi dalam menghadapi masalah.
  • Melatih kemampuan individu/organisasi dalam mengidentifikasi, mengenalisa, dan menentukan prioritas masalah. 
  • Melatih dan meningkatkan kemampuan individu/organisasi dalam menemukan langkah-langkah terbaik untuk mendapatkan solusi dari sebuah masalah.
  • Melatih dan meningkatkan kemampuan individu/organisasi dalam meneliti suatu masalah dari berbagai sudut pandang.
  • Melatih individu/organisasi untuk berani mengambil keputusan.
  • Meningkatkan pemahaman individu/organisasi pada ‘ Key Success Factor ’ dan ‘ Lesson Learned ’ dalam implementasi  Problem Solving  yang selama ini dilakukan.

Siklus Penyelesaian Masalah (Problem Solving Cycle)

Ada berbagai proses / tahapan di dalam  problem solving cycle  yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan masalah, yaitu:

tahapan terakhir dalam proses problem solving & decision making adalah

Gambar 1.  Problem Solving Cycle

  • Identifying and Selecting Problem (Mendefinisikan dan menentukan masalah yang ada) Tahap pertama di dalam  problem solving cycle  adalah mendefinisikan masalah yang ada.  Cari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Apakah hal tersebut benar-benar sebuah masalah atau tidak. Tak jarang pada sebuah masalah, individu/organisasi lebih terpaku dengan gejalanya daripada masalah yang sebenarnya.  Tahapan identifikasi masalah ini dapat dilakukan menggunakan kegiatan  brain-storming . Adapun kemampuan yang diperlukan pada tahap ini adalah mengetahui dan merumuskan masalah secara jelas. Tahap ini merupakan hal yang penting karena individu/organisasi cenderung tidak menyadari masalah utama yang mereka hadapi. Hal ini terkadang dapat berpengaruh pada tahap selanjutnya yang tidak maksimal.  
  • Analyzing Problem (Menganalisa penyebab masalah) Mendefiniskan masalah bukan berarti hanya melihat isu / masalah yang terlihat, tapi juga menganalisa akar penyebab masalah yang sebenarnya. Hal ini dikarenakan, banyak hal yang bisa melatarbelakangi dan mempengaruhi munculnya sebuah masalah. Itu sebabnya pada tahapan ini penting untuk melihat masalah dari berbagai perspektif.  S uatu masalah sering disebabkan oleh masalah lainnya sehingga terlihat banyak masalah yang menjadi penyebabnya. Padahal sebenarnya hanya ada sedikit akar permasalahan untuk kasus masalah yang kompleks sekalipun.  Tahapan analisa penyebab masalah ini dapat dilakukan melalui  Root Cause Analysis .  
  • Generating Potential Solutions (Menyusun daftar solusi yang potensial) Setelah mengetahui akar permasalahan yang terjadi, maka tahapan selanjutnya menyusun dan mengembangkan daftar solusi yang dapat dilakukan. Untuk melakukan hal ini individu/organisasi membutuhkan kemampuan berpikir yang kritis dan logis. Kegiatan  brain-storming  juga dapat dilakukan untuk mendapatkan masukan dari rekan kerja lain yang berkompeten di bidangnya. Tujuannya adalah menghasilkan berbagai alternatif solusi yang paling sesuai serta relevan yang masalah yang dihadapi.   
  • Selecting and Planning Solutions (Menentukan dan merencanakan solusi yang dipilih) Setelah daftar alternatif solusi disusun, maka tahapan yang dapat dilakukan adalah mempelajari, menganalisa maupun menilai kelebihan serta kekurangan dari masing-masing solusi. Beberapa solusi mungkin tidak dapat diimplementasikan karena terkendala dengan biaya, tenaga atau waktu. Untuk menentukan solusi terbaik, pertimbangkan solusi mana yang penerapannya paling memungkinkan dan tidak berpotensi menyebabkan masalah lainnya.  
  • Implementing Solution (Mengimplementasikan solusi penyelesaian masalah) Setelah menentukan solusi yang akan digunakan, tahap selanjutnya adalah menerapkan solusi tersebut ke dalam masalah.  
  • Monitor and Evaluating Solution (Memantau dan mengevaluasi solusi yang dijalankan) Tahapan terakhir dari  problem solving cycle  yaitu memantau dan mengevaluasi penerapan solusi yang diterapkan. Pada tahapan ini individu/organisasi diharapkan dapat membuat indikator untuk mengukur kinerja solusi yang diimplementasikan tersebut. Dengan melakukan monitoring  dan evaluasi, individu/organisasi bisa menilai seberapa efektif solusi tersebut (apakah bisa diterapkan pada semua masalah atau tidak). Selain itu, dengan melakukan  monitoring  dan evaluasi individu/organisasi bisa mengatur strategi  problem solving  selanjutnya untuk permasalahan yang serupa. 

Kesimpulannya, ‘ Problem Solving atau Penyelesaian Masalah’ merupakan suatu seni, kemampuan atau proses untuk mendefinisikan, menganalisa, dan menyelesaikan masalah yang ada melalui penyusunan alternatif solusi yang tepat sasaran.

Altha Consulting sebagai Konsultan Manajemen, menyediakan layanan  people advisory dan layanan  corporate training  yang dapat membantu Anda maupun Organisasi Anda dalam pengembangan  problem solving  termasuk peningkatan  awareness  terhadap masalah. Hubungi kami apabila ada pertanyaan lebih lanjut!

Altha Consulting

Tokopedia Tower, Ciputra World 2 Jakarta 12th Floor, Suite 12.33 - 12.37 Jl. Prof. DR. Satrio Kav. 3 Jakarta 12930

+62 21 252 4697

+62 811 1921 818

KajianPustaka

Widget html #1, pengambilan keputusan (decision making).

Pengambilan Keputusan
  • Menurut Wang dan Ruhe (2007), pengambilan keputusan adalah proses yang memilih pilihan yang lebih disukai atau suatu tindakan dari antara alternatif atas dasar kriteria atau strategi yang diberikan. 
  • Menurut Suharnan (2005), pengambilan keputusan adalah proses memilih atau menentukan berbagai kemungkinan diantara situasi-situasi yang tidak pasti.
  • Menurut Terry (2003), pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih, tindakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi melalui pemilihan satu diantara alternatif- alternatif yang memungkinkan.
  • Menurut Simon (1993), pengambilan keputusan merupakan suatu bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih, yang prosesnya melalui mekanisme tertentu dengan harapan akan menghasilkan suatu keputusan yang terbaik.
  • Menurut Baron dan Byrne (2008), pengambilan keputusan adalah suatu proses melalui kombinasi individu atau kelompok dan mengintegrasikan informasi yang ada dengan tujuan memilih satu dari berbagai kemungkinan tindakan.

Dasar Pengambilan Keputusan 

A. intuisi , b. pengalaman , c. fakta , d. wewenang , e. rasional , faktor pengambilan keputusan .

  • Keadaan internal . Keputusan yang memerlukan biaya, tetapi keadaan yang tidak mendukung, akan mengurangi kualitas keputusan. Namun biasanya keputusan tetap diambil dengan mengingat dan menyesuaikan keadaan. 
  • Tersedianya informasi yang diperlukan . Suatu keputusan diambil untuk mengatasi masalah di dalamnya. Untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapi, maka lebih dahulu harus diketahui sebab dan akibat masalah tersebut, maka perlu pengumpulan data yang ada kaitan langsung dan tidak langsung dengan masalah itu. Data-data tersebut kemudian diolah sehingga akhirnya merupakan informasi. Informasi yang diperlukan harus lengkap sesuai kebutuhan, terpercaya dan masih aktual. Berdasarkan informasi inilah pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan baik. 
  • Keadaan Ekstern . Pengambilan keputusan harus mempertimbangkan lingkungan luar. Keadaan atau lingkungan di luar dapat berupa, ekonomi, sosial, politik, hukum, budaya dan lain-lain. Keputusan yang diambil tidak boleh bertentangan dengan peraturan hukum yang berlaku.
  • Kepribadian dan Kecakapan Pengambilan Keputusan . Tepat tidaknya keputusan yang diambil juga sangat tergantung pada kecakapan dan kepribadian pengambilan keputusan. Hal ini meliputi: penilaian, kebutuhan, tingkat inteligensi, kapasitas, kapabilitas, keterampilan, dan lain sebagainya.

Gaya Pengambilan Keputusan 

  • Rational (rasional) . Gaya rasional ditandai dengan strategi yang sistematis dan berencana dengan orientasi masa depan yang jelas. Para pembuat keputusan rasional menerima tanggung jawab untuk pilihan yang berasal dari internal locus of control dan aktif, disengaja dan logis.
  • Intuitive (intuisi) . Gaya intuisi ditandai dengan ketergantungan pada pengalaman batin, fantasi, dan kecenderungan untuk memutuskan dengan cepat tanpa banyak pertimbangan atau pengumpulan informasi. Para pengambil keputusan intuisi menerima tanggung jawab untuk pilihan, tetapi fokus pada emosional kesadaran diri, fantasi dan perasaan, sering secara impulsif.
  • Dependent (dependen) . Gaya pengambilan keputusan dependen, menolak tanggung jawab atas pilihan mereka dan melibatkan tanggung jawab kepada orang lain, umumnya figur otoritas. Dalam arti lain, gaya keputusan ini cenderung atas keputusan orang lain yang mereka anggap sebagai figur otoritas (seperti orang tua, keluarga, teman).
  • Indecisiveness (keraguan) . Gaya pengambilan keputusan indecisiveness (keraguan) cenderung menghindari situasi pengambilan keputusan atau tanggung jawab terhadap orang lain. Secara signifikan orang ragu-ragu perlu lebih banyak waktu ketika mereka harus memilih suatu pilihan, tetapi mereka juga lebih selektif dan kurang lengkap dalam pencarian informasi.

Proses Pengambilan Keputusan 

  • Identifikasi masalah . Dalam hal ini diharapkan mampu mengidentifikasi masalah yang ada di dalam suatu keadaan. 
  • Pengumpulan dan penganalisis data . Pengambil keputusan diharapkan dapat mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat membantu memecahkan masalah yang ada. 
  • Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan . Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu dipikirkan cara-cara pemecahannya.
  • Pemilihan salah satu alternatif terbaik . Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah tertentu dilakukan atas dasar pertimbangan yang matang atau rekomendasi. Dalam pemilihan satu alternatif dibutuhkan waktu yang lama karena hal ini menentukan alternatif yang dipakai akan berhasil atau sebaliknya.
  • Pelaksanaan keputusan . Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang pengambil keputusan harus mampu menerima dampak yang positif atau negatif. Ketika menerima dampak yang negatif, pemimpin harus juga mempunyai alternatif yang lain. 
  • Pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan . Setelah keputusan dijalankan seharusnya seseorang dapat mengukur dampak dari keputusan yang telah dibuat.

Daftar Pustaka

  • Save, M Dagun. 2006. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan . Jakarta: HIPN.
  • Dermawan, Rizqi. 2004. Pengambilan Keputusan . Bandung: Alfabeta.
  • Wang, Y dan Ruhe, G. R. 2007. The Cognitive Process of Decision Making . International Journal of Cognitive Informatics and Natural Intelligence.
  • Suharnan. 2005. Psikologi Kognitif . Surabaya: Srikandi.
  • Terry, George R. 2003. Prinsip-prinsip Manajemen . Jakarta: Bumi Aksara.
  • Simon, Herbert A. 1993. Decision Making: Rational, Nonrational and Irrational . Jurnal Educational Administration Quarterly Vol.29 No.3.
  • Baron, R A dan Byrne, D. 2008. Social Psychology . Boston: Pearson Education.
  • Syamsi, Ibnu. 2000. Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi . Jakarta: Bumi Aksara.
  • Bacanli, F. 2012. An Examination of the Relationship Amongst Decision-Making Strategies and Ego Identity Statuses . Journal Education and Science Gazi University Vol.37 No.163.
  • Kotler P, dkk. 2000. Manajemen Pemasaran Perspektif Asia . Yogyakarta: Andi Offset. 

Notes on personal journey in learning and teaching about my passionate subjects

Prinsip Dasar Memecahkan Masalah

  • Business Development
  • Problem Solving and Decision Making

Prinsip Dasar Memecahkan Masalah (Problem Solving)

  • Posted by by Arry Rahmawan
  • September 13, 2020

Pada kesempatan kali ini izinkan saya untuk menulis tentang prinsip dasar memecahkan masalah atau problem solving . Ketika artikel ini saya tulis, media-media informasi sedang ramai membahas isu diberlakukannya kembali PSBB di Jakarta karena kembali meningkatnya kasus COVID-19. Di satu sisi ada banyak pihak yang mendukung, namun tidak sedikit juga pihak yang menolaknya. Pihak yang mendukung mengatakan PSBB total akan sangat bermanfaat untuk menurunkan kasus COVID-19, di sisi lain pihak yang menolak mengatakan bahwa PSBB total di Jakarta akan mematikan roda perekonomian dan membuat Indonesia semakin terjerumus ke jurang resesi. Semenjak diumumkan kasus perdana sejak Bulan Maret, total pertumbuhan kasus aktif COVID-19 tidak juga kunjung turun – bahkan naik.

Kasus di atas adalah sebuah kasus riil dari perlunya seseorang memiliki kemampuan  complex problem solving,  atau pemecahan masalah yang kompleks di tingkat negara atau kebijakan. Conn dan McLean (2018) mengungkapkan bahwa  complex problem solving, critical thinking,  dan  creativity  adalah 3 keterampilan terpenting untuk dikuasai di tahun 2020 dan sampai beberapa dekade setelahnya. Saat saya mengajar mata kuliah pengantar kewirausahaan teknologi di Departemen Teknik Industri UI , saya selalu menekankan 3 hal ini kepada mahasiswa, dan mereka banyak saya berikan latihan agar terasah dalam memecahkan masalah, berpikir kritis, dan juga menjadi mahasiswa solutif.

Mengenal Apa Itu Masalah

Lalu, apa itu   problem solving?  Pertama mari kita pahami dulu apa itu masalah.

Apakah Anda tahu, apa yang dimaksud dengan masalah?

Saya yakin selama ini Anda memiliki banyak masalah dalam hidup (begitu juga saya). Tentu kita ingin semua masalah yang ada di hidup kita bisa diselesaikan dengan cepat. Namun, bagaimana kita bisa menyelesaikan masalah, jika kita tidak tahu apa itu masalah (ga bingung kan, hehe)?

Collins Dictionary, mengartikan masalah adalah kondisi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan, menyebabkan kesulitan dalam menjalani hidup. Berdasarkan definisi ini, kita tahu bahwa masalah itu adalah adanya  gap  antara “Realita” dan hal “Ideal” yang ingin kita capai.

Sebagai mahasiswa, Anda pasti pernah mengalami ada mata kuliah atau mata pelajaran yang Anda susah sekali mengikutinya. Dosen sudah memberikan batas bawah kelas yaitu Anda harus dapat 60 di ujian. Tapi setelah ikut nilai Anda 40, sehingga Anda tidak lulus. Ada ‘jarak’ antara realita (Anda dapat 40) dan nilai ideal untuk Anda lulus (minimal 60), yang kalau jarak ini tidak dipecahkan Anda tidak lulus dan harus mengulang lagi mata kuliah tersebut di tahun berikutnya.

Upaya Anda untuk menaikkan nilai Anda dari 40 menjadi lebih dari 60 (let’s say, 80) adalah bentuk sederhana dari problem solving.

Mengenal prinsip dasar memecahkan masalah ( problem solving )

Lalu, apa saja prinsip – prinsip yang perlu Anda ketahui dalam memecahkan masalah? Watanabe (2009) dalam bukunya 101 Problem Solving, memetakan ada 4 langkah dasar yang merupakan prinsip problem solving. 4 langkah dasar tersebut dijelaskan di gambar berikut ini,

Prinsip Dasar Memecahkan Masalah

Saya menggunakan model yang diajukan Watanabe (2009) karena simpel dan juga konsisten dengan beragam literatur lain tentang pemecahan masalah. Intinya, ada 4 hal yang wajib kita lakukan jika kita ingin memecahkan masalah:

1. Memahami situasi atau mendefinisikan masalah dengan baik (understand the situation )

Banyak orang yang tidak bisa memecahkan masalah karena tidak bisa mendefinisikan masalah yang dihadapi dengan baik. Misalnya, “Saya tidak bisa mendapatkan nilai 80 di kelas karena saya tidak punya teman diskusi selama PSBB.”

Mengapa definisi masalah tersebut kurang bagus? Ya, karena definisi masalah tersebut sudah mengandung solusi. Jika masalahnya seperti itu, maka kita tinggal langsung saja cari teman diskusi. Nah, tapi apakah dengan punya teman diskusi nilai kita langsung naik jadi 80? Belum tentu.

Lalu, bagaimana mendefinisikan masalah dengan lebih baik?

Contohnya seperti ini, “Saat ini saya mendapat nilai 40 di mata kuliah X dan saya menargetkan untuk mendapatkan nilai 80 di ujian berikutnya. Hal ini harus saya capai, karena jika di bawah 60 saya harus mengulang kelas lagi yang akan menghabiskan uang sebesar Rpxxxxx dan waktu sebanyak xxxxx jam yang saya miliki.”

Dengan menggunakan definisi masalah tersebut, Anda pun jadi sadar bagaimana kondisi Anda saat ini, apa yang ingin Anda raih, dan apa dampak yang muncul jika Anda tidak meraihnya. Sampai sini paham? Jika kurang paham bisa bertanya di kotak komentar :).

Satu contoh lagi: “Saat ini saya punya hutang satu juta ke X, dan harus mengembalikannya di tanggal 25 September 2020. Jika tidak mengembalikannya, saya akan ditagih dan kepercayaan orang kepada saya menjadi hilang.”

Nah, jika masih belum paham boleh ditanyakan di kotak komentar.

2.  Mengidentifikasi akar penyebabnya (identify the root cause of the problem )

Setelah mendefinisikan masalah, baru kita mencari apa akar penyebab dari masalah kita. Teknik paling mudah adalah dengan menggunakan teknik “5 Why”. Teknik ini adalah dengan bertanya kepada diri kita terkait dengan mengapa kita bisa mendapat nilai jelek, misalnya.

Why 1: Mengapa saya mendapat nilai 40 di ujian matematika? Karena saya banyak salah di konsep geometri

Why 2: Kenapa banyak salah konsep di geometri? Karena saya tidak mempelajarinya dengan sungguh – sungguh

Why 3: Kenapa saya tidak belajar geometri sungguh – sungguh? Karena saya tidak menyukai bagian tersebut

Why 4: Kenapa saya tidak suka? Karena saya tidak tahu apa hubungan geometri dengan cita – cita saya

Why 5: Kenapa saya tidak tahu hubungan geometri dengan cita – cita saya? Karena saya tidak mencari tahu informasi terkait hal itu

Ternyata di sini ‘akar’ masalahnya bukan semata – mata kita tidak suka dengan bagian geometri, tetapi juga kita tidak termotivasi untuk mempelajarinya karena tidak tahu apa manfaatnya. Dengan teknik 5 why ini, kita jadi tahu apa akar masalahnya dan bisa merumuskan alternatif solusi dengan baik.

3.  Memilih dan membuat action plan  (Development of an effective action plan)

Jika sudah dari fase 2, maka fase berikutnya adalah berpikir kreatif dan kritis terhadap alternatif solusi yang mungkin dilakukan. Sebagai contoh:

  • Mencari tahu apa manfaat ilmu geometri dalam kehidupan sehari – hari (Googling)
  • Menonton film atau movie terkait dengan pentingnya ilmu geometri
  • Belajar geometri dengan bantuan video dari internet
  • Mengajarkan geometri ke orang lain secara online

Silakan tuliskan alternatif solusi sebanyak – banyaknya dalam fase ini. Kemudian pilih mana yang sekiranya paling efektif untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan penggunaan sumber daya yang paling sedikit (hemat waktu dan biaya yang dikeluarkan).

4. Eksekusi solusi secara total, perbaiki jika tidak efektif (Execute and modify, until it is solved)

Jika sudah yakin dengan suatu solusi, maka tahap berikutnya adalah eksekusi secara total. Namun perlu diingat bahwa solusi yang kita terapkan perlu dimonitor dan dievaluasi, apakah sudah efektif? Jika belum, maka kita cari alternatif solusi lain yang lebih efektif dan efisien (hal ini dinamakan iterasi).

Bagaimana jika strateginya sudah efektif dan kita dapat nilai sesuai dengan apa yang ditargetkan? Maka kita tingkatkan target yang lebih tinggi, misal mencapai nilai 100. Hal ini dinamakan dengan  improvement,  dan akan terus seperti itu secara kontinu.

Nah, sampai sini Anda sudah belajar tentang prinsip – prinsip dalam pemecahan masalah, dan juga beberapa tekniknya. Sekarang kita akan membahas apakah prinsip ini bisa dipakai oleh pengambil kebijakan di tengah pandemi COVID-19?

Problem-Solving dan COVID-19

Ilmu problem solving sebenarnya sangat simpel. Kenapa pemerintah atau instansi terkait tidak bisa efektif menyelesaikan masalah COVID-19? Apa mereka tidak menggunakan prinsip ini?

Saya yakin banyak pakar yang menjadi tim ahli di pemerintah dan mereka jauh lebih tahu daripada saya terkait bagaimana penanganan COVID-19 ini.

Satu hal yang perlu dipahami masyarakat adalah, problem solving untuk tatanan negara itu memiliki tingkat kerumitan yang sangat tinggi. Tingkat kerumitannya ada di sifat masalahnya itu sendiri yaitu  multiple problems, actors, interests, uncertainties. 

Multiple problems , di mana masalahnya ada banyak dan multi dimensi. COVID-19 tidak hanya tentang kesehatan, tapi juga ekonomi, sosial, transportasi, dan lain sebagainya. Multiple actors , yaitu masalahnya dimiliki oleh pihak yang beragam, mulai dari presiden, menteri, pemprov, tenaga kesehatan, dan lainnya. Multiple interests , yaitu masalahnya aktor tersebut memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Ada yang interestnya menyelamatkan rakyat, dengan mengurangi mortality rate, ada yang interestnya mendapatkan keuntungan, dsb Multiple uncertainties ,  yaitu ketidakpastian yang menghadang di masa depan macam – macam, mulai dari kemunculan virus baru, perilaku masyarakat yang tiba – tiba susah diatur, di luar kapasitas dari pemerintah sebagai pengambil kebijakan. Multiple rationalities ,  yaitu setiap aktor yang terlibat memiliki rasionalitas yang berbeda dalam memandang masalah. Ada yang dia berbasis pada data karena suka membaca, ada yang berbasis pada bisikan karena dia minta tolong dibacakan staf ahli, dan ada yang berbasis intuisi karena dia sudah merasa berpengalaman menangani hal – hal tersebut di masa lalu.

Kelima faktor itu masing – masing saling terkoneksi satu sama lain, menyebabkan masalah megakompleks yang sedang dihadapi oleh Indonesia saat ini. Jujur kadang saya seringkali gemas dengan netizen sok tahu yang menggampangkan cara pengambilan keputusan di tingkat wilayah atau nasional yang mega kompleks ini, padahal cara pengambilan kebijakan di negara tidak sesederhana menyelesaikan masalah Anda mau masuk kampus mana dan memilih jurusan apa untuk melanjutkan studi.

Namun, berkaca dari prinsip problem solving yang saya jelaskan tadi, saya jadi kepikiran satu hal. Apakah carut marutnya penanganan COVID-19 di Indonesia karena kita tidak memiliki atau tidak tahu apa masalah yang kita hadapi sebagai suatu bangsa? Apakah belum ada definisi masalah yang jelas (fase 1) yang bisa disepakati oleh satu bangsa untuk kita perjuangkan bersama menyelesaikan masalah tersebut?

Apakah kita bisa memiliki satu atau  single problem statement,  yang mana itu menjadi masalah yang kita harus selesaikan bersama sebagai satu bangsa? Jadi apapun peran kita di negara saat ini, single problem statement  tersebut mewakili semua kepentingan kita, sehingga kita berfokus saja untuk menyelesaikan masalah itu agar Indonesia bisa menyelesaikan penanganan COVID-19 dengan lebih baik.

Jika belum ada dan tidak mencoba ditemukan, maka Indonesia dalam kondisi saat ini belum melewati fase 1 dari tahap penyelesaian masalah dan buat saya itu mengerikan.

Jika ada yang bisa merumuskannya, saya yakin Anda akan sangat berjasa kepada negara karena besar kemungkinan Anda dapat mempersatukan bangsa.

Semoga artikel ini bisa sedikit membuka jalan agar kita bisa menjadi seorang pengambil keputusan yang lebih bijaksana.

Salam, Arry Rahmawan

' src=

Arry Rahmawan

Arry Rahmawan adalah seorang pembelajar yang memiliki ketertarikan dalam mempelajari ilmu tentang produktivitas hidup, entrepreneurship, dan pengembangan bisnis. Sejak tahun 2012, Arry rutin menulis dan membuat konten terkait tiga topik tersebut di blog ini. Arry menamatkan pendidikan S1 dan S2 nya di Departemen Teknik Industri, Universitas Indonesia dan menjadi dosen tetap non-PNS di Departemen yang sama sejak tahun 2016. Untuk meningkatkan kapasitas keilmuannya, Arry banyak mengambil sertifikasi, workshop, course, dan mentorship dari berbagai institusi kelas dunia. Selain aktif mengajar di UI dan beberapa kampus di Indonesia, Arry juga berpengalaman menjadi konsultan, trainer, dan coach independen untuk ketiga topik yang diminatinya tersebut. Klien yang sudah ditanganinya sangat beragam, mulai dari instansi pemerintahan, kementerian, BUMN, korporasi/swasta, lembaga pendidikan, serta lembaga non-profit. Saat ini Arry berdomisili di Belanda dalam rangka tugas belajar di Delft University of Technology, Faculty of Technology, Policy, and Management. Untuk menghubunginya, silakan kontak melalui direct message LinkedIn atau Instagram

Post navigation

Mengenal value proposition canvas untuk entrepreneur pemula, seminar sekolah kepemimpinan universitas pembangunan nasional (upn) veteran jakarta bersama arry rahmawan, leave a reply cancel reply.

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

3 Langkah Melatih Berpikir Inovatif

  • October 19, 2012
  • 2 minute read

Contoh Studi Kasus Problem Solving, Tahapan, Dan Skill Set Yang Dibutuhkan

Pendekatan problem solving adalah suatu metode yang memungkinkan individu atau tim untuk mencari solusi dengan lebih efisien. Dalam era dinamis saat ini, kemampuan problem solving telah menjadi salah satu kunci sukses di dunia kerja. Tidak hanya relevan bagi pemimpin dan manajer, tetapi juga bagi setiap individu yang ingin meraih kesuksesan karier.

Salah satu hal yang perlu diingat adalah bahwa problem solving bukanlah kemampuan yang diperoleh secara instan. Ini adalah keterampilan yang perlu dikembangkan seiring waktu. Bagi individu yang ingin naik ke jenjang manajerial yang lebih tinggi, kemampuan ini menjadi semakin penting.

tahapan terakhir dalam proses problem solving & decision making adalah

Apa itu Problem Solving?

Problem solving adalah kemampuan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengatasi masalah dengan cara yang terstruktur dan efektif. Ini melibatkan proses pemahaman masalah, mencari akar penyebabnya, menghasilkan berbagai solusi yang mungkin, dan menjalankan solusi yang dipilih.

Perbedaan Problem Solving dan Project Based Learning

Dalam dunia kerja, kemampuan untuk mengatasi masalah adalah kunci keberhasilan. Terdapat dua pendekatan utama yang populer, yaitu problem solving dan project based learning. Lalu, apa perbedaan keduanya? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini, ya.

No. Aspek Problem Solving Project Based Learning
1. Ruang Lingkup (Scope) Fokus pada masalah atau tantangan spesifik. Mengatasi proyek yang juah lebih kompleks.
2. Pendekatan (Approach) Pendekatan terstruktur dan linier. Pendekatan terbuka dan fleksibel untuk eksplorasi.
3. Kolaborasi (Collaboration) Terbuka untuk kolaborasi dalam kelompok kecil. Melibatkan kolaborasi tim yang lebih besar.
4. Aplikasi (Application) Fokus pada menemukan solusi untuk masalah tertentu. Lebih berorientasi pada penerapan di dunia nyata.
5. Penilaian (Assessment) Penilaian berfokus pada kualitas solusi dan proses. Dinilai berdasarkan produk akhir, proses, dan keterampilan.

Pemilihan antara kedua pendekatan problem solving dan project based learning ini harus mempertimbangkan sifat masalah atau proyek, tujuan pembelajaran, dan konteksnya. Keduanya memiliki cara yang berbeda dalam pengembangan pengetahuan dan keterampilan individu, dan dapat digunakan secara efektif tergantung pada situasinya.

Karakteristik Dalam Proses Problem Solving

Proses problem solving tidak hanya menjadi sarana untuk mengatasi hambatan, tetapi juga alat yang kuat untuk mencapai tujuan dengan efektif. Untuk memahami bagaimana proses ini berfungsi dengan optimal, ada beberapa karakteristik problem solving, yaitu:

1. Interaksi antara Pihak-Pihak Terlibat

Pertama-tama, interaksi yang efektif antara pihak-pihak yang terlibat merupakan karakteristik penting dalam proses problem solving. Ini melibatkan kolaborasi yang baik antara karyawan dalam satu divisi, bahkan lintas jabatan, atau antara atasan dan bawahan.

Mengapa interaksi ini penting? Karena perspektif yang beragam dan kontribusi berbagai pihak dapat membawa sudut pandang yang berbeda dalam menghadapi masalah. Ini memungkinkan solusi yang lebih komprehensif dan inovatif.

2. Diskusi yang Efektif, Sistematis, dan Progresif

Diskusi adalah fondasi dari proses problem solving yang sukses. Diskusi harus diadakan secara efektif, sistematis, dan menghasilkan progres. Diskusi ini bisa bersifat formal dalam bentuk pertemuan resmi, semi-formal seperti sesi brainstorms, atau informal melalui percakapan sehari-hari.

Yang penting, diskusi ini harus memungkinkan semua pihak untuk menyampaikan pandangan mereka dengan jelas, mendengarkan dengan seksama, dan merumuskan langkah-langkah yang konkrit untuk mengatasi masalah.

3. Informasi Lengkap dan Valid

Tidak dapat dipungkiri bahwa informasi adalah kunci dalam proses pemecahan masalah yang efektif. Setiap pemangku kepentingan harus memiliki akses ke informasi yang lengkap dan valid.

Penyampaian informasi harus dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, sehingga keputusan yang diambil didasarkan pada fakta yang akurat dan bukan pada asumsi atau persepsi yang salah. Hal ini meminimalkan risiko kesalahan dalam pengambilan keputusan.

4. Saling Membimbing dan Melatih

Terakhir, salah satu karakteristik yang sering terabaikan dari problem solving adalah semangat saling membimbing dan melatih. Dalam tim yang efektif, pengalaman seseorang dapat menjadi berharga bagi yang lain.

Seorang pemimpin yang bijaksana akan memberikan arahan dan panduan kepada rekan-rekannya yang mungkin kurang berpengalaman. Hal ini menciptakan lingkungan belajar yang berkelanjutan di tempat kerja, di mana semua anggota tim dapat terus mengembangkan keterampilan mereka dalam pemecahan masalah.

Tujuan Problem Solving

Dalam konteks perusahaan, problem solving memiliki tujuan-tujuan khusus yang mendorong pertumbuhan dan peningkatan kinerja. Adapun tujuan problem solving adalah:

1. Melatih Kemampuan Karyawan

Salah satu tujuan utama problem solving di perusahaan adalah untuk melatih kemampuan karyawan dalam menghadapi masalah. Setiap hari, karyawan akan dihadapkan pada berbagai masalah, mulai dari masalah teknis hingga masalah interpersonal.

Dengan melibatkan karyawan dalam proses problem solving, perusahaan memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengasah keterampilan mereka dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan mencari solusi untuk masalah-masalah tersebut.

2. Mengembangkan Langkah-Langkah Terbaik

Problem solving juga bertujuan untuk melatih karyawan dalam menemukan langkah-langkah terbaik dalam mencari solusi. Ini tidak hanya berarti menemukan solusi yang efektif, tetapi juga efisien. Dalam dunia bisnis yang kompetitif, memiliki kemampuan untuk menemukan solusi dengan cepat dan secara ekonomis sangat berharga.

3. Membangun Kemampuan Tindakan dalam Situasi Baru

Perubahan adalah konstan dalam dunia bisnis. Terkadang, karyawan dihadapkan pada situasi atau masalah yang belum pernah mereka alami sebelumnya. Problem solving membantu mereka untuk mengembangkan kemampuan tindakan dalam situasi-situasi baru ini. Mereka belajar bagaimana beradaptasi, merencanakan, dan bertindak dengan percaya diri bahkan dalam konteks yang tidak familiar.

4. Meningkatkan Kemampuan Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah inti dari banyak aspek dalam bisnis. Problem solving membantu melatih karyawan untuk lebih berani dalam mengambil keputusan terbaik. Ini melibatkan evaluasi berbagai opsi, analisis risiko, dan pertimbangan berbagai faktor sebelum membuat keputusan yang tepat.

5. Meneliti Masalah dari Berbagai Sudut Pandang

Kemampuan untuk melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang adalah keterampilan yang sangat berharga dalam problem solving. Tujuan ini membantu karyawan untuk tidak hanya fokus pada satu cara pandang, tetapi juga mempertimbangkan alternatif dan kemungkinan yang beragam. Hal ini dapat menghasilkan solusi yang lebih kreatif dan inovatif.

Metode Problem Solving

Dalam pelaksanaan pendekatan problem solving ada beberapa metode yang bisa digunakan. Adapun metode tersebut tersaji dalam tabel berikut:

Metode Problem Solving Deskripsi Kelebihan Kelemahan
Linear Thinking Metode ini menekankan pertanyaan “mengapa” untuk mengidentifikasi akar permasalahan dan menerapkan solusi yang sudah ada. Sederhana dan mudah dilaksanakan. Tidak cocok untuk masalah yang benar-benar baru.
Design Thinking Pendekatan berbasis pengguna yang mengutamakan empati terhadap pengguna akhir. Melibatkan pembuatan gambaran atau prototipe untuk mencari solusi. Fokus pada kebutuhan pengguna. Memerlukan waktu ekstra untuk memahami pengguna.
Creative Problem Solving Menggabungkan kreativitas dan logika untuk menemukan penyebab masalah dan mengembangkan solusi inovatif. Menghasilkan ide-ide kreatif. Memerlukan lebih banyak waktu untuk brainstorming.
Solution-based Thinking Berfokus pada solusi yang dapat dipastikan keberhasilannya dengan pendekatan yang lebih terstruktur. Efisien dalam pemecahan masalah yang jelas. Mungkin kurang fleksibel dalam ide.

Setiap metode problem solving memiliki karakteristiknya sendiri dan dapat diterapkan tergantung pada jenis masalah yang dihadapi. Pemilihan metode yang tepat dapat membantu dalam mencapai solusi yang efektif dan efisien.

Tahapan Problem Solving

Untuk lancarnya pendekatan dalam problem solving, Anda harus mengetahui bahwa ada tahapan-tahapan konkret yang dapat membantu dalam memecahkan masalah dengan lebih efektif, yaitu:

1. Mendefinisikan Masalah

Tahapan pertama yang kritis dalam problem solving adalah mendefinisikan masalah dengan jelas. Ini melibatkan mengurai masalah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan menyusunnya kembali agar kita dapat memahaminya dengan baik. Terkadang, masalah-masalah kompleks terlihat seperti tumpukan yang rumit, tetapi dengan mendefinisikan masalah secara sistematis, kita dapat menemukan inti dari masalah tersebut.

Jika Anda berkolaborasi dengan tim, ajaklah rekan-rekan Anda untuk berbicara tentang masalah tersebut. Mendengarkan dari berbagai perspektif dapat membantu Anda melihat berbagai sisi dari masalah. Selain itu, pastikan untuk membedakan antara opini dan fakta. Ini adalah langkah awal yang penting untuk memahami masalah secara mendalam.

2. Analisis Penyebab Masalah

Setelah masalah didefinisikan dengan jelas, langkah berikutnya adalah menganalisis penyebab masalah. Pertanyaan kunci yang perlu dijawab dalam tahapan kedua problem solving adalah, “Mengapa masalah ini terjadi?” Dan, “Apa yang menjadi akar masalah atau masalah utama pada case ini?”

Dalam hal ini, penting untuk mengidentifikasi peristiwa atau faktor yang memicu masalah. Ini dapat melibatkan meninjau proses-proses yang ada, kebijakan dan prosedur perusahaan, atau bahkan melakukan diskusi dengan anggota tim yang terlibat. Semakin mendalam Anda menganalisis penyebab, semakin baik Anda akan memahami sifat masalah.

3. Menentukan Prioritas Masalah

Tahap selanjutnya dalam problem solving adalah menentukan prioritas masalah. Terkadang, dalam satu sesi brainstorming, kita dapat menemukan beberapa masalah yang perlu diselesaikan. Namun, mencoba menyelesaikan semua masalah sekaligus bisa menjadi tidak efisien dan membuang waktu. Untuk itu, penting untuk menetapkan prioritas dan fokus pada masalah yang paling mendesak atau yang memiliki dampak terbesar.

4. Identifikasi Solusi yang Mungkin

Setelah Anda memahami masalah dan penyebabnya, langkah selanjutnya adalah mencari solusi yang mungkin. Cobalah untuk berpikir kreatif dan luwes dalam mencari alternatif solusi. Ingatlah bahwa ada berbagai pendekatan yang dapat diterapkan dan solusi yang efektif.

5. Mengimplementasikan Solusi dan Mengevaluasinya

Setelah Anda menemukan solusi yang terbaik, saatnya untuk mengimplementasikannya. Ini melibatkan perencanaan tindakan konkret, alokasi sumber daya, dan komunikasi dengan tim atau pihak yang terlibat. Pastikan untuk memiliki rencana yang terstruktur untuk menjalankan solusi.

Namun, proses problem solving tidak berakhir ketika solusi diimplementasikan. Evaluasi adalah langkah penting berikutnya. Pantau perkembangan dan hasil dari solusi yang telah dijalankan. Berbicaralah dengan anggota tim atau pihak terlibat untuk mendapatkan masukan dan pemahaman yang lebih baik tentang efektivitas solusi.

Dalam tahap implementasi pemecahan masalah, berikut adalah langkah-langkah kunci yang perlu diikuti untuk memastikan kesuksesan:

  • Membangun Rencana Aksi: Penting untuk merinci rencana tindakan yang konkrit terhadap solusi yang telah dipilih. Ini mencakup langkah-langkah yang harus diambil, penanggung jawabnya, dan jadwal pelaksanaannya.
  • Objektif yang Terukur: Tetapkan objektif yang dapat diukur untuk mencapai target. Ini memungkinkan untuk memantau kemajuan secara jelas dan memberikan pemahaman yang jelas tentang apa yang ingin dicapai.
  • Penilaian yang Terukur: Pisahkan objektif menjadi penilaian yang dapat diukur untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Dengan cara ini, progres bisa dilacak dengan tepat.
  • Jadwal atau Timeline: Pembuatan jadwal atau timeline dalam pelaksanaan solusi adalah langkah penting untuk menjaga agar semuanya terorganisir dan berjalan sesuai rencana.
  • Komunikasi Efektif: Komunikasi yang efektif dengan tim adalah kunci. Pastikan semua anggota tim memahami rencana dan tanggung jawab mereka untuk memastikan pelaksanaan berjalan lancar.
  • Terbuka terhadap Masukan atau feedback: Selama proses implementasi, tetap terbuka terhadap masukan dari anggota tim atau pihak terlibat. Ini membantu mengidentifikasi perubahan atau perbaikan yang mungkin diperlukan selama perjalanan menuju penyelesaian masalah.

Studi Kasus Problem Solving di Perusahaan ABC: Meningkatkan Efisiensi Produksi untuk Menekan Biaya

tahapan terakhir dalam proses problem solving & decision making adalah

Perusahaan ABC, sebuah produsen komponen otomotif yang mapan, menghadapi tantangan yang signifikan dalam hal biaya produksi yang tinggi dalam beberapa bulan terakhir. Ini telah mengancam profitabilitas mereka dan mempengaruhi daya saing di pasar yang sangat kompetitif. Oleh karena itu, perusahaan membentuk sebuah tim untuk mengidentifikasi masalah ini dan mencari solusinya.

Permasalahan Baru: Penurunan marjin keuntungan dan biaya produksi yang meningkat.

Sumber Daya:

Tim terdiri dari berbagai departemen di perusahaan ABC, termasuk produksi, manufaktur, keuangan, dan teknik. Mereka memiliki akses ke data produksi, anggaran biaya, teknologi produksi, dan pengalaman kerja.

Goals Perusahaan:

  • Menurunkan biaya produksi untuk meningkatkan marjin keuntungan.
  • Meningkatkan efisiensi proses produksi.
  • Mempertahankan kualitas produk yang tinggi.
  • Meningkatkan daya saing di pasar otomotif.

Langkah-langkah Problem Solving:

1. Pengumpulan Data

Tim mulai dengan mengumpulkan data terkait produksi, termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja, mesin, dan proses produksi. Mereka juga membandingkan data biaya dengan periode sebelumnya untuk mengidentifikasi tren peningkatan biaya.

2. Analisis Faktor Eksternal

Selain itu, tim juga menganalisis faktor eksternal yang dapat memengaruhi biaya produksi, seperti fluktuasi harga bahan baku atau perubahan peraturan industri.

3. Brainstorming Penyebab Potensial

Setelah data terkumpul, tim melakukan sesi brainstorming untuk mengidentifikasi penyebab potensial peningkatan biaya produksi. Ini bisa mencakup masalah dengan efisiensi mesin, pemeliharaan yang kurang tepat waktu, pemborosan bahan baku, atau ketidaksempurnaan dalam rantai pasokan.

4. Mencari Solusi

Setelah identifikasi penyebab potensial, tim mulai mencari solusi yang sesuai. Ini mungkin melibatkan perbaikan dalam proses produksi, otomatisasi, investasi dalam teknologi baru, atau perubahan dalam pengelolaan rantai pasokan.

5. Implementasi Solusi

Solusi yang dipilih kemudian diimplementasikan dalam produksi. Tim memastikan bahwa semua departemen terlibat dalam perubahan yang diperlukan.

6. Pemantauan Hasil

Setelah perubahan diimplementasikan, tim memantau hasilnya secara teratur. Mereka membandingkan biaya produksi setelah implementasi dengan sebelumnya dan melihat apakah ada penurunan yang signifikan. Jika solusi yang dipilih tidak memberikan hasil yang diharapkan, tim akan kembali ke langkah sebelumnya untuk mencari pendekatan yang berbeda.

Dalam kasus ini, problem solving membantu Perusahaan ABC untuk mengatasi permasalahan biaya produksi yang signifikan dan meningkatkan efisiensi proses produksi. Dengan mengidentifikasi penyebab dan mengambil tindakan yang tepat, perusahaan dapat mempertahankan profitabilitasnya, meningkatkan daya saing di pasar otomotif, dan memastikan kualitas produk tetap tinggi.

Related posts:

  • Mengenal Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
  • Kriteria dan Metode Dalam Mencari Supplier (Pemasok)
  • Upaya Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development)
  • Jurusan APHP/APHPI

Leave a Comment Cancel Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami

Logo

Chapter Berikutnya:

Consumer Decision Making Process: Jenis dan Tahapannya

customer decision making process

Sebelum membeli sebuah produk, seorang pelanggan perlu memperhitungkan perbandingan antara biaya dan manfaat yang akan mereka peroleh dari pembelian tersebut. Pelanggan dapat melakukan consumer decision making process untuk mempermudah kegiatan perhitungan dan analisis tersebut.

Consumer decision making process memiliki banyak fungsi dan manfaat bagi para pelanggan yang hendak membeli sebuah produk. Proses ini mampu membantu konsumen dalam mengurangi risiko pembelian yang tidak efektif sehingga kepuasan mereka terhadap perusahaan tersebut dapat meningkat

Selain itu, consumer decision making process juga dapat membantu konsumen dalam menentukan pilihannya dalam membeli produk sehingga mereka dapat menghemat waktu dan uang mereka. Artikel ini akan membahas proses ini secara lebih lanjut dan bagaimana cara untuk menerapkannya.

proses penentuan keputusan konsumen meliputi dan untuk melakukan proses penentuan keputusan pelanggan mulai dari dan dapat mengoptimalkan proses penjualan dengan analisis yang lengkap dan akurat

DemoGratis

Pilih daftar isi

Apa itu Consumer Decision Making Process ?

Consumer decision making process adalah sebuah kegiatan bagi para konsumen dalam membuat pilihan terhadap produk yang akan mereka beli. Dalam proses ini, perusahaan memberikan bantuan kepada konsumen dalam mengidentifikasi barang yang ingin mereka beli, mengumpulkan informasi terkait barang tersebut, dan menentukan pilihan alternatif.

Proses ini memiliki peran yang penting bagi perusahaan, karena dapat memberikan pengaruh terhadap kegiatan penjualan dan keuntungan yang mereka peroleh. Untuk dapat mempermudah proses penentuan keputusan ini, perusahaan perlu membuat sebuah strategi yang tepat.

Perusahaan harus melakukan hal ini agar dapat mengetahui produk-produk apa saja yang memiliki peminat paling banyak sehingga hasil penjualan dapat meningkat secara signifikan. Agar dapat mendapatkan informasi tadi dengan baik, perusahaan dapat melakukan berbagai hal seperti riset pasar, kampanye pemasaran, dan berbagai metode lainnya.

Jenis Consumer Decision Making Process

Keputusan

Terdapat beberapa jenis consumer decision making process yang dapat diterapkan oleh perusahaan guna membulatkan keyakinan pelanggan untuk membeli produk mereka. Perusahaan harus mampu menggunakan masing-masing jenis proses ini tergantung dengan situasi yang dialami oleh pelanggan. Berikut merupakan jenis-jenis proses penentuan keputusan konsumen:

1. EPS ( Extensive Problem Solving )

Pertama, dalam membantu pelanggan membuat keputusan pembelian produk, perusahaan dapat menggunakan metode Extensive Problem Solving (EPS). Metode ini memiliki target konsumen yang menemukan produk baru dan belum pernah mereka ketahui sebelumnya.

Dalam melaksanakan extensive problem solving , bagian sales lead umumnya akan menghabiskan banyak waktu untuk mencari informasi terkait produk tersebut sebelum menentukan keputusan. Salah satu produk yang memerlukan waktu lama untuk memperoleh informasi terkait adalah barang mahal, contohnya adalah mobil dan rumah.

2. LPS ( Limited Problem Solving )

Kedua, perusahaan dapat menggunakan metode Limited Problem Solving (LPS) untuk membantu kegiatan consumer decision making process . Perusahaan menggunakan metode ini bila sales lead atau prospek pelanggan sudah memiliki pandangan seputar yang mereka inginkan dari sebuah produk.

Dalam metode limited problem solving , calon konsumen sudah mengetahui produk mana yang akan mereka beli. Hal ini karena para calon konsumen sudah memiliki pengalaman dan informasi yang cukup terkait produk tersebut. Mereka akan melakukan perbandingan dengan produk dari brand lain untuk menentukan mana yang terbaik.

3. RRB ( Routinized Response Behavior )

Ketiga, perusahaan juga dapat menggunakan metode Routinized Response Behavior (RRB). Metode RRB merupakan metode yang paling sering terjadi dalam aktivitas bisnis perusahaan karena produk-produk yang hendak dibeli oleh para konsumen sudah terkenal di masyarakat luas.

Para konsumen sudah mengenal produk-produk ini karena sudah memiliki identitas brand , brand image , serta reputasi merek yang baik. Hal-hal tersebut menyebabkan konsumen tidak perlu berpikir dan mempertimbangkan banyak hal untuk membeli produk tersebut karena sudah tenar di mata publik secara positif.

Baca juga: Kenali Fitur CRM dan Kegunaannya untuk Perusahaan Anda

download skema harga software erp

Lima Tahapan Consumer Decision Making Process

Consumer decision making process memerlukan beberapa tahap. Setiap tahap harus dilakukan dengan baik dan berkesinambungan  agar perusahaan dapat menerapkannya secara efektif serta dapat membawa kepuasan bagi para konsumen. Berikut merupakan tahap-tahap dalam melakukan proses penentuan keputusan pelanggan:

1. Tahap pengenalan ( awareness )

Pertama, dalam melakukan customer decision making process , sales lead perlu memperkenalkan produk-produknya kepada calon konsumen dengan cara branding . Selain itu, pihak sales juga dapat melakukan kampanye  penjualan secara langsung ataupun melalui media sosial.

Contoh kegiatan pengenalan yang dapat perusahaan lakukan kepada para pelanggannya adalah dengan mengadakan pengiklanan terkait produknya. Di iklan ini, perusahaan dapat menjelaskan spesifikasi produk dan mengunggahnya ke beberapa media agar dapat menjangkau banyak pelanggan.

2. Tahap mencari informasi ( research )

Kedua, setelah mengenali produk yang ingin dibeli secara umum, maka pelanggan akan lanjut ke tahap berikutnya, yaitu tahap pencarian informasi. Di tahap ini, pelanggan akan menggali informasi lebih lanjut lagi agar mereka dapat menyesuaikan spesifikasi produk dengan kebutuhannya.

Untuk mencari informasi terkait produk keinginannya, para konsumen dapat melakukannya dengan mudah melalui berbagai media. Contohnya adalah dengan menggunakan search engine seperti Google. Selain itu, agar dapat memudahkan pelanggan dalam mencari informasi, pihak sales leads juga dapat mengunggah konten seputar spesifikasi dan keunggulan produk ke media sosial.

3. Tahap pertimbangan ( consideration )

Ketiga, para pelanggan dapat melakukan tahap pertimbangan setelah selesai mengetahui produk mana yang ingin mereka beli beserta informasi-informasi detailnya. Umumnya, para konsumen akan membuat perbandingan antara produk yang ingin dibeli dengan produk dari brand lain.

Terdapat beberapa komponen yang menjadi bahan pertimbangan para pelanggan dalam menentukan pilihan produknya. Beberapa di antaranya adalah fungsionalitas, kualitas produk, harga, dan desain. Agar dapat menarik hati pelanggan, pihak sales dapat menonjolkan kelebihan produk ketimbang milik kompetitor.

4. Tahap pembelian ( conversion )

Keempat, tahap pembelian merupakan tahap di mana para calon pelanggan akan melaksanakan transaksi pembelian produk. Setelah transaksi pembelian selesai dan pelanggan mendapatkan produknya, maka perusahaan dapat mengkonversinya menjadi konsumen.

Tahap ini merupakan hasil akhir dari keseluruhan tahap yang telah terlaksana oleh perusahaan dari awal. Sebelum mengakhiri tahap pembelian, perusahaan dapat menerapkan beberapa strategi untuk mempengaruhi proses ini. Salah satunya adalah dengan memberikan user experience yang baik.

5. Tahap evaluasi dan repeat purchase

Terakhir, setelah menyelesaikan keseluruhan tahap-tahap di atas, perusahaan perlu menjalankan kegiatan evaluasi. Tahap ini merupakan salah satu tahap penting bagi perusahaan untuk meningkatkan penjualan di masa depan. Melalui evaluasi, perusahaan dapat mengetahui kekurangan dari kegiatan penjualan dan dapat memperbaikinya melalui berbagai solusi.

Apabila hasil evaluasi menyebutkan bahwa penjualan produk sudah sesuai rencana dan memenuhi kepuasan konsumen, maka perusahaan akan kembali menjualnya. Terdapat kemungkinan bahwa dari penjualan ulang ini akan menarik konsumen yang sama sehingga mereka dapat menjadi pelanggan setia dan meningkatkan angka retensi.

Manfaatkan Consumer Decision Making Process sebagai Peluang Penjualan dengan HashMicro CRM Software

Consumer decision making process memiliki fungsi untuk meningkatkan engagement rate para pelanggan terhadap suatu perusahaan. Selain itu, proses ini juga merupakan metode bagi perusahaan untuk meningkatkan peluang penjualannya kepada konsumen. Agar dapat melakukan kegiatan ini dengan mudah, perusahaan dapat menggunakan  software CRM dari HashMicro.

Salah satu software CRM yang dapat perusahaan gunakan adalah HashMicro CRM Software .  Aplikasi ini dapat mengoptimalkan kegiatan penjualan, serta dapat melakukan analisis yang lengkap dan akurat. Aplikasi ini juga memungkinkan penggunanya melacak produk dan melihat riwayat transaksinya dengan mudah.

Consumer decision making process adalah sebuah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk membantu para calon pelanggannya mengetahui produk yang hendak mereka beli. Tujuan utama dari proses ini adalah untuk meyakinkan para calon konsumen untuk membeli produk-produknya. 

Agar dapat melaksanakan keseluruhan proses ini dengan baik, Anda dapat menggunakan Software CRM HashMicro. Perangkat ini mampu mengelola cash flow perusahaan Anda dengan teratur. Daftarkan perusahaan Anda dan dapatkan demo gratis serta banyak keuntungan lainnya sekarang juga!

CRMSales

  • cara kerja consumer decision making process
  • consumer decision making process
  • menentukan pilihan konsumen

CRM

4 dari 5 Perusahaan Beralih ke ERP HashMicro Setelah Mencoba Demo Gratis

10 rekomendasi restaurant billing software terbaik untuk bisnis tahun 2024, manfaat fsn analysis bagi bisnis dan strategi menjalankannya, pentingnya recipe management software untuk bisnis f&b, tentang kami.

Hashmicro Penyedia solusi ERP dengan rangkaian software terlengkap untuk berbagai jenis industri, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan setiap bisnis.

LAYANAN ERP

  • Construction
  • Engineering
  • Manufacturing
  • Procurement

HUBUNGI KAMI

© BusinessTech by Hashmicro

tahapan terakhir dalam proses problem solving & decision making adalah

Lebih mudah kembangkan bisnis dengan sistem ERP dari HashMicro

Kami Bangga Menjadi Bagian dari Kisah Sukses Anda

Terus mengembangkan produk-produk yang dapat menyederhanakan proses bisnis dari berbagai lini industri di Indonesia adalah prioritas kami.

Dipercaya oleh

tahapan terakhir dalam proses problem solving & decision making adalah

Daftar Sekarang untuk Mulai Demo Software ERP HashMicro GRATIS!

IMAGES

  1. Phases of problem solving and decision making processes [2, 3, 4

    tahapan terakhir dalam proses problem solving & decision making adalah

  2. Mengenal Proses Problem Solving di Dunia Kerja

    tahapan terakhir dalam proses problem solving & decision making adalah

  3. Problem Solving Flow Chart

    tahapan terakhir dalam proses problem solving & decision making adalah

  4. Problem Solving Apa itu Masalah Mengapa masalah perlu

    tahapan terakhir dalam proses problem solving & decision making adalah

  5. PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)

    tahapan terakhir dalam proses problem solving & decision making adalah

  6. Pengertian Pemecahan Masalah (Problem Solving) dan Tahapan Pemecahannya

    tahapan terakhir dalam proses problem solving & decision making adalah

VIDEO

  1. PPL 1 PPG dalam Jabatan, Problem Based Learning, Novianti E'pong

  2. Biovarnish Wood Stain + Clear Coat

  3. MEMPELAJARI PROSES REALISASI MELALUI PASAL 8 ISO 9001

  4. Critical Thinking Skills for Turbulent Times

  5. Transparency, Inspection, and Adaptation in SCRUM #fullvideo

  6. JANGAN TONTON KALAU TAK MAU BERBAKTI

COMMENTS

  1. Problem Solving: Pengertian, Proses, dan Metodenya

    Dalam prosesnya, ada empat tahapan dasar problem solving, yakni: 1. Mengidentifikasi Masalah. Langkah pertama dalam proses problem solving adalah mendefinisikan sebuah masalah berdasarkan gejala yang ada. Pasalnya, sebuah masalah biasanya dipengaruhi oleh berbagai faktor. ... Terakhir, metode ini digunakan untuk menganalisis setiap elemen dari ...

  2. Problem Solving: Arti, Manfaat, Proses, dan Contohnya di Dunia Kerja

    Contoh 1: Deadline mepet dan beban kerja banyak. Salah satu contoh problem solving yang akan sering kamu jumpai di dunia profesional adalah tugas yang menumpuk dengan tenggat waktu berdekatan. Jika kamu berada dalam situasi ini, jangan panik dulu. Pertama, tarik napas agar kamu bisa berpikir dengan jernih.

  3. Problem Solving: Tahapan, Strategi dan Cara Meningkatkannya

    Problem solving adalah salah satu bagian dari proses berpikir untuk memecahkan permasalahan Yuk simak caranya. ... Langkah terakhir yang paling penting dalam tahapan problem solving adalah memikirkan dan mendefinisikan kembali masalah dan solusinya dari waktu ke waktu. Individu yang pandai memecahkan masalah termotivasi untuk meningkatkan ...

  4. 7 Langkah Penting Dalam Problem Solving Process

    Tahapan ini sebagai jawaban hipotesis atas opsi solusi yang tadinya telah disaring. 7. Lakukan Evaluasi. Evaluasi ini perannya cukup penting untuk dilakukan. Setelah melakukan berbagai proses, kamu perlu lakukan evaluasi untuk menilai efektivitas dari solusi yang sudah dilakukan untuk penyelesaian masalah.

  5. 7 langkah penting dalam proses pengambilan keputusan

    Langkah 5: Pilih dari sejumlah alternatif. Langkah selanjutnya adalah mengambil keputusan akhir. Pertimbangkan semua informasi yang telah dikumpulkan dan pengaruh keputusan ini terhadap setiap pemangku kepentingan. Terkadang, keputusan yang tepat bukan salah satu dari alternatif, tapi gabungan beberapa alternatif.

  6. Mengenal Proses Problem Solving di Dunia Kerja

    Namun, ada beberapa perbedaan utama antara problem solving dan project based learning, yaitu: 1. Scope (Ruang Lingkup) Problem solving biasanya lebih works untuk penanganan masalah atau tantangan yang bersifat spesifik sehingga proses pengerjaannya pun cenderung lebih singkat. Sementara itu, project based learning lebih banyak digunakan untuk ...

  7. Apa Itu Problem Solving? Manfaat, Tahapan, dan Cara Meningkatkannya

    Selanjutnya, adalah tahapan yang terakhir dari proses problem solving, yakni menyusun strategi, mendiskusikannya dengan anggota tim lainnya, serta menerapkan solusi yang telah dipilih bersama. Tidak hanya fokus dalam pengambilan solusi yang kamu pilih, kamu juga harus tetap mencari hasilnya dan keuntungannya buat kamu bahkan tim.

  8. Apa itu Decision Making? Pengertian dan contoh 2024

    Tahapan Decision Making Berikut tahapan dalam proses decision making yang efektif dirangkum dari berbagai sumber: Mengidentifikasi keputusan yang harus dibuat: langkah pertama adalah mengenali masalah atau peluang untuk perubahan. Penting untuk memahami secara detail masalah yang dihadapi agar tahu persis apa yang harus diputuskan.

  9. 8 Langkah Problem Solving (1)

    Email Print. Berikut adalah 8 Langkah Problem Solving menurut Newman dalam bukunya Problem Solving for Result. Langkah Problem Solving 1: Identify the problem. Tahap ini adalah tahap yang paling penting dalam Langkah problem solving karena hasil akhir dari proses ditentukan pada tahap ini. tahap inilah yang menentukan apakah penyelesaian ...

  10. Apa Itu Problem Solving? Ini Pengertian, Tujuan, & 5 Metodenya

    Setelah memahami apa itu problem solving dan tujuannya, di bawah ini terdapat beberapa tahapan untuk menerapkan metode problem solving.Jika Anda merasa belum punya skill problem solving mumpuni, cara-cara di bawah ini dapat membantu Anda berlatih.. 1. Mendefinisikan Masalah. Tahapan pertama problem solving adalah dengan mendefinisikan, mengurai, dan menyusun kembali satu per satu masalah pokok ...

  11. 7 Strategi Pemecahan Masalah Yang Efektif (Problem Solving) Untuk

    Question: Apa saja 4 tahapan dalam penyelesaian masalah? Ada empat tahapan dalam penyelesaian masalah. Pertama, memahami masalah. Kedua, membuat rencana penyelesaian. Ketiga, melaksanakan rencana penyelesaian. Terakhir, mengevaluasi semua langkah yang telah dilakukan. Polya (1973: 5) menyatakan bahwa inilah tahap-tahap penting dalam pemecahan ...

  12. Cara Menerapkan Problem Solving dan Decision Making

    Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan dalam menerapkan problem solving dan decision making. 1. Identifikasi Masalah. Tahap pertama dalam menghadapi tantangan adalah dengan mengidentifikasi masalah secara jelas. Penting untuk dapat merumuskan masalah dengan tepat, menetapkan parameter yang terlibat, dan memahami dampaknya terhadap tujuan ...

  13. Problem Solving (Pemecahan Masalah)

    Menurut Uno (2014, hlm. 134) problem solving adalah kemampuan untuk menggunakan proses berpikir dalam memecahkan masalah dengan mengumpulkan fakta, menganalisis informasi, penyusunan alternatif solusi, serta memilih solusi masalah yang lebih efektif. Artinya problem solving merupakan pencarian solusi melalui proses berpikir yang sistematis.

  14. Problem Solving: Arti, Proses, Contoh, Manfaat, dan Tips ...

    Contoh Problem Solving. Berikut adalah beberapa contoh kasus yang sering terjadi di dunia kerja di mana kemampuan problem solving sangat dibutuhkan. 1. Menyelesaikan komplain pelanggan. Di kasus ini, jelas sebagai seorang profesional, kamu harus memikirkan bagaimana langkah-langkah menyelesaikan masalahnya.

  15. Apa Itu Problem Solving & Decision making?

    Identifikasi Masalah. Langkah pertama dari problem solving adalah identifikasi masalah. Tujuannya adalah supaya masalah tersebut tidak terulang kembali (corrective action). 2. Analisa. Langkah kedua adalah menganalisa masalah. Temukan root cause (akar permasalahan) dari permasalahan tersebut. Mengambil Keputusan.

  16. Problem Solving: Langkah Cepat atasi Semua Kesulitan dalam Bisnis

    Ada berbagai proses / tahapan di dalam problem solving cycle yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan masalah, yaitu: Gambar 1. Problem Solving Cycle . Identifying and Selecting Problem (Mendefinisikan dan menentukan masalah yang ada) Tahap pertama di dalam problem solving cycle adalah mendefinisikan masalah yang ada. Cari tahu apa yang ...

  17. Apa itu Problem Solving? Manfaat dan Penerapannya

    Delapan berikut adalah manfaat utama dari memiliki kemampuan menyelesaikan masalah yang perlu kamu tau: 1. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah. Manfaat utama problem solving adalah kemampuan untuk mengatasi masalah dengan lebih efektif. Seseorang yang telah memiliki kemampuan pemecahan masalah akan dapat menghadapi tantangan dengan lebih ...

  18. Sony's Approach to Problem Solving and Decision-Making ...

    Decision making dan problem solving merupakan keterampilan yang sangat penting untuk perkembangan bisnis berkelanjutan. Sebagai perusahaan yang terdepan dalam inovasi, Sony saat ini mulai ...

  19. Pengambilan Keputusan (Decision Making)

    Menurut Kotler (2000:223), tahapan proses pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: Identifikasi masalah. Dalam hal ini diharapkan mampu mengidentifikasi masalah yang ada di dalam suatu keadaan. Pengumpulan dan penganalisis data. Pengambil keputusan diharapkan dapat mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat membantu memecahkan masalah ...

  20. Prinsip Dasar Memecahkan Masalah (Problem Solving)

    Intinya, ada 4 hal yang wajib kita lakukan jika kita ingin memecahkan masalah: 1. Memahami situasi atau mendefinisikan masalah dengan baik (understand the situation) Banyak orang yang tidak bisa memecahkan masalah karena tidak bisa mendefinisikan masalah yang dihadapi dengan baik. Misalnya, "Saya tidak bisa mendapatkan nilai 80 di kelas ...

  21. Contoh Studi Kasus Problem Solving, Tahapan, Dan Skill Set Yang

    Pendekatan problem solving adalah suatu metode yang memungkinkan individu atau tim untuk mencari solusi dengan lebih efisien. Dalam era dinamis saat ini, kemampuan problem solving telah menjadi salah satu kunci sukses di dunia kerja. Tidak hanya relevan bagi pemimpin dan manajer, tetapi juga bagi setiap individu yang ingin meraih kesuksesan karier. Salah satu hal yang … Contoh Studi Kasus ...

  22. Consumer Decision Making Process: Jenis & Tahapannya

    Consumer decision making process memerlukan beberapa tahap. Setiap tahap harus dilakukan dengan baik dan berkesinambungan agar perusahaan dapat menerapkannya secara efektif serta dapat membawa kepuasan bagi para konsumen. Berikut merupakan tahap-tahap dalam melakukan proses penentuan keputusan pelanggan: 1. Tahap pengenalan (awareness) Pertama ...

  23. PDF Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan Oleh SDM

    Gambar 1. Kaitan problem solving dan decision making (Wood et al, 1998, p. 532) Problem solving Decision making Menurut Robbins (2001), setiap orang memerlukan problem-solving dan decision making skills agar "dapat mengidentifikasi persoalan, mencari dan memperoleh alternatif,